Alter Egoku melayang dan melompat kesana kemari hanya untuk mempermainkan monster buas emperor yang memiliki ukuran super besar, dia jelas tidak berminat menghadapi monster dengan ukuran kecil ataupun biasa.
Saat alter egoku melihat valkries datang ke sini untuk membantu melawan para monster berukuran kecil, seketika senyumnya menjadi penuh makna, seolah-olah terhibur karena akan mendapatkan tontonan yang menarik.
Tiba-tiba keinginan alter egoku untuk mempermainkan mereka meningkat karena merasa bisa leluasa mengganggu mereka. Dengan sengaja dia pun mengeluarkan sebuah senjata lalu melemparkannya ke arah gerombolan para valkries yang datang ke medan pertempuran.
***
Para Valkries datang untuk membantu pria tersebut melawan monster, tapi kenyataannya justru pria tersebut berniat untuk mempermainkan para Valkries. Dia memulai permainan dengan menembakkan panah api dan batu api yang menciptakan suasana layaknya di neraka. Meski begitu, para Valkries berusaha agar tidak lengah dan bertahan dengan menggunakan senjata mereka masing-masing.
Ketika seorang valkries yang sudah berada di pinggiran wilayah monster terbesar dan berencana mencoba melawan salah satu musuh kecil, tanpa sengaja mereka melihat tembakan panah dan Api ke arah mereka. Salah satu valkries mencoba menggunakan senjata miliknya untuk menciptakan pertahanan.
"Para valkries, kita harus berpencar!" Teriak Komandan Valkries Emilia.
"Tim A akan berada di Selatan dan Tim B akan berada di Barat daya!" Imbuhnya lagi.
"Komandan Shreya!" Panggilnya sambil mengedarkan pandangannya.
"Hmm?" Shreya menoleh ke arah Emilia sembari melawan monster dengan menggunakan senjata miliknya. "Ada apa? Kau jangan membuat aku mengalihkan perhatian!” teriak Shreya keras dengan ketidakpuasan yang tidak disembunyikan.
"Shreya, kamu akan bekerja sama denganku untuk menghadapi monster besar itu!"
"Kau sudah gila? itu namanya bunuh diri!"
"Aku punya rencana yang akan efektif untuk melawannya!" teriak Emilia keras.
"Baiklah, aku akan ke sana untuk mendengarkan rencanamu!" ucap Shreya sembari berusaha menghindari monster buas emperor dan menuju ke tempat Emilia berada.
Beberapa saat kemudian Shreya pun sampai ditempat Emilia berada. Tanpa penundaan, Shreya menyusul Emilia yang sudah menyerang monster buas emperor berukuran super besar. Mereka berdua bekerjasama dengan sangat baik untuk membunuh monster itu demi menyelamatkan umat manusia. Tanpa sengaja Shreya melihat dengan jelas anak kecil barusan seperti melayang dalam posisi duduk.
Shreya begitu penasaran sangat ingin mendekatinya saat ada Emilia yang sedang menahan monster besar lainnya. Kemungkinan untuk bisa mendekati Akio akan lebih kecil jika ada monster yang menghalanginya.
"Bagaimana caranya agar kita bisa melewati kerumunan para monster?" Tanya Shreya.
"Tenang saja, aku punya ide dan juga kita harus percaya pada takdir."
Emilia pun membisikan sesuatu ke telinga Shreya untuk memberitahukan rencananya.
"Rencananya adalah kamu harus melawannya di awal dan kemudian aku akan berada dibelakangmu untuk melakukan serangan gabungan." Jelas Emilia.
"Tapi itu sangat beresiko!" Sahut shreya.
"Kita berdua harus melakukannya." Tandas Emilia dengan tegas sembari mengepal Tangan ke dadanya.
"Tunggu sebentar, aku benar-benar tidak setuju dengan rencana yang kau buat. Itu jelas adalah tindakan bunuh diri. Kita berdua tahu pasti jika ada korban, itu pasti aku!" jawab shreya dengan keras dan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood Judgement I : Zero
ActionNovel ini mempunyai kontrak eksklusif dengan Noveltoon. Link : https://noveltoon.mobi/id/share/3938200 Credits Penulis : 1. Syarif22 2. Varjomies 3. Rayi