Situasi saat itu begitu kacau. Kepanikan menyebar dihati semua orang. Keributan ada dimana-mana, menyebabkan situasi menjadi berantakan. Phoenix monster yang dihisap oleh alter ego Akio terlihat cukup besar dan mengesankan.
Terjadi kepanikan dimarkas pusat. Mereka semua berada dalam situasi yang begitu menegangkan. Oleh karena itu, alter ego Akio langsung memulai serangannya ke arah Utara setelah mengumpulkan semua energi korosi dan kemudian meledakannya. Kekuatan ledakan itu sama seperti Supernova. Dampak Ledakan tersebut mulai mendekati benteng pertahanan di China, membuat orang-orang penghuni benteng panik dan bergegas untuk menyelamatkan diri masing-masing. Dampak ledakannya bisa sangat merusak, seperti merobohkan dan meratakan gedung.
Akio yang berada di alam bawah sadar mulai bisa merasakan perasaan tidak nyaman.
"Kumohon! Berhenti! jangan lakukan itu lagi!" Teriak Akio histeris seraya menutup mata dan telinganya. Tidak sanggup melihat dan mendengar hal mengerikan seperti itu. Dia menangis dan memohon kepada alter ego untuk berhenti.
"Untuk apa kamu menangis? Pecundang!" Cela alter ego. "Bukankah ini semua sesuai keinginanmu?! Aku pikir kau selalu ingin menghancurkan dunia?"
"Tapi, bukan begini cara nya!" Akio yang tidak mau melihat pembantaian seperti waktu itu segera bersujud untuk memohon.
Namun, Alter ego tidak mau mendengarkan sama sekali bahkan ketika dia melihat ku permohonan. Justru semakin Akio memohon, semakin manusia dibantai dengan gila-gilaan oleh alter ego.
HYPERSPACE
Semua valkries sudah banyak berkumpul. Seorang valkries bernama Audrey memasang ekspresi serius ketika tanpa sengaja melihat seseorang yang dia kenal telah meluncurkan kekuatan begitu besar mengarah ke negara China.
"Akio, bagaimana kamu bisa ada di sana?" Gumam Audrey dengan ekspresi cemas.
"Aku tidak akan tinggal diam. Aku harus melakukan sesuatu!" Audrey bergegas mencoba turun dari Hyperspace sebelum komandan Shreya melihatnya.
Audrey yang sangat cemas, mulai tidak peduli pada komandan Shreya. Dia pun berencana menggunakan kekuatan aslinya agar bisa mempercepat gerakannya menuju dimana Akio Graham berada.
Kekuatan Audrey mulai aktif dan kemudian dia bergerak maju dengan kecepatan yang lebih cepat dari kecepatan jet tempur milik militer.
*********
Sesampainya Audrey berada di dekat Akio Graham, dia pun mulai berteriak sekencang yang dia bisa agar suaranya terdengar oleh pria itu.
"AKIO! AKIO!! KAMU DENGAR AKU!" teriak Audrey dengan suara lantang sehingga bisa menarik perhatian Akio, tentu saja panggilannya itu menarik perhatian alter ego dan membuatnya melihat ke arah bawah.
Alter ego dengan gestur sombong turun. Dia merasa bosan dengan pemandangan indah ini. Mungkin dengan menghampiri gadis yang bersama Akio Graham akan mengubah suasana menjadi lebih seru lagi. Siapa yang tahu jika mungkin dia bisa bertarung sama seperti wanita bernama Shreya.
"Akio, apa yang kamu lakukan?" Tanya Audrey mengerutkan dahinya gelisah.
"Audrey, aku bukan Akio. Akio yang kamu tahu itu tidak ada lagi." jawab alter ego dengan nada santai.
"Kau bukan Akio?! Kalau begitu, lepaskan Akio!" Audrey segera memasang kuda-kuda, siap untuk berduel dengan alter ego.
"Kalau itu maumu maka akan dengan senang hati aku ciptakan penderitaan bagimu!! WAKTUNYA PESTA LAGI!!" alter ego yang menggenggam sengajanya menyunggingkan senyuman jahat.
MARKAS PUSAT - BENTENG PERTAHANAN
Semua jenderal dan panglima Komando sedang merasa panik saat ini, mereka tidak percaya subjek milik dr Mei mulai mendekati prilaku monster.
Jenderal besar dikanan merasa tidak percaya pada penglihatannya sendiri saat bergumam.
"Jika begini terus, project yang ingin ku jalankan tidak akan pernah berhasil menyelamatkan umat manusia."
"Ini tidak boleh di biarkan begitu saja!"
Panglima Komando di tengah merasakan ingin memerintahkan bala bantuan, tetapi valkries terkuat masih memiliki urusan sendiri. Karena itu, dia pun mengeluarkan sebuah kalimat yang cukup keras di dalam markas pusat.
"KITA HARUS MENYALAKAN SENJATA TERKUAT MILIK UMAT MANUSIA!!" Teriak panglima Komando yang terdengar seisi ruangan.
"Jika menyalakannya sekarang, valkries di sekitar pasti akan terkena juga!" ucap jenderal di sebelahnya kiri menolak gagasan itu.
"Itu sama sekali bukan urusan ku!" jawab panglima Komando menoleh kepada jendral lalu memalingkan wajahnya lagi.
Panglima Komando tergesa-gesa menuju ke komando untuk perintah darurat tetapi di cegat oleh jendral di sebelah kanan nya.
"Jangan menggangguku!" ucap panglima Komando dengan arogan.
"Aku tidak akan membiarkan kamu menyakiti para valkries di sekitar!" Tandasnya tegas.
"Kalau begitu, rasakan ini!" Panglima Komando menembakkan peluru ke arah jendral tersebut.
Jendral lain terkejut melihat perubahan situasi. Disaat panglima Komando mengeluarkan pistol dan komando mulai menundukkan kepalanya, itu seperti pertanda tentang penambahan kekacauan lain lain yang sulit untuk diredakan.
"Apa yang kau lakukan?!" Tanya jenderal lain dengan panik.
"Diam kalian semua!" Bentak panglima Komando penuh amarah.
Seketika dia menyerang jenderal dihadapannya.
Jenderal Yang diserang mundur beberapa langkah dan berhasil menangkis serangan itu dengan mudah. Hanya memodalkan kekuatan murni saja. Walaupun dia tidak menggunakan Kekuatan fisik untuk mematahkan peluru dari panglima Komando melainkan cara lain.
"Kau tidak layak menjadi panglima Komando umat manusia!" Geram jenderal itu sengit.
"Diam kau brengsek! Bagaimana bisa kau menghindari pelurunya!" Ucap panglima Komando dengan panik dan takut.
"Siapa kau?" Tanyanya penuh kecurigaan.
"Aku? Aku bukan siapa-siapa. Hanya seorang tangan kanan dari seorang ilmuwan biasa." jenderal itu menjawab dengan santai.
"Kau pasti bawahan dari dokter Mei, kan?!" Seru panglima Komando menduga.
"Salah besar. Aku hanya seorang bawahan dari ilmuwan terkenal yang memiliki ambisi besar" ucap jenderal itu dengan senyum merendahkan.
panglima Komando menjadi sangat panik dan merasakan aura menakutkan dari jenderal dihadapannya. Rasanya seperti menghadapi seekor monster. Tapi yang saat ini berada di hadapannya bukanlah monster melainkan manusia. Dia pun melesat ke arah panglima Komando. Gerakannya gesit dan cepat hingga panglima Komando sulit mengikutinya.
Jenderal dan panglima Komando berduel, sementara jenderal lain hanya menyaksikan rekannya duel satu lawan satu walau sudah pasti siapa yang akan menang.
Cukup disayangkan Duel kali ini sang jenderal menang dari panglima Komando. Jenderal misterius memiliki senyuman jahat dan tatapan jahat yang dia udah lama inginkan sejak lama dan tujuannya hanyalah mengikuti rencana ambisi tuan nya saja.
Jenderal tersebut pergi begitu saja dari ruangan kontrol yang di lihat oleh banyak jenderal lainnya, lalu panglima Komando babak belur oleh jenderal barusan. Tatapan nya seperti bukan Manusia, ia sudah berada di Situasi seperti ini karena telah mengikuti rencana tuannya saja.
Dia pun berjalan ke arah lorong yang gelap gulita sambil mengobrol panjang kepada seseorang.
"Tuan Cleon! maaf kalau aku tidak datang ke Rapat mu"
"Mungkin, tuan bisa menghukum ku segera atas keteledoran ku sebagai pengikut anda"
.....BERSAMBUNG.....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood Judgement I : Zero
ActionNovel ini mempunyai kontrak eksklusif dengan Noveltoon. Link : https://noveltoon.mobi/id/share/3938200 Credits Penulis : 1. Syarif22 2. Varjomies 3. Rayi