Rutinitas di hari senin pagi untuk para siswa adalah wajib mengikuti upacara bendera.
Kini para siswa sedang berbaris rapih di tengah lapangan dan siap melakukan upacara. Beberapa petugas ketertiban berkeliling untuk merapihkan barisan tiap kelasnya.
Barisan diurutkan sesuai tinggi badan, siswa yang badannya tidak terlalu tinggi akan berbaris bagian depan sedangkan siswa yang tinggi berada di barisan belakang.
Gio memiliki porsi tubuh yang bisa dibilang tidak cukup tinggi namun tidak juga pendek. Jadi dia ada di barisan tengah dengan Fito yang berbaris di belakangnya.
Entah mengapa Fito berbaris di belakangnya padahal dia memiliki tubuh yang tinggi. Cukup tinggi sampai-sampai menutupi siswa yang ada di belakangnya, karena memang seharusnya Fito berbaris di barisan paling belakang bersama dengan Vernon.
Tapi Gio tidak peduli selagi Fito tidak menghalanginya memandang ke depan. Matanya kini fokus memperhatikan kedepan dan menyaksikan serangkaian kegiatan upacara pagi.
Dahinya mengernyit ketika mendengar Fito yang sedari tadi tidak berhenti mengajaknya berbicara.
"Lu bisa diem ga, kita lagi upacara." Ucap Gio dengan penuh penekanan.
"Lagian lu ga bales mulu tiap gua tanya." Keluh Fito.
Gio menghela nafasnya kasar dia mulai kesal dengan tingkah Fito yang entah kenapa sejak pagi menempel terus dengannya.
"Gimana Yo? Buat tugas kelompok lohhhh, ini kan nilai buat ujian praktek kita." Tanya Fito.
"Iya iya gua ikut bawel lu, bilang kek kalo buat tugas kelompok dari tadi."
Fito mengepalkan tangannya dan sedikit menghentak sambil mergumam kata 'yes'.
"Oke nanti ya sepulang sekolah bareng sama gua." Ucap Fito.
Belum juga upacara selesai rintikan air sudah mulai membasahi lapangan dan membuat para siswa kalang kabut buat mencari tempat teduh.
Sedari tadi cuaca memang mendung namun pihak sekolah tetap ingin melaksanakan upacara. Dan sekarang upacaranya malah di berhentikan di tengah karena hujan mulai turun.
Fito menarik tangan Gio untuk ikut dengannya mencari tempat teduh. Bukannya cukup berhenti di koridor depan kelas Fito malah mengajaknya ke kantin. Entah apa yang dipikirkan anak itu Gio hanya pasrah mengikuti langkah Fito.
"Lu duduk dulu biar gua pesen makanan." Ucap Fito.
Gio hendak menahan tangan Fito namun anak itu sudah lebih dulu menjauh.
Tidak lama kemudian Fito datang kembali sambil membawa dua piring berisikan batagor kesukaan Gio. Entah kerasukan apa temannya itu mau repot-repot membelikannya batagor.
"Makasih," ucap Gio ketika piring batagornya mendarat sempurna di hadapannya.
Kemudian mereka pun memakan batagor itu.
"Kenapa pagi-pagi gini lu bawa gua ke kantin." Tanya Gio yang kemudian menyuapkan kembali batagor ke mulutnya.
Gio yakin pasti ada tujuannya Fito membawanya ke kantin alih alih mengajaknya makan. Meskipun dulu dia memang sering pergi ke kantin bersama, namun hubungan mereka sekarang kan sudah tidak dekat lagi.
"Gabung lagi ya ke Rather Yo."
Gio menghentikan tangannya yang baru saja ingin menyuapkan batagor. Apa maksud dari Fito? Dia mencerna sejenak perkataan Fito.
"Maksudnya?" Heran Gio.
"Gua mau lo balik lagi jadi ketua Rather Yo."
Gio terdiam sejenak lalu kemudian menggelengkan kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Cuts
Teen FictionBagaimana bisa dalam beberapa waktu dia mendapatkan tatapan kebencian dari semua orang? Dari kedua orang tuanya, adiknya, kekasihnya bahkan temannya "Dari mana aja kamu? Baru sekarang muncul? Kamu ga mikirin kondisi adek kamu hah? Dia lagi berjuang...