Kereta kuda itu berjalan selama setengah hari lebih sebelum berhenti di sebuah kota.
Cleon dan pria berjubah hitam itu turun disebuah rumah makan yang cukup ramai. Beberapa orang bersih dipersilahkan masuk. Namun ketika ada orang yang terjangkit wabah, bahkan jika pakaiannya terlihat mahal selayaknya bangsawan kelas satu, tetap saja pemilik restoran melarangnya masuk atau pengunjung lain bisa membakar restoran jika terjangkit sesuatu.
Cleon dan pria berjubah hitam itu masuk dengan lancar dan memesan makanan.
Sepanjang perjalanan sebelum memasuki kota, mereka kerap menemui rombongan pengungsi. Mayoritas pengungsi adalah warga miskin yang terjangkit wabah. Pengungsi itu di awasi oleh para dokter untuk di obati dan Tempat tinggal mereka sudah terkorosi oleh energi korosi sampai para dokter membakarnya sehingga tidak bisa di tinggali.
Tentu saja mereka tidak akan pernah diijinkan melewati gerbang untuk memasuki kota. Bagaimanapun, warga kota yang terjangkit penyakit jika bertemu petugas prajurit kerajaan maka akan dikeluarkan dari kota. Jadi sangat mustahil bagi orang malah yang terjangkit diluar kota bisa melewati gerbang.
Pada akhirnya mereka hanya bisa menunggu belas kasihan warga kota yang baik untuk memberi mereka sedikit makan, atau menunggu kebaikan dari pihak kerajaan agar kota yang mereka tinggali untuk mengirimkan dokter kepada mereka.
Jika keduanya tidak mereka dapatkan, maka hanya ada kematian yang menanti. Mayat-mayat pembawa wabah itu akan menumpuk diluar kota dan menyebabkan virus mengendap diudara. Mengancam siapapun yang lewat akan terjangkit seketika.
Jika sudah begitu, maka pihak kerajaan memerintahkan para dokter agar kota yang terjangkit lebih parah bisa dilakukan pembakaran massal. Biasanya mereka hanya akan menyiramkan bensin dari atas tembok kota lalu melemparkan api. Tidak peduli apakah api itu akan membakar orang yang masih hidup atau tidak. Bagi orang yang berada didalam tembok kota, orang diluar tembok semua terjangkit penyakit dan harus mati.
“Apa kau sudah melihat bahwa umat manusia akan musnah dari muka bumi ini secepat kilat? Sekarang kematian massal mungkin hanya menghilangkan beberapa persen dari jumlah umat manusia. Namun jika laju kematian ini tidak ditekan, maka kurang dari sepuluh tahun kemudian manusia akan benar-benar musnah.” Ucap pria berjubah hitam itu.
Cleon menatap keluar jendela restoran dimana ada seorang pria yang terjangkit wabah segera diseret pergi oleh prajurit dan para dokter.
Melihat pakaian orang yang diseret itu, seharusnya dulunya adalah seorang pejabat yang sangat dihormati. Siapa yang menyangka jika merebaknya wabah ini akan membuatnya diperlakukan bak sampah menjijikkan.
“Apa yang ingin kau katakan?” tanya Cleon tanpa banyak fluktuasi pada ekspresinya.
Dia bisa berbelas kasih ketika orang meminta bantuannya. Namun dia juga bisa bersikap dingin pada orang yang tidak disukainya. Terutama yang menyakitinya dan orang-orang yang dipedulikannya.
“Aku ingin mengajakmu untuk melakukan sebuah penelitian demi menemukan cara termutakhir untuk menyelamatkan umat manusia. Cara ini bisa berupa senjata atau metode yang bisa mencegah munculnya binatang buas dan malaikat saat erupsi yang berniat melenyapkan peradaban umat manusia selanjutnya.” Sahut pria berjubah hitam itu.
“Bukankah yang paling tepat adalah menciptakan obat dan vaksin yang bisa membuat manusia tahan terhadap korosi?” ucap Cleon.
Pria berjubah hitam itu tertawa, “bahkan jika kau mencoba selama berjuta-juta tahun, kau tidak akan pernah bisa menemukan obat jenis apapun yang bisa mencegah korosi. Yang perlu kau lakukan adalah mencegah erupsi terjadi pada era ini agar Malaikat Dan monster buas tidak lahir serta tidak memperkuat ketahanan dan kekuatan mereka. Pencegahan untuk memotong akar penyebab utama dari bencana ini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood Judgement I : Zero
AksiNovel ini mempunyai kontrak eksklusif dengan Noveltoon. Link : https://noveltoon.mobi/id/share/3938200 Credits Penulis : 1. Syarif22 2. Varjomies 3. Rayi