Gio menatap sekitar jalan di depannya dengan bingung. Dia menghela nafasnya berat karena dia terpisah dari keluarganya.
Terakhir kali dia bersama Alya memasuki sebuah gang kecil dan di sana Alya sedang sibuk berbelanja di sebuah toko aksesoris. Namun bukannya mengikuti Alya dia malah memisahkan diri.
Itu karena Gio melihat seorang anak yang sepertinya sedang di rundung dan mau tidak mau dia harus membantunya.
Mungkin karena pada dasarnya Gio adalah mantan ketua geng Rather yang dikenal kuat dan pemberani, jadi tidak sulit baginya untuk mengalahkan para perundung itu meskipun setelahnya energinya banyak terkuras itu juga karena mereka sempat kejar-kejaran.
"Mas beneran ga inget terakhir kali kepisah di mana?" Tanya seorang yang ada di sebelah Gio.
"Ga lah, ini pertama kalinya gua kesini jadi ga begitu inget." Jawab Gio.
"Gitu ya, maaf ya gara-gara aku masnya jadi repot gini." Lurihnya
"Ga lah santai aja, lagian juga ga mungkin gua diem aja ngeliat anak kecil di rundung gitu."
Mereka bahkan sudah kembali ke tempat semula namun ternyata Alya sudah tidak ada di sana jadi mereka terus berjalan menelusuri jalan.
Meskipun Jalan Malioboro ini hanya terdapat satu jalur yang lurus namun di sampingnya banyak gang-gang kecil yang terlihat mirip.
Sudah lumayan lama Gio mencari keluarganya yang terpisah dengannya. Tanpa sadar dia terus melangkah entah kemana bersama dengan anak yang sebelumnya dia tolong.
Kini mereka berada di sebuah masjid yang berada di perempatan jalan dan di sebrang masjid tersebut terdapat hotel.
"Inget ndak hotel yang di tempatin namanya apa? Siapa tau aku tau bisa bantu ke sana, aku orang sini jadi lumayan hapal jalan." Ucap anak itu.
Gio memperhatikan anak itu sepertinya anak itu juga kelelahan sama sepertinya.
"Udah mau malem soalnya, bunda pasti nungguin aku di toko kalau kemaleman." Ucapnya.
Kesekian kalinya Gio menghela nafasnya. Lagi pula dia ga mungkin menahan anak di sampingnya lebih lama apa lagi dia masih memakai seragam sekolahnya.
Anak laki-laki di sampingnya masih smp di liat dari warna seragam dan logo osis kuning di sakunya.
"Hotel gua ada di deket tugu Jogja, gua ga tau persisnya dimana tapi inget ko bentukan hotenya gimana."
Anak itu mengangguk paham lalu mulai memimpin jalan.
"Kita jalannya pelan aja ya mas." Ucap anak itu.
Gio mengangguk dan hanya mengekorinya dari belakang.
Hari semakin gelap dan matahari sudah hampir menghilang dari permukaan. Lampu-lampu di jalan pun mulai menggantikan penerangan dari matahari.
Penampakan jalanan juga dipenuhi orang-orang ber lalu lalang.Tatapan Gio terus menelusuri tiap jalan berharap dia bentemu keluarganya saat ini juga karena jujur dia sudah lelah tapi tidak mungkin dia meminta anak di depannya untuk berenti sebentar untuk sekedar istirahat.
"Gio!!!" Teriak seseorang dari belakang.
Mereka berdua pun serempak memutar badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Cuts
Ficção AdolescenteBagaimana bisa dalam beberapa waktu dia mendapatkan tatapan kebencian dari semua orang? Dari kedua orang tuanya, adiknya, kekasihnya bahkan temannya "Dari mana aja kamu? Baru sekarang muncul? Kamu ga mikirin kondisi adek kamu hah? Dia lagi berjuang...