‘Ck!’ Hideyoshi mengumpat kesal sambil menarik kembali kedua belatinya. Perasaannya bercampur aduk, membuatnya bimbang.
"Aku tidak bisa membunuh rekan satu Timku hanya karena iri! Jika aku melakukannya, maka aku tidak pantas menjadi pemimpin!"
Hideyoshi menyingkirkan kakinya dari kepala Kalyan. “Aku tidak akan pernah membunuhmu,” jawabnya dingin.
“Itu berarti kau adalah seorang pecundang!” maki Kalyan murka. “Seseorang yang tidak bisa membunuh musuh adalah pecundang!”
“Tetapi kau bukanlah musuhku.”
Kalyan terbelalak, tak menyangka kalimat itu akan keluar dari mulut Hideyoshi.
Keduanya saling bertatapan. Sekilas mereka bernostalgia pada momen-momen saat dimana telah mereka lalui bersama.
“Jika kau tetap tidak bisa menerima keputusanku, aku terpaksa menyegelmu.”
Kalyan berteriak murka, “Beraninya kau melakukannya itu padaku!”
“Itu demi umat manusia.” sela Hideyoshi bijaksana. “Lagi pula, motivasimu menjadi pemimpin hanya karena istrimu, bukan lahir dari hatimu.”
“Omong kosong! Itu bukan masalah! Apa pun motivasinya, aku akan menjadi pemimpin!”
Hideyoshi mendengus berat, lelah. “Kau benar-benar tidak mengerti. Menjadi seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan luar biasa. Sayangnya, kau tidak mempunyai itu.
“Aku mengakui bahwa kekuatanmu lebih hebat dari padaku, tetapi kecerdasanku lebih unggul darimu. Aku yakin kau sudah memahami kalimat ini selama menjadi prajurit, "Kekuatan tanpa kecerdasan tidak akan menghasilkan kemenangan". Sekarang sudah terbukti pada pertarungan pertama dan terakhir kita.” Dia tersenyum penuh arti.
“Kecerdasanku telah membuktikan bahwa aku pantas menjadi seorang pemimpin.”
Kalyan menggeram murka, tetapi tak bisa menyangkal perkataan Hideyoshi.
“Maafkan aku … Teman.” Hideyoshi tersenyum kecil sebelum dia menyegel Kalyan.
Kalyan tertawa terbahak-bahak, membuat Hideyoshi mengernyit.
“Apa yang lucu?”
“Apakah aktingku bagus sampai berhasil menipumu?”
Alis Hideyoshi bertaut. “Apa maksudmu?” Perasaannya mendadak tak enak.
“Aku adalah Kalyan … Si Penghancur Mutlak! Aku tidak akan kalah semudah itu, Bodoh!”
Hideyoshi hanya menganggap itu bualan Kalyan semata yang terlahir dari keputusasaan. “Aku salut padamu karena kau masih sempat menyombongkan diri saat kau akan mati,” ejeknya. “Tetapi, kenyataannya kau sudah kalah, Kalyan. Akui saja.”
“Kau terlalu cepat menyimpulkan, Hideyoshi!”
KRAK! KRAK!
Suara retakan menggema di ruang dimensi itu. Hideyoshi spontan mendongak ke atas. Dinding cahaya itu retakan oleh sesuatu yang menghantam begitu keras.
"Mustahil! Apa yang terjadi? Bagaimana bisa dinding cahayaku bisa ditembus!?"
BRUK!
Dinding cahaya itu seketika hancur saat satu monster bayangan hitam menonjok dinding itu dengan kepalan tangannya.
Kalyan langsung bangkit berdiri sambil tertawa jahat. “Aku tidak sebodoh yang kau kira, Hideyoshi. Aku sudah tahu tentang kelemahan kekuatanmu ini. Dinding ini memang tidak bisa dihancurkan dari dalam, tetapi tidak sebaliknya. Ia bisa dihancurkan dari luar. Karena itu, aku menyembunyikan kloning monsterku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood Judgement I : Zero
ActionNovel ini mempunyai kontrak eksklusif dengan Noveltoon. Link : https://noveltoon.mobi/id/share/3938200 Credits Penulis : 1. Syarif22 2. Varjomies 3. Rayi