Keesokan harinya Juna langsung mendatangi kantor polisi sesuai dengan perintah sang boss semalam sebelumnya dengan membawa selembar cek di dalam tas kecilnya dengan rapih tidak terlipat sama sekali.
Dengan langkah yang gontai namun pasti, Juna langsung menemui Pak Endro di dalam ruangan unitnya. Tentu saja hal itu membuatnya menjadi pusat perhatian para bawahan sang kepala penyidik. Namun Juna tak mempedulikannya karena ia memang sudah terbiasa menjadi pusat perhatian. Ia tetap melangkahkan kakinya masuk keruangan Endro Hermawan dengan langkah yang percaya diri dan terkesan angkuh karena ia tak menundukkan kepalanya justru ia malah menaikkan dagunya.
Setelah berhadapan dengan Endro Hermawan, sang kepala penyidik. Juna langsung menjabat tangannya dan memperkenalkan diri sebagai asisten Nino yang akan mengurus semua keperluan dan kebutuhan untuk memberikan Aghni fasilitas rehabilitasi dan maka dari itu ia datang untuk mewakili sang bos untuk bernegosiasi.
"Saya Juna pak, saya mewakili boss Nino untuk mengurus segala keperluan dan kebutuhan untuk tahanan atas nama Aghniny Haque" ujar Juna memperkenalkan diri setelah ia selesai berjabat tangan dengan Endro
"Baik mas Juna, silahkan duduk" ujar Endro mempersilahkan
Juna langsung duduk setelah dipersilahkan, ia menyenderkan tubuhnya sementara paha kanannya menyilang diatas paha kirinya.
"Mau minum apa mas ?" Tawar Endro kemudian
"Kopi hitam tanpa gula, boleh" jawab Endro tanpa ragu
"Sebentar ya mas" pamit Endro kemudian
Endro berjalan menuju pintu dan langsung memerintahkan bawahannya untuk membuatkan kopi hitam tanpa gula beserta secangkir teh hangat untuknya. Lalu setelahnya ia kembali duduk untuk berbicara dengan Juna.
"Ya, jadi gimana mas ?" Tanya Endro kemudian tanpa basa basi lagi, ia langsung menatap Juna namun dari tatapannya terlihat jelas bahwa ia sedang menunggu Juna memberikan kabar baik untuknya setelah pembicaraan antara Endro dengan Nino semalam
"Saya to the point saja pak, boss Nino menyuruh saya datang kemari untuk membebaskan Aghni dengan catatan memberikan fasilitas rehabilitasi pada yang bersangkutan.. agar supaya yang bersangkutan bisa melanjutkan hidup dengan lebih baik setelah rehabilitasi karena menurut beliau, penjara bukanlah solusi untuk pemakai seperti Aghni.. banyak orang yang setelah keluar dari penjara bukan malah tobat, bahkan makin parah karena semua penjahat tentunya berkumpul disana meskipun setelah rehabilitasi tak menjamin juga seseorang bisa berubah.. tentu karena itu kembali lagi pada dirinya sendiri.. yang boss Nino mau, Aghni bisa berubah sebagaimana mestinya tanpa harus merasakan pahitnya mendekam di jeruji besi" jawab Juna sembari menatap Endro, ia memberikan penegasan lewat tatapan matanya
"Sejujurnya saya keberatan mas, karena yang bersangkutan ini adalah target operasi dari sebulan yang lalu dan tentu menjadi suatu kebanggaan untuk saya dan tim telah berhasil menangkapnya dan syukur syukur dia mau buka suara siapa pengedar atau bandarnya sekaligus.. tapi apa yang atasan anda sampaikan memang benar, sebenarnya penjara bukanlah solusi yang tepat untuk seseorang yang terjebak di dalam dunia narkoba dan belum tentu seseorang yang sudah di rehabilitasi itu bisa menjadi lebih baik.. semua tergantung pada dirinya sendiri" jawab Endro yang menjawab tapi tak memberikan jawaban yang memuaskan untuk Juna
"Jadi ?" Tanya Juna kemudian
"Atasan anda sudah memberitahu bukan ?" Tanya Endro balik berbasa basi
"Ya tentu, dan itu bukan masalah besar untuknya" jawab Juna sembari tersenyum
"Tapi.." ujar Endro dengan ragu ragu membuat Juna menaikkan sebelah alisnya dan menunggu dengan tidak sabar untuk Endro melanjutkan ucapannya
KAMU SEDANG MEMBACA
You're So Fine
Non-Fictionini kisah Nina Bastara Tjahjono yang akrab dipanggil Nino dengan segala konflik dalam hidupnya. Melanjutkan segala kerumitan yang ada di season 1 dengan judul "Are You My Sunshine ?". Akankah semuanya baik baik saja ? akankah Nino sembuh dari traum...