Karena tugas mereka baru selesai jam 10 malam mau tidak mau Gio dan Fito kini menginapdi rumah Vernon.
Ini bukanlah pertama kalinya mereka nginap bersama. Karena itu mereka berdua sudah menganggap rumah Vernon seperti rumahnya sendiri.
Bahkan dengan santainya kini Fito dan Gio sedang mengusai kasurnya Vernon sedangkan sang pemilik hanya duduk di sofa yang ada di kamarnya. Dan entah mengapa rasa canggu Gio kini sudah hilang begitu saja.
Gio seperti kembali ke masa saat dia begitu dekat dengan mereka.
Mereka kini sedang fokus dengan film yang di setel Vernon beberapa waktu lalu. Setelah selesai mengerjakan tugas mereka memutuskan untuk nonton film terlebih dahulu.
Fito tidak fokus dengan film yang sedang di putas. Pandangannya teralihkan pada Gio yang sedari tadi batu-batuk. Sekarang dia bener-bener khawatir dengan sahabatnya itu.
Vernon pun juga menyadarinya, dia bangun dari sofanya dan bergerak untuk mengambil obat flu di kotak p3k yang ada di luar kamarnya.
"Lo beneran gapapa Yo? Dada lu sesek gitu ga?" Tanya Fito setelah Vernon keluar dari kamar.
Gio menggelengkan kepalanya lemah, "gapapa cuman batuk doang." Ucap Gio.
Fito menghela nafasnya, sebenernya dia merasa kasian dengan keadaan Gio ini. Wajahnya sangat pucat dan seperti menahan sakit bahkan badannya terlihat lemas.
.
.
.Semalam Fito dan Vernon dibuat kalang kabut dengan kondisi Gio yang semakin buruk. Di jam 2 dini hari mereka terbangun karena mendengar suara Gio yang mengerang kesakitan sambil terbatuk tanpa henti dan mengeluh sesak.
Dan saat itu Fito terpaksa mengatakan kondisi Gio pada Vernon berharap Gio mendapat penanganan cepat.
Meskipun tidak percaya dengan perkataan Fito dia langsung saja berlari untuk mengambil tabung oksigen yang ada di ruang sebelah. Beruntung di rumahnya tersedia alat tersebut.
Dengan lihai Vernon menyeting alat itu dan langsung saja memakaikan Gio masker oksigen.
Kini Vernon sedang berdiri di hadapan Gio sambil melipat kedua tangannya di dada menunggu jawaban tadi pertanyaanya.
Vernon memutuskan untuk tidak masuk sekolah hari ini untuk menemani Gio yang sedang sakit. Sedangkan Fito mungkin dia tetap berangkat ke sekolah karena bundanya sudah menelpon menyuruhnya pulang tadi pagi.
"Lu ga mau jawab?" Tanyanya karena Gio belum juga menjawab pertanyaannya.
"Fito udah bilang ke gua, gua cuman mau memastikan apa yang gua denger salah, kanker paru-paru apanya anjir sembarangan banget dia ngomo..."
"Sedikit ga bisa di percaya tapi itu kenyataannya." Ucap Gio memotong kalimat Vernon.
Vernon mengatupkan bibirnya. "Jadi bener?"
Anggukkan dari Gio membuat Vernon tersadar kalau perkataan Fito semalam sama sekali bukan bercandaan. Fito emang suka bercanda dan asal ceplos jadi dia tidak bisa mempercayaai perkataan Fito begitu saja.
"Sejak kapan?".
"Sebenernya udah lama, tapi sempet sembuh. Dan baru kambuh lagi baru-baru ini." Ucap Gio dengan jujur. Lagian tidak ada gunanya lagi dia menyembunyikannya pada Vernon. Dia yakin kalau tidak di beri tau pun Vernon tetap akan mencari informasi itu sendiri sampai ketemu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Cuts
Novela JuvenilBagaimana bisa dalam beberapa waktu dia mendapatkan tatapan kebencian dari semua orang? Dari kedua orang tuanya, adiknya, kekasihnya bahkan temannya "Dari mana aja kamu? Baru sekarang muncul? Kamu ga mikirin kondisi adek kamu hah? Dia lagi berjuang...