Lorong demi lorong sudah Olin telusuri untuk mencari sosok Gio yang tidak juga terlihat sejak hari jumat kemarin. Dan sekarang sudah terhitung tiga hari dia sadari Gio tidak masuk sekolah. Tentu saja hal itu membuatnya sedikit khawatir dengan keadaan Gio.
Dan kini terpaksa Olin kembali ke kelasnya kemudian bertanya pada Alfa dimana kakaknya berada sekarang, mungkin saja anak itu mengetahui sesuatu.
"Lo tau kenapa kak Ino ga masuk sekolah sampe sekarang?" Tanya Olin saat baru saja tiba di mejanya yang bersebelahan dengan Alfa.
Alfa yang awalnya sedang fokus mengerjakan tugasnya kemudian mengalihkan pandangannya untuk menatap Olin.
"Kenapa tanya gua, mana gua tau." Jawab Alfa kemudian kembali fokus pada buku yang berisi tugasnya dia sedang malas meladeni ocehan Olin kali ini.
Olin berdecak kesal kala mendengar jawaban Alfa yang sepertinya tidak peduli dengan kakaknya sendiri. "Lo adeknya, pasti tau lah dimana kak Ino."
"Ya lo bukan siapa-siapanya ngapain kepo sih jadi orang." Ucap Alfa dengan ketus.
"Ya gua khawatir pah sama kak Gio, dia udah tiga hari ini ga masuk. Emanya lu sendiri ga khawatir ap? Lu adenya beneran bukan si?"
Tidak peduli dengan perkataan Olin namun kini Alfa sedang sibuk dengan pikirannya sendiri. Sama seperti Olin sebenarnya Alfa sudah mencari Gio kesana kemari namun tidak juga menemukan sosok pemuda itu.
Di hari minggu kemarin dia baru pulang karena habis menginap di rumah temannya namun saat dia pulang tidak ada seorangpun di rumahnya.
Hanya ada satu supir dan satpam. Bahkan bi Ratih pun tidak terlihat di rumah.
Alfa bahkan sudah menghubungi papah dan mamahnya untuk menanyakan keberadaan Gio namun papahnya jawab terakhir kali Gio sedang menginap di rumah temannya. Sedangkan Alfa bahkan tidak tau siapa saja teman Gio.
Yang dia tau selama dia bersekolah di sekolah yang sama dengan Gio, kakaknya itu seperti tidak mempunyai teman karena kemana-mana selalu sendiri.
Ada teman Gio yang sangat Alfa kenali yaitu Fito dan Vernon kakak sepupunya. Namun setau Alfa mereka sepertinya sudah tidak dekat lagi karena sudah jarang bersama padahal mereka sekelas.
Dulu mereka berdua juga sering main ke rumah namun sekarang sudah tidak pernah lagi jadi dapat dia simpulkan kalau persahabatan mereka mungkin sudah merenggang.
Jadi dimana sebenarnya kakaknya itu berada? Apa memang benar sedang menginap di tumah temannya? Tapi teman yang mana?
Hatinya mulai gundah karena terus memikirkan Gio sedari kemarin.
Alfa menutup buku tulisnya lalu beranjak meninggalkan kelasnya untuk menuju kantin. Dia tidak dapat berpikir jernih sekarang untuk mengerjakan tugas karena rasa lapar di perutnya juga karena kekhawatirannya pada sang kakak.
Dan kini Alfa sudah berada di kantin, langsung saja dia menghampiri mejanya yang dimana sudah ada teman-temannya yang menunggu disana.
Seperti biasa setiap kali Alfa berkumpul dengan temannya mereka melakukan semacam salam persahabatan seperti mengepalkan tangan satu sama lain dan mengadunya.
"Bro, malem jadi ikut party?" Tanya salah satu teman Alfa, Andy.
Alfa berpikir sejenak, awalnya mereka memang merencanakan akan pergi ke club malam hari ini. Sebelumnya dia tidak pernah datang ke tempat itu namun teman-temannya terus saja mengajaknya kesana. Dia tau kalau tempat itu bukanlah tempat untuk anak seusianya namun dia juga tidak bisa terus menolak ajakan temannya itu.
"Ga dulu Dy sorry banget, gua ada urusan penting malem ini." Jawab Alfa, karena memang rencananya sore nanti dia akan pergi ke apartemen Jeno di Jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Cuts
Teen FictionBagaimana bisa dalam beberapa waktu dia mendapatkan tatapan kebencian dari semua orang? Dari kedua orang tuanya, adiknya, kekasihnya bahkan temannya "Dari mana aja kamu? Baru sekarang muncul? Kamu ga mikirin kondisi adek kamu hah? Dia lagi berjuang...