Chapter 12 (18++)

1.4K 59 56
                                    

Warning !

Chapter ini mengandung adegan 18++
Jika pembaca merasa tak nyaman, bisa langsung di skip saja.
Dan jika merasa belum cukup umur untuk membaca chapter ini, silahkan di skip.

Terima kasih.


***

Nino membaringkan tubuh Jihane di tempat tidurnya, niatnya ia hanya ingin membiarkan Jihane untuk beristirahat karena sudah terlalu mabuk. Meskipun miliknya sudah berkedut akibat sentuhan sentuhan Jihane sedaritadi, ia masih bisa menuntaskannya sendirian.

Namun, Jihane yang baru saja tubuhnya dibaringkan oleh Nino langsung melingkarkan tangannya dileher Nino. Matanya yang sayu perlahan terbuka dan menatap Nino bahkan lebih ke menghipnotis Nino agar menuruti hasratnya.

Jihane pun menekan kepala Nino agar mendekatinya, lalu ia meraih bibir Nino dan menciumnya. Nino pun akhirnya kehilangan kewarasannya karena bibir Jihane terlalu menggoda dimatanya. Keduanya saling memagut, mencumbu dengan ganas dengan Nino yang menopangkan tubuhnya ke kedua tangannya.

Persetan dengan rasa sakit yang mendera karena tangannya yang terluka. Nafsunya sudah menggebu menguasai akal sehatnya.

Bahkan kini tangan Nino sudah menggerayangi tubuh bagian atas milik Jihane hingga sesekali Jihane mendesah tertahan karena masih berciuman dengan panas dengan sang kekasih.

Nino melepaskan ciumannya di bibir lalu kembali menciumi Jihane di rahang hingga turun ke leher, nafasnya kini memburu layaknya hewan. Nino pun berhasil membuka kancing kancing kemeja yang Jihane kenakan tanpa melepas kemejanya.

Ciumannya kini turun kebawah, melewati dada dan kini berada diantara kedua payudara Jihane.

"Sayanghhhh.." desah Jihane dengan tubuh yang sudah menggelinjang tak karuan sedari tadi, miliknya pun sudah basah dan gatal

Nino menyelipkan tangannya ke belakang punggung Jihane dengan segera saat Jihane membusungkan dadanya, ia melepaskan pengait bra hingga bra milik Jihane melonggar. Nino pun langsung menciumi pucuk payudara kekasihnya yang berwarna merah muda itu sementara Jihane meleguh panjang saat Nino menghisap pucuk payudaranya. Tangannya pun bergerak meremas rambut bekanang Nino dan menekan tengkuknya agar Nino terus menyusu kepadanya sementara tangan yang tak terluka meremas bagian payudara yang satunya.

Setelah puas mencumbui kedua payudara kekasihnya, Nino pun langsung menyusuri tubuh Jihane sambil membuka kancing celana jeans-nya. Ia sedikit mengangkat pinggul Jihane lalu menarik celana jeans itu hingga terlepas dan membuangnya dengan sembarang lalu menciumi mulai dari perut hingga daerah kewanitaan Jihane yang masih tertutup celana dalam yang dikenakannya.

"Yaaangg engghhh" erang Jihane sembari menggeliat tak karuan

Nino pun menghindari Jihane sementara ia menanggalkan seluruh pakaiannya dan hanya menyisakan celana dalamnya saja. Jihane pun bangkit dari posisinya yang merebah dan dengan tak sabar pula ia menanggalkan kemeja dan branya lalu menyongsong Nino untuk kembali berciuman dengan panas.

Sementara tangan Nino menyelinap lewat celah celana dalam Jihane dan mengusap area sensitifnya membuat tubuh Jihane semakin panas dan ciumannya di bibir Nino semakin menuntut. Nino pun langsung memasukkan jari tengahnya sehingga Jihane yang tersentak menggigit bibirnya dan mengerang tertahan.

"Eenghhh" erang Jihane sembari meremas rambut belakang Nino

Nino pun melepaskan ciumannya, sembari tetap memaju mundurkan jarinya di bawah sana, ia menciumi rahang dan turun ke leher sementara Jihane mendesah menikmati permainan jari Nino dibawah sana.

You're So Fine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang