Chapter 33

0 0 0
                                    

Meski dunia terlihat memiliki banyak celah dan banyak manusia beranggapan Dewa bisa datang berkunjung, nyatanya Dewa tidak bisa datang begitu saja. Jika tidak memanfaatkan pengendalian oleh Energi korosi, teknologi yang gadis itu ciptakan bisa menghancurkan tatanan dunia. Tujuan awal tuhan adalah ingin agar makhluk surgawi bisa mengalahkan umat manusia.

Tapi yang terjadi justru sebaliknya, manusia telah bisa mengalahkan energi korosi, rencananya tidak berjalan sesuai keinginannya untuk mengosongkan planet ini agar menghancurkan alam semesta.

Kekuasaan entitas asing itu bisa menyerap semua energi korosi. Hanya dalam sekejap saja dia tidak berada di suatu dimensi. Dia mempertimbangkan harus melakukan apa agar manusia bisa merasakan aura kehancuran dunia ini. Yang pasti, dia hanya mengawasi seluruh dunia dalam genggaman nya.

HAMPARAN LUAS - NEGARA FILIPINA

Saat ini suasana di sekitar mulai terasa menegang. Masih banyak valkries yang sedang dievakuasi oleh Shreya. Meski begitu, area sekitar sangat luas karena keberadaan monster phoenix.

Alter ego Akio dan Audrey secara bersamaan mempersiapkan kuda-kudanya. Diam-diam Audrey melakukan serangan yang bisa mengecoh lawan. Namun serangan itu tidak membuat alter ego Akio terkecoh oleh gadis di hadapannya untuk kedua kalinya.

Pukulan langsung di terima oleh alter ego, dia dengan mudah menangkisnya. Tanpa terduga, sebuah senjata menancap di kedua kakinya. Dia benar-benat tidak sadar jika lawan akan melemparkan belati dengan sangat cepat sehingga gerakannya tidak ditemukan oleh lawannya yang melakukan perlawanan tanpa harus membunuhnya.

"Sial! Aku tidak akan lengah lagi." Ucap Alter ego dalam hati.

Dia menyerap energi dengan cepat lalu melontarkannya ke arah Audrey dengan kecepatan kilat.

Untung saja Audrey masih memiliki kesempatan untuk melihat musuh di depannya melancarkan serangan kepadanya. Dengan cepat dia pun menembakkan kedua pistolnya dan mulai maju kedepan dengan bela diri khusus yang di ajarkan oleh ayahnya.

Serangannya menggunakan jurus bela dirinya bisa di tangkis oleh alter ego Akio. Meski begitu, gerakan Audrey dimaksudkan untuk bisa memaksimalkan kelincahan agar bisa menjatuhkan musuh di depannya hingga pingsan.

Serangan itu membuatnya tidak bisa mengatakan apapun lagi. Dia tidak sempat menangkis gerakan bela diri gadis di hadapannya, sehingga terpaksa dia harus mengeluarkan sebuah tombak yang berasal dari Sekumpulan energi korosi.

"Huff... Huff... " nafas memburu terdengar dari audrey yang kelelahan. Tanpa dia sadari serangan tombak diam-diam dikirim oleh musuh.

Dengan tergesa-gesa Audrey senang masih sempat mengindari serangan itu. Jika tidak, kemungkinan dia tidak akan bisa membangunkan Akio Graham yang di kendalikan oleh musuh.

"Aku harus memikirkan sesuatu begitu kembali magang," pikir Audrey dengan kewaspadaan tinggi terhadap lingkungan di sekitarnya.

"Akio, bagaimana bisa kau menjadi seperti ini? Apa yang harus kulakukan agar bisa membuatmu sadar?! Akio!" Jerit Audrey dalam hati.

Kemudian tiba-tiba dia merasakan aura itu mulai terasa kuat dan semakin kuat. Seakan-akan sesuatu yang buruk akan terjadi pada orang yang dia percayai.

Kedua pistol miliknya mulai dia gabungkan menjadi satu.

"Flame greatsword: Open"

Mantra Audrey mulai merubah dua pistolnya menjadi Pedang Besar berapi-api. Kobaran Api terus menjilati udara disekitarnya seperti api neraka jahanam yang sangat panas dan akan menghanguskan apapun yang disentuhnya. Audrey merasakan tangannya seolah terbakar. Tapi, dia terpaksa melakukan hal ini demi orang yang dia percayai.

The Blood Judgement I : ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang