Chapter 43

0 0 0
                                    

Tatapanku tertuju pada crystal dipegang di telapak tangan kanan Sang jenderal. Crystal itu terlihat seperti batu biasa, tetapi cukup bersinar terang jika dikeluarkan.

Aku menatap Crystal itu dengan serius, saking seriusnya sampai tidak sempat berkata apapun lagi.

Sang jenderal meletakkan Crystal-nya ke dalam tubuhnya lagi.

"Akio!! Dari ekspresi wajahmu sepertinya kau jarang melihat Crystal milikku, kalau begitu akan kuperjelas dan perkenalkan Namaku." ucap Sang jenderal sembari menatapku tajam.

"Namaku Jarvis, seorang Jenderal terkuat saat ini sekaligus penguasa yang bisa membuatmu tidak sanggup berdiri sama sekali." Lanjutnya dengan posisi duduknya terlihat sangat elegan.
Ekspresiku datar tak bisa berkata-kata saat merasa penampilannya terlihat seperti bukan orang baik. Gadis disebelahku menoleh menatapku dengan senyuman manis. Ini mungkin jebakan, tapi harus kulakukan dan kupikirkan ide-ide agar bisa mengetahui tentang dunia ini.

"Kalau aku menjadi prajurit, apa keuntungannya bagiku?" Tanyaku.

"Hmm..." gumam jenderal Jarvis menyilangkan Kedua kakinya saat menatap kearah jendela.

"Keuntungan yah.. kalau itu sih benar-benar tidak ada sama sekali. Dunia sedang sekarat dan para valkries sudah tidak bisa bertahan hanya dengan kekuatan asli valkries milik mereka sendiri lagi."

"Maksudmu benar-benar tidak ada keuntungan sama sekali untukku? Kalau begitu, bagaimana kau bisa membuatku untuk mempertaruhkan nyawa dengan melawan Monster buas?!" ucapku mengerutkan alis dan memasang wajah kesal.

Jenderal itu beranjak dari tempat duduknya, dia berjalan ke arah jendela sambil berbicara.

"Dunia ini tidak memiliki imbalan seperti uang, aku membutuhkanmu hanya untuk menyelamatkan umat manusia."

"Bagaimana kalau aku tidak mau?" Tandasku dengan nada sinis.

"Kau akan dibunuh, atau Lebih jelasnya, kau akan dibunuh oleh valkries yang saat ini berada disampingmu hanya dengan satu perintah dariku." jawab jenderal Jarvis.

Tetesan keringat dingin mulai bergulir dari tubuhku. Karena terlalu takut dengan apa yang telah ku dengar, tanpa sadar aku menatap gadis di sampingku. Aku benar-benar merasa tatapan gadis itu terlihat manis nan indah, tetapi pasti tatapannya akan berubah menjadi ganas kalau dia diperintahkan oleh sang jenderal untuk membunuhku.

Aku tidak bisa tanpa keputusan terlalu lama, jika aku menolak ajakannya sama saja artinya aku akan di bunuh dalam sekejap oleh seorang valkries rank S.

Dengan menggeretakkan gigi, aku telah memutuskan dan mencoba mengatakan sesuatu agar bisa selamat dari maut.

"Aku terima! Aku terima menjadi prajurit seperti yang kau inginkan asalkan tidak di bunuh!" ucapku mencoba menahan rasa takut dan berusaha tidak gemetar.

Secara tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang aneh, tubuhku terasa hangat dan nyaman seperti memeluk bantal lembut yang ternyata adalah gadis di sampingku sedang memelukku begitu erat. Dia terlihat sangat senang karena aku menjadi prajurit.

"Ahhh... Kau juga menjadi prajuritku! Sekarang kau akan kulatih menjadi kuat sepertiku!" Louise memelukku dengan erat sambil berbisik ke telingaku.

Jenderal Jarvis menghampiriku lagi dan duduk dikursinya untuk berbincang denganku.

"Akio.. sekarang kau resmi prajurit kami dan kau sudah tidak ada hubungannya dengan Valkries Milik Dr Mei." Ucapnya.

Senyumanku berubah Drastis menjadi senang karena tidak harus melihat Ilmuwan gila itu lagi. Tetapi aku menyadari ada Valkries yang sempat kutemui dan benar-benar membuat jatuh hati. Aku berharap agar dia bisa selamat dari Perang di Asia tenggara. Memikirkan hal ini sekarang tiba-tiba membuatku cemas aku.

The Blood Judgement I : ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang