29. Vernon dan Gama

795 61 0
                                        

Malam ini kondisi Gio sudah berangsung membaik bahkan dia sudah tidak perlu memakai masker oksigen lagi.

Kini Gio sedang menonton televisi yang menayangkan berita sambil tiduran di ranjang pasiennya. Fokusnya teralihkan melihat Vernon yang sedang selonjoran di sofa membelakanginya sambil memainkan game moba di ponselnya. Dia kemudian mengubah posisi tidurnya menjadi duduk untuk mengajak bicara sepupunya itu.

"Bang lu ga pulang?" Tanya Gio.

Vernon menghentikan kegiatannya saat Gio mengajaknya bicara lalu memtutar badannya untuk menghadap ke arah sepupunya itu. "Ga, kenapa?" Tanyanya.

"Dari pagi lu disini sampe malem, emang om Fajar ga nyariin?" Tanya Gio.

"Elah kaya ga tau papah gua aja lu, dia mana inget sama anaknya mau kaga pulang sebulan pu ga peduli dia." Ucap Vernon.

Gio terkekeh mendengar ucapan Vernon yang entak mengapa menurutnya itu lucu.

"Udah makan bang?"

"Lu lupa hah? Barusan gua makan nasi padang di depan lu loh."

Gio menggaruk kepalanya yang tidak gatal dia baru ingat akan hal itu.

"Emangnya lu ga bosen apa disini mulu?"

"Ga ada kata bosen, justru menurut gua disini malah nyaman. Udah lu jangan banyak omong istirahat aja." Vernon kemudian meninggalkan ponselnya diatas sofa lalu bangun menghampiri Gio.

"Ga mau ya, gua bosen dari tadi udah istirahan terus." Ucap Gio.

"Ckkk, lu kan emang lagi sakit Yo jadi tugas lu ya istirahat aja dengan tenang."

"Mati dong kalu istirahat dengan tenang." Celetuk Gio.

Vernon membulatkan matanya mendengar ucapan Gio dan langsung saja menjentikkan jarinya di kening Gio.

"Anjir apaan si bang main sentil jidat orang." Kesal Gio sambil mengelus keningnya yang memereah ulah Vernon.

"Mulut lu di jaga."

"Yang ada lu bang, makanya ngomong tuh yang jelas jangan ambigu gitu."

Vernon menghela nafasnya panjang, tidak ada gunanya membalas ucapan Gio karena dia pasti akan terus menimpali perkataannya itu.

Tidak lama kemudian suara knop pintu terdengan dan pintu ruang rawat Gio pun terbuka menampakkan sosok Gama di baliknya.

"Gio cucuk kakek, apa kabar sayang?" Tanya Gama sambil menghampiri Gio.

"Kakek?"

"Iya sayang kakek dateng buat jenguk cucuk kesayangan kakek."  Kemudian Gama memeluk Gio dengan hangat sedangkan Gio tidak membalas pelukan tersebut, Gio melihat wajah Vernon yang sudah merah padam membuat harinya gelisah.

"Ngapain anda disini?" Tanya Vernon sambil melepaskan pelukan Gama dari Gio.

"Menjenguk cucuk kesayangan saya, apa salah?" Tanya Gama dengan wajah datarnya menatap Vernon.

"Tentu saja, bahkan anda tidak pantas untuk disebut sebagai kakek kami." Ucap Vernon.

"Kamu sangat tidak sopan seperti Nana."

"Jangan sebut nama bunda saya, pergi dari sini karena anda hanya merusak suasana disini."

"Apa hak kamu mengusir saya dari sini, rumah sakit ini milik saya jadi saya bebas berada disini."

Gio menatap keduanya secara bergantian, sudah pasti ini akan terjadi jika mereka saling bertemu. Dan entah mengapa kakeknya itu berdada disini. Tunggu, tadi kakeknya menyebutkan kalau rumah sakit ini adalah miliknya? Dia baru tau mengenai fakta tersebut cukup membuatnya terkejut.

Paper CutsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang