Suasana sekolah kini begitu ramai, para siswa berlari cepat menuju gerbang sekolah karena gerbang tersebut akan di tutup dalam beberapa detik. Selain itu beberapa dari siswa yang tidak taat dengan praturan sekolah masih tertahan di lapangan sekolah.
Dan hari ini Gio sudah masuk sekolah setelah seharian kemarin hanya di rumah tanpa melakukan apapun. Dia berangkat bersama Vernon yang menjemputnya ke rumah.
Untung saja dia dan Vernon datang tepat waktu, jadinya mereka dapat lolos masuk ke kekelas tanpa harus di hukum di lapangan terlebih dahulu.
Di kelas sudah ada Fito yang menunggu kedatangan mereka berdua. Fito kembali seperti Fito yang satu tahun lalu, dia melupakan semua ke kecewaannya pada Gio.
Baru saja Gio duduk di bangkunya seorang siswi menghampirinya, "kak Gio, maaf tapi dibawah Alfa berantem lagi." Ucapnya.
Gio menghela kasar nafasnya, entah masalah apa lagi yang dibuat adiknya di pagi hari gini. Gio pun kembali bangun lalu menghampiri adik kelasnya itu. "Anter gua ke Alfa." Ucap Gio.
Adik kelasnya pun mengangguk lalu beranjak memberi petunjuk jalan pada Gio.
Vernon dan Fito saling tatap untuk saling memberi kode dan akhirnya mereka juga membuntuti langkah Gio dari belakang.
.
.
.Di dalam kelas kini terjadi keributan yang besar. Pertikaian antara dua orang kini menarik perhatian seluruh siswa di sekitar. Bahkan belum ada satupun guru yang datang untuk menghentikan keributan karena letak kelas itu paling ujung dan jauh dari kelas lainnya.
"Panggil guru cepet!" Titah salah satu siswa.
Satu per satu tinju mereka layangkan, tidak ada yang mengalah sedikitpun diantara mereka berdua. Kepalan tinju mereka bahkan saling terbalaskan satu sama lain.
Mereka adalah Alfa dan Olin—murid yang baru masuk ke sekolah ini dua hari yang lalu. Dari awal pertemuan mereka sudah tidak suka satu sama lain padahal mereka adalah teman satu kelas yang bahkan baru saling kenal. Entah apa yang menjadi sumber permasalaan mereka kali ini. Hingga pada akhirnya mereka saling adu tinju.
Tidak ada yang berani mendekat karena mereka takut terlibat. Mereka takut ikut terkena pukulam dalam pertikaian tanpa celah itu.
Hingga akhirnya Gio datang dengan beraninya menahan tubuh Alfa dari belakang dan menjauhkan Alfa dari Olin. Gio dengan cepat memutar balikkan tubuhnya dan satu pukulan berhasil mendarat di punggungnya.
Gio meringis kesakitan ketika merasakan rasa sakit yang menjulur hampir saja Gio luruh ke lantai kalau saja Alfa tidak menahannya.
Fito dan Vernon pun langsung menghampiri Gio dan berdiri tepat di belakang Gio sambil melayangkan tatapan tidak suka pada Olin.
"Lu apaan si, tiba-tiba dateng gini!" Ucap Alfa sedikit meninggikan nada bicaranya. Terlihat raut wajah khawatir dari Alfa.
Alfa melayangkan tatapan tajam pada Olin karena sudah berani memukul Gio. Wajahnya khawatirnya berubah menjadi tatapan tidak bersahabat ketika melihat Olin.
Olin pun sebenarnya sedikit terkejut ketika tiba-tiba seseorang dengan beraninya datang, yang awalnya tinju itu ingin dia berikan pada Alfa malah terkena orang di hadapannya. Dia tidak dapat menghentikan pergerakannya saat itu.
Olin beranjak mendekat pada seseorang yang sedang membelakanginya dan ingin minta maaf karena telah memukulnya. Namun tangannya di tahan oleh Fito dan Vernon, mereka melarang Olin untuk mendekati Gio.
Gio memutar badannya dan kini berhadapan dengan Olin.
Wajah terkejut tidak dapat di sembunyikan dari Gio dan Olin. Mereka terpaku satu sama lain pada pandangan mereka yang saling bertaut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Cuts
Teen FictionBagaimana bisa dalam beberapa waktu dia mendapatkan tatapan kebencian dari semua orang? Dari kedua orang tuanya, adiknya, kekasihnya bahkan temannya "Dari mana aja kamu? Baru sekarang muncul? Kamu ga mikirin kondisi adek kamu hah? Dia lagi berjuang...