Chapter 6

449 57 15
                                    

"Rin.. Rini.." panggil Nino dengan suara yang menggelegar di ambang pintu membuat Rini langsung lari tergepoh gepoh menghampiri Nino yang tengah menunggunya diambang pintu  ruang kerjanya

"Iya pak, saya" jawab Rini sembari tersengal sengal akibat ia yang tadi heboh berlarian tergepoh gepoh menghampiri Nino

"Aturin jadwal presentasi proposal dari PT. Karya dan saya mau ketemu langsung sama Pak Justin dan Bu Nadine tapi bilang bahwa Pak Nugraha yang mau mereka presentasiin ini.. bukan saya, paham ?"titah Nino sembari melipat kedua tangannya di dada

Rini mengangguk patuh lalu Nino pun lebih memilih masuk kembali ke dalam ruangannya. Sementara itu Rini malah sibuk menghubungi Nadine yang tengah menunggu kabar dari perusahaan milik keluarga Tjahjono.

Sementara itu, kabar kembalinya Nino baru saja sampai ditelinga Jihane dan Ci Ondet. Tentu saja karena Tasya yang langsung bercerita dengan hebohnya tentang kembalinya Nino ke Indonesia secara tiba tiba.

"Ji, makasih banget ya.. karena kamu, dia jadi mau pulang ke Indonesia dan sekarang udah ada dirumah.. udah kumpul lagi sama kita" ucap Tasya sembari menggenggam tangan Jihane yang tengah duduk dengan anggun dihadapan Tasya dan Ci Ondet

"Ga kak sya, dia pulang atas kemauannya sendiri bukan karena aku.. kak sya ga usah terima kasih kayak gitu dong sama aku, aku ga banyak ngelakuin apa apa kok" ujar Jihane

"Tapi kalian sempet ngobrol banyak waktu ketemu di Amerika ?" Tanya Ci Ondet kemudian

"Ga banyak sih, cuma cerita gitu gitu aja" jawab Jihane kemudian

Tasya dan Ci Ondet pun mengangguk anggukkan kepalanya secara bersamaan. Tak lama kemudian, Tarra datang menghampiri Tasya, Jihane dan Ci Ondet dengan membawa tiga cangkir Americano pesanan mereka semua.

"Aduh ga kuku deh liat mas Tarra mode barista sekaligus waiter gini.. cucoookkk" goda Ci Ondet yang langsung yang langsung mendapatkan cubitan di pinggangnya oleh Tasya

"Aduh, istrinya posesif banget shayyy" celetuk Ci Ondet kemudian

Jihane hanya terkikik melihat Tasya dan Ci Ondet yang selalu saja ada pertengkaran kecil jika mereka bersama. Namun tak lama kemudian, Dita datang ke Gano's coffee and resto  untuk menghampiri Tarra. Sontak membuat keempatnya shock dan membeku sejenak karena Tarra juga tak menyangka bahwa Dita akan datang ke tempat kerjanya dan langsung memeluknya.

"Sayang" sapa Dita kemudian setelah melepaskan pelukannya dari Tarra

Tasya langsung dilahap api cemburu, ia langsung diam dan memandang tajam Tarra sementara pada Dita ia hanya melihat dari ujung kaki hingga ke ujung kepala dengan tatapan sinis.

"Dit, jangan gini.. ga enak diliat orang orang" ujar Tarra mengingatkan karena pengunjung coffeeshopnya lumayan ramai pada saat itu dan Tarra juga dihadapkan dengan situasi yang sangatlah sulit dengan adanya Tasya disitu

"Sabar sya, sabar" bisik Ci Ondet kemudian sembari mengusap punggung Tasya

Namun Tasya hanya diam, dadanya naik turun dan nafasnya pun tak beraturan. Tarra sangat yakin bahwa sepersekian detik kemudian Tasya akan kesurupan macan kembali jadi ia lebih memilih untuk menarik Dita agak menjauh dari Tasya.

"Dit, sorry banget sorry.. kamu ga bisa kayak tadi.. aku ga enak diliatin orang orang dan kayaknya kita ga bisa lanjut, maaf ya ?" Ucap Tarra kemudian

"Kamu kenapa sih ? Kemarin sampe tadi kita baik baik aja dan biasanya juga kamu ga masalah kalo aku datang terus peluk kamu gitu" protes Dita sembari menghentakkan heelsnya di lantai hingga terdengar bunyinya yang cukup nyaring

You're So Fine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang