53. Kemah di Rumah

726 53 0
                                        

Suara derit pintu terbuka mengalihkan pandangan Gio.

Alya datang dengan membawakan beberapa menu makanan di atas nampan tidak lupa beberapa butir obat yang sudah di siapkannya di atas piring pecil.

"Makan dulu ya sayang." Ucap Alya kemudian meletakkan nampan yang tadi dia bawa di atas nakas.

Gio berusaha bangun dari posisi tidurnya.

"Perasaan udah makan deh."

"Itu tadi pagi Gio, sekarang udah jam 2."

Gio memandang jam dinding di depannya. Benar saja jam sudah menunjukkan pukul dua siang. Setelah olahraga ringan pagi tadi dia langsung tertidur dan tidak terasa sudah 3 jam berlalu.

Akhir—akhir ini kegiatannya hanya makan, olahraga ringan, berjemu di bawah matahari pagi, berbincang dengan keluarga atau temannya dan sisanya dia habiskan untuk tidur. Karena efek samping dari obat-obatan yang dia konsumsi membuatnya mudah mengantuk.

"Aku ga napsu makan mah." Gio menatap malas makanan-makanan itu.

"Makan dulu dikit, biar perut kamu keisi sebelom minum obat."

"Dikit aja ya."

"Iyaaa..."

"Makan sendiri apa mau di suapin?"

Tidak menjawab, Gio langsung saja membuka mulutnya agar Alya dapat menyuapinya. "Aaa..."

Alya mengulas senyumnya melihat tingkah anaknya ini dia pun langsung menyuapi Gio. Baru suapan ke tiga Gio sudah memintanya untuk berhenti.

Gio menjauhkan tangan Alya darinya. "Udah mah."

Alya menghela nafasnya. "Sekali lagi aja."

Mau tidak mau Gio membuka mulutnya untuk menerima suapan Alya. "Udah..."

"Sekali lagi."

"Ga mau mah..."

"Nanggung Gio, ini sekali lagi abis."

"Dari tadi sekali lagi sekali lagi mulu."

"Yaudah yaudah, sekarang minum obatnya aja dulu."

Gio menerima beberapa butir obat dan menelannya perlahan.

"Anak pinter." Alya mengulurkan tangannya untuk mengusap surai hitam sang anak.

Namun usapannya terhenti ketika helaian rambut rontok di tangannya.

Gio menarik tangan Alya dari kepalanya dan dia lihat helaian rambutnya. Gio berusaha mengulas senyumnya agar Alya tidak bersedih.

"Gapapa mah, nanti juga numbuh lagi kalau udah sembuh."

Air mata Alya berkaca-kaca memandang anaknya. Dia kemudian mengusap sudut matanya dengan jemarinya agar air matanya tidak menetes.

"Iya, anak mamah harus cepet sembuh." Alya mendekap tubuh Gio ke dalam pelukannya.

"Oh ya, nanti temen-temen kamu katanya mau pada kesini." Ucap Alya.

Gio diam sejenak, sebenarnya dia hanya ingin tidur seharian saja karena rasanya seluruh bagian tubuhnya terasa sakit namun sudah lama juga dia tidak bertemu teman-temannya.

"Sore kan mah?" Tanya Gio. Alya mengangguk sebagai jawaban.

Sepertinya cukup untuknya tidur terlebih dahulu agaar rasa sakit yang dia rasakan berkurang. "

"Kalian main di kamar aja ya, di luar lagi dingin. Ujan soalnya."

Gio pun mengangguk, "yaudah aku tidur dulu ngantuk, langsung bangunin aja pas mereka dateng."

Paper CutsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang