Chapter 2

527 54 24
                                    

Senja Adi Wijaya memang satu satunya sahabat yang Nino miliki selama di Amerika. Meskipun ia adalah orang yang cenderung bawel, judes, ketus tapi Senja adalah orang yang juga perhatian.

Setelah pertemuan pertama kalinya antara Nino dan Jihane, tentu saja membuat Senja khawatir dan terus terusan mengomel.

"Lu tuh ya, bilang belum siap ketemu keluarga di Indonesia.. tapi lu kenapa mempersilahkan cewek itu, no ?" Tanya Senja sembari mondar mandir kesana kemari dengan gaya khasnya membuat Nino terkekeh memperhatikan sahabatnya yang tengah mengeluarkan mode cerewetnya

"Sen, udah.. biasa aja.. dia cuma temannya sepupu gue" ujar Nino sembari melahap sebutir anggur yang baru saja Senja hidangkan diatas meja

Senja malah semakin mengerucutkan bibirnya membuat Nino malah semakin gemas kepadanya. Nino pun langsung mendekati Senja dan langsung memeluknya sembari menciumi bahunya.

"Udah dong, jangan ngambek.. kan udah gue bilang kalo gue ga sengaja ngelike fotonya dia.. mana gue tau dia bakalan seresponsif itu langsung call gue.. udah ah jangan ambekan, kayak ABG labil lu kalo begitu" ujar Nino sembari tetap memeluk Senja dari belakang

"Nino, ih ! Jangan kebiasaan gini deh" protes Senja sembari memberontak agar Nino tak lagi memeluknya

Nino hanya terkekeh saat Senja berusaha meronta ronta melepaskan diri dari pelukannya.

"Andai aja gue dipertemukan sama lu setelah gue jadi cowok sen, mungkin gue bakalan beneran jatuh cinta sama lu" gumam Nino dalam hati

"Nino, lepas !" Teriak Senja kemudian

Nino pun langsung melepaskan pelukannya dari Senja dan langsung berjalan menuju kamarnya untuk mengambil handuk bersih. Ia pun menyegerakan diri untuk mandi agar dirinya fresh dan bisa lebih rapih.

Sementara itu Jihane malah tersambung panggilan telfon dengan Ci Ondet. Ia menceritakan langsung bagaimana dirinya bertemu dengan Nino saat sedang berjalan jalan di Manhattan seorang diri.

"Iya ci, beneran itu Nino.. orang aku tuh liat notif awalnya, dia like foto aku yang pas aku disini.. aku videocall dulu malah terus ya kita ketemuan di coffeeshop deket sini" ujar Jihane dengan sangat antusias menceritakan pertemuannya dengan Nino sewaktu dirinya berjalan jalan sendirian membunuh waktu luang yang menurutnya membosankan jika ia tak berjalan jalan di sekitar area tempat syutingnya

"Terus ? Lu dapet nomornya ga ?" Tanya Ci Ondet dengan nada bicara yang terdengar cukup serius menanggapi cerita dari Jihane, sahabatnya

"Ga, Nino ga mau kasih tau.. kayaknya gara gara cewek yang sama dia deh.. judes banget tuh cewek" ujar Jihane sembari duduk di tepian tempat tidurnya

"Cewek ? Pacarnya ? Bule ga ?" Tanya Ci Ondet penasaran

"Iya katanya sih psikolognya ya, cuma sikapnya tuh kayak posesif banget.. orang Indonesia sih kayaknya.. soalnya dia ngomong pake bahasa Indonesia juga sama aku.. aku ada nih foto bareng sama Nino.. bentar ya aku kirim" ujar Jihane, ia tak mau disangka berbohong atau halusinasi jika ia benar benar bertemu dengan sosok Nina Bastara Tjahjono yang selama ini menghilang dari keluarganya sendiri

Jihane pun langsung mengirimkan foto kebersamaannya dengan Nino dan juga Senja di coffeeshop pada saat mereka bertemu.

"Ini Nino ? Beneran ? Beda banget sih dia" ujar Ci Ondet sembari memperlihatkan potret terbaru Nino pada seorang wanita disebelahnya dan wanita itu langsung menganggukkan kepalanya

"Jihane.." panggil wanita itu sontak membuat Jihane terkejut mendengar suaranya, suara yang tak asing baginya

"Kak.. kak sya ?" Tanya Jihane terbata bata

You're So Fine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang