Chapter 18 (18++)

1.1K 58 58
                                    

Warning !

Chapter ini mengandung adegan 18++
Jika pembaca merasa tak nyaman, bisa langsung di skip saja.
Dan jika merasa belum cukup umur untuk membaca chapter ini, silahkan di skip.

Terima kasih.

***

Keesokan harinya, benar saja Jihane sudah pulang dan langsung menemui Nino selepas pulang terlebih dulu untuk menaruh barang barangnya ke apartemen terlebih dulu.

Sesampainya di ruang rawat inap tempat Nino masih dirawat, ia langsung memeluk kekasihnya yang sedang rewel karena merindukannya.

"Hai sayang, sini sini aku peluk.. duh rewelnya pacar baru ditinggal beberapa hari aja juga" ujar Jihane yang langsung merentangkan tangannya dan langsung disambut dengan pelukan hangat oleh Nino yang merindukannya

"Ya baru berapa hari juga tetep aja akunya kangen, emangnya ga boleh kalo aku kangenin pacarku sendiri ?" Tanya Nino sembari mengerucutkan bibirnya di pelukan Jihane

Jihane langsung melepaskan pelukannya dan langsung mencium pipi Nino sembari tangannya melingkar di perut sang kekasih.

"Boleh sayang, udah dong jangan ngambekan.. kan akunya udah disini" ujar Jihane merayu Nino dengan manja

"Kangen tau" ujar Nino sembari ia menundukkan kepalanya dan menyandarkan keningnya di bahu Jihane, lalu menciumnya sekilas

Jihane tersenyum, makin hari Nino semakin mencintainya dan semakin manja pula tingkahnya. Berbanding terbalik dengan saat ia bertemu Nino pertama kali meskipun ramah, Nino nampak lebih cuek dan dingin kepadanya.

"Kamu udah sarapan, yang ?" Tanya Jihane kemudian sembari mengusap usap pipi Nino yang masih enggan melepaskan tangannya dari pinggul Jihane bahkan kekasihnya itu kini memeluk Jihane lebih posesif lagi

"Udah, tapi ga banyak.. aku ga nafsu makan ga ada kamu" jawab Nino dengan jujur

"Kamu jangan gitu, kalo nanti malah nambah sakit gimana ?" Tanya Jihane sembari menjawil gemas hidung mancung Nino

"Ya kalo udah ada kamu, aku makannya banyaklah.. kalo ga ada kamu ya baru aku kehilangan selera" ujar Nino sembari mengecup bahu Jihane berkali kali

"Dasar bandel" ujar Jihane sembari mengusap kepala Nino

Tak lama kemudian ponsel Jihane berdering sementara ia menaruh ponsel didalam tas kecilnya yang ia taruh di sofa.

"Sayang, bentar aku ambil hapeku dulu.. ada telfon" ujar Jihane sembari mencoba melepaskan pelukan Nino di tubuhnya

"Ga mau yang, aku mau sama kamu terus kayak gini" rengek Nino seperti seorang anak kecil yang takut ditinggal ibunya pergi ke pasar

"Yang, bentar.. aku angkat telfonnya disini kok.. aku ambil hpku aja sayang" ujar Jihane bernegosiasi

Namun Nino tetap enggan melepaskannya sama sekali membuat Jihane menghela nafasnya sejenak. Dan Nino sangat senang melihat Jihane yang mulai bete karena tingkah lakunya yang seperti anak kecil. Jihane sangat menggemaskan dimatanya.

"Yang, bentar.. takutnya penting" ujar Jihane kemudian

"Ga mau, aku maunya gini.. salah sendiri tasnya ditaruh disitu" ujar Nino menggoda Jihane

"Yang ih ! Beneran ya kalo kamu ga lepas aku, aku bakalan batal liburan ke maldives sama kamu" ancam Jihane

"Ya udah, tinggal aku culik aja kamu" jawab Nino yang langsung membuat Jihane sebal

You're So Fine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang