Arta tersenyum sambil menatap Gio yang kini dengan lahapnya menyantap jasuke yang baru saja dia belikan untuk Gio. Dia sangat suka melihat Gio dengan nafsu makan yang banyak.
"Pelan-pelan Yo makannya nanti kesedak loh."
Tidak menghiraukan Arta, Gio masih melanjutkan kegiatannya memakan jasuke. Salah satu makanan kesukaannya. Matanya fokus pada televisi yang menyala menyiarkan berita terkini.
Setelah habis Gio meletakkan cup jasukenya itu diatas meja lalu beralih menatap Arta.
"Jadi kenapa om manggi Gio?" Tanya Gio.
Arta menghela nafasnya pelan, "kita lakuin pemeriksaan sekarang ya." Arta bangkit dari kursi kerjanya dan mendekat ke Gio yang sedang duduk di sofa ruangannya.
"Loh kok tiba-tiba, kenapa gitu?" Tanya Gio terheran-heran.
"Om rasa ada kesalahan pas pemeriksaan terakhir dan om mau memastikan bahwa yang om duga itu salah." Ucap Arta.
"Kesalahan gimana?"
"Gatau, makanya itu om perlu ngecek lebih lanjut buat mastiin."
Gio mendengus kesal, "gimana sih, yaudah terserah om aja udah terlanjur kesini soalnya."
Arta tersenyum melihat raut wajah kesal Gio yang menurutnya menggemaskan.
Arta ini adalah dokter yang dulu merawat Gio hingga kini Arta masih rajin mengecek kondisi kesehatan Gio melalui check-up rutin.
"Oh ya om telpon abang kamu ga di jawab-jawab sih." Tanya Arta.
Mimik wajah Gio langsung berubah sedih mengingat Jeno yang sampai saat ini belum mengabari apapun padanya.
"Gatau, chat Gio aja belum dibales dari tadi."
"Kalian lagi berantem?" Tanya Arta.
Gio terdiam lalu menganggukkan kepalanya.
"Udah gede masih aja pada suka berantem, heram om sama kalian."
"Yaudah ayo om buruan, kita lakuin pemeriksaan dulu." Cuap Gio.
"Tunggu dulu beberapa jam, kamu abis makan soalnya. Buat ngelakuin CT-Scan minimal 3 jam tuh perut kosong."
"Ih ko lama banget." Keluh Gio. Dan akhirnya pasrah karena dia males kalau dilain hari harus balik lagi ketempat ini.
Sebelum melakukan timdak CT-Scan memang seharusnya tidak makan dalam beberapa jam. Namun Arta mendengar Gio baru abis makan pas di telfon jadi sekalian saja dia memberikan jasuke sebagai sogokan agar Gio tetap datang kesini. Soalnya dia ga ada waktu kalau ngelakuinnya di lain hari.
Apalagi mengingat Gio yang sangat sulit untuk dihubungi membuat Arta menggelengkan kepalanya.
Kni Arta meninggalkan Gio di ruangannya terlebih dahulu karena dia masih harus menemui beberapa pasien lagi.
Sedangkan Gio sedang bermalas-malasan di sofa ruang kerja Arta hingga akhirnya dia tertidur karena menunggu Arta yang tak kunjung datang.
.
.
Kini Gio sudah berada di sebuah ruangan yang dikhususkan untuk melakukan tindakan CT-Scan. Dia sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian khusus dan siap berbaring di meja periksa.Entah mengapa dirinya merasa gugup dan takut. Dia takut kekhawatiran Arta itu benar-benar terjadi. Selepas entah apa tang dikhawatirkan Arta. Gio hanya cukup berdoa agar hasilnya memuaskan.
Gio menatap Arta disebelahnya yang sibuk mengobrol dengan salah satu suster. Lalu setelahnya menatap Gio kemudian mengusap surai hitam Gio dengan lembut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Cuts
Novela JuvenilBagaimana bisa dalam beberapa waktu dia mendapatkan tatapan kebencian dari semua orang? Dari kedua orang tuanya, adiknya, kekasihnya bahkan temannya "Dari mana aja kamu? Baru sekarang muncul? Kamu ga mikirin kondisi adek kamu hah? Dia lagi berjuang...