23. Kekecewaan 2

755 45 0
                                        

Gio berjalan mendekat menghampiri ranjang pesakitan Alfa. Setelah itu berdiri tepat di samping Alfa, "apa kabar Fa? Lu udah sehat kan?" Tanya Gio tangannya terulur untuk megusap surai hitam adiknya.

Alfa menepis kasar tangan Gio yang mendekat padanya. "Lo udah ga sayang lagi sama gua a? Lo ga ada disaat gua bener-bener butuh lo, gua kecewa sama lo." Bukannya menjawa pertanyaan sang kakak Alfa malah mengatakan hal lain.

Tangan Gio kini melayang di udara dengan mengepalkan jemarinya.

"Sorry Fa, gua bener-bener minta maaf sama lu." Gio menundukkan kepalanya.

"Maaf lo ga penting sekarang a, kemana aja lu beberapa hari ini?".

Gio mengehla nafasnya berat, "ada urusan penting yang ga bisa gua tinggalin Fa. Maaf." Ucap Gio.

"Sepenting apa sampe lo lupain adek lo ini? Ternyata gua ga sepenting itu ya buat lo, mau operasi gua berhasil atau engga lo ga akan peduli?"

Gio menggelengkan kepalanya, "lu penting buat buat gua Fa bahkan gua lebih mentingin lu dari pada gua sendiri. Tapi waktu itu gua ga bisa ngelakuin apa-apa jadi ga bisa dateng di hari operasi lu. Maaf." Kesekian kalinya Gio meminta maaf pada Alfa.

Setelah itu Jeno pun ikut masuk ke dalam ruangan Alfa. Yah soal Jeno, Alfa tidak begitu peduli mau kakaknya sulungnya itu ada atau tidak. Jeno menatap Alfa yang sedang berbaring dengan posisi setengah duduk di brankar. Tangannya dengan ragu-ragu terulur untuk mengusap kepala Alfa, "selamat ya operasinya udah berhasil." Ucap Jeno.

Alfa mengerjapkan matanya sedikit terkejut dengan tingkah abang sulungnya tiba-tiba saja melakukan hal yang tidak biasa.

Kemudian Jeno memutuskan pandangannya lalu beralih pada Gio.

"Kita balik sekarang Yo." Ucap Jeno kemudian meraih tangan Gio. Gio pun menurut dan mengikuti langkah Jeno.

Baru saja Alfa merasakan gejolak senang di hatinya karena perhatian kecil Jeno tapi mereka sekarang malah mau pergi lagi dan meninggalkannya sendiri disini.

Alfa menatap sedih punggung kedua kakaknya yang perlahan menghilang di balik pintu.

"Lo tunggu sini, ada yang perlu gua omongin sama Alfa." Ucap Jeno meminta Gio menunggu di kursi luar ruang rawat Alfa. Untung saja kedua orang tuanya tidak ada di sini sekarang.

Jeno kembali masuk kedalam ruang rawat Alfa berdiri sejenak di ambang pintu, kata-kata Gio terngiang di kepalanya.

Gio memintanya untuk tidak bersikap terlalu dingin pada Alfa. Alfa juga membutuhkan sosok kakak sulungnya itu untuk menemaninya. Gio memintanya untuk mungucapkan kata maaf pada Alfa dan sedikit memberi perhatian pada adiknya itu.

Jeno kemudian melangkah mendekat ke Alfa. Suasananya kini begitu canggung. Afla hanya menatap sang kakak yang sedari tadi hanya diam tanpa mengatakan apapun.

Sampai akhirnya Jeno membuka suara, "gua seneng lu udah sembuh." Ucap Jeno.

"Gua mau minta maaf sama sikap gua selama ini yang cuek sama lu." Lanjutnya.

Tidak di sangka kalimat itu keluar dari mulut Jeno. Kakak sulung Alfa yang menurutnya seperti robot, kaku dan tidak berperasaan.

"Dan gua harap lu ga terlalu kecewa sama Gio. Dia pasti punya alasan sendiri buat ga datang hari itu."

Kemudian Jeno pergi meninggalkan Alfa. Sedangkan Alfa hanya terpaku memandangi Jeno keluar dari ruangannya untuk kedua kalinya.

.

"Udah kan? Ayo sekarang balik ke Jakarta lagi." Ucap Jeno membantu sang adik untuk berdiri.

Jeno menghela nafas melihat kondisi adiknya ini, jauh dari kata baik-baik saja. Setelah tiga hari dirawat di rumah sakit Gio memaksanya untuk datang kesini agar bisa melihat kondisi Alfa secara langsung.

Sehari sebelum operasi Alfa, Gio di rawat di rumah sakit karena tiba-tiba demam dan saat di cek ternyata adiknya ini terserang pneunomia. Bagaimana dia ga khawatir coba. Apalagi Gio sempat tidak sadarkan diri.

Sekarang dia malah merasa kasian pada Gio karena saat pertama datang dia dimarahi habis-habisan oleh Daffa dan Alya.

Author's Notes :

Part ini emang lebih sedikit soalnya lanjutan dari part sebelumnya tapi inti konfliknya udah beda dari yang sebelumny....

Upnya barengan sama special part : visual cast!

SPOILERR!!!

I have another story on my draft! Sebenernya udah ada belasan chapter tp belum aku pindahin ke wp

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I have another story on my draft! Sebenernya udah ada belasan chapter tp belum aku pindahin ke wp. Aku bakal up setelah cerita ini selelsai! (Mungkin tahun depan wkwk) sedikit bocoran di cerita ini ga ada romance sama sekali 🙏🏻 tapi bukab bxb!

Deskripsi cerita :
Nio menjalani kehidupannya yang begitu asing. Dia tidak dapat mengingat siapa dirinya di masa lalu.

Dirinya hanya memiliki Bagas, sosok ayah yang terus menanamkan sejuta harapan padanya karena Nio adalah anak satu-satunya. Bagi dirinya Bagas adalah segalanya ketika dia tidak tau dimana dia berada dan siapa dirinya meskipun ayahnya itu menyimpan ribuan rahasia.

Bagas memperlakukannya layak seperti anaknya meskipun terkadang ia memberikan hukuman yang berlebihan pada Nio.

Anehnya Nio selalu merasa asing dengan segala tindakan dan kasih sayang yang Bagas berikan padanya. Tidak mau pusing Nio pun hanya menjalankan kehidupannya dengan seharusnya.

Jadi jangan lupa follow aku buat info selanjutnyaaaa
🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻

Paper CutsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang