"Sayang, tadi itu.." belum sempat Nino melanjutkan kalimatnya, Jihane langsung menoleh ke arah Nino dan menatapnya dengan tajam
Nino langsung diam, ia tak berani lagi berucap karena tahu bahwa Jihane sedang tak mau diinterupsi.
Nino hanya berani menghela nafas lalu ia diam saja dan duduk persis disamping Jihane, menunggu Jihane berbicara padanya Jihane diam sembari memperhatikan ponselnya.
"Kamu masih sakit kenapa masuk ?" Tanya Jihane tanpa menoleh ke arah Nino
"Banyak kerjaan yang harus aku kerjain, sayang.." jawab Nino dengan lembut namun itu tak mengubah ekspresi Jihane yang ketus sama sekali
"Oh.." jawab Jihane singkat "ya udah kalo gitu, aku cabut lagi ya" pamit Jihane kemudian
"Loh mau kemana ?" Tanya Nino kemudian yang melihat Jihane tiba tiba bangkit dari tempat duduknya membuatnya bingung
"Pulang, mau siap siap buat nanti sore ada promo di podcast soalnya" jawab Jihane dengan ketus
"Ga makan siang dulu yang ?" Tanya Nino berusaha mencairkan suasana, ia pun memeluk tubuh Jihane dari belakang
Jihane yang merasa sedikit risih langsung melepaskan dirinya dari pelukan Nino dan langsung pergi begitu saja meninggalkan Nino yang tengah kebingungan dengan sikap Jihane.
Tak butuh waktu lama, Nino langsung menyadarkan dirinya untuk segera menyusul Jihane yang sudah lebih dulu keluar dari ruang kerjanya. Nino pun bergegas keluar untuk menyusul Jihane sembari tergesa gesa.
"Rin, titip laporan dari Tere ya ? Kalo dia udah selesai langsung taruh di meja saya aja" ujar Nino sembari tetap bergegas setengah berlari menuju lift
Nino menarik nafasnya sejenak, ia berdiri tepat disamping Jihane di dalam lift. Sementara Jihane hanya menoleh sekilas lalu lebih memilih untuk diam, niatnya untuk meminta maaf atas kejadian semalam menjadi buyar seketika karena melihat Tere yang berada satu ruangan dengan Nino meskipun terlihat hanya sedang melakukan pekerjaannya.
Sesampainya di lobby, Nino langsung menyetop langkah Jihane dengan menahan tangannya dengan lembut.
"Tunggu disini sebentar, aku ambil mobil di basement.. aku antar pulang" ujar Nino dengan pelan
Jihane yang diantar oleh pak Dodi sedikit bingung,
"Tapi.."
Belum sempat Jihane menyelesaikan ucapannya, Nino langsung buru buru memotongnya.
"Biar aku yang bilang ke pak Dodi ya, kamu pulang sama aku dan nanti juga aku yang anterin kamu" ujar Nino dengan lembut namun tatapannya yang tegas sudah jelas ia tak ingin dibantah,
Jihane pun hanya bisa mengikuti keinginan Nino untuk mengantarkannya pulang sambil menunggu pak Dodi tiba dilobby.
Tak lama kemudian, Alphard putih Jihane sudah muncul dilobby Jihane dan bersamaan dengan Nino membawa mobil kesayangannya. Ia segera turun dan meminta pak Dodi untuk menurunkan kaca mobilnya dengan mengetuknya pelan.
"Pak Dodi standby aja dimana, apa ikutin Jihane dari belakang.. karena Jihane saya yang antar pak ?" Tanya Nino dengan ramah
"Ooh gitu mas..ya sudah saya standby diapart nya non Jihane, kalau non perlu langsung bisa meluncur" jawab pak Dodi sembari menganggukkan kepalanya
Nino langsung mengambil dompet yang ia kantongi di saku celana bagian belakangnya dan langsung mengeluarkan 2 lembar uang pecahan 100 ribuan lalu diberikannya pada pak Dodi
"Pak, ini untuk bapak" ujar Nino sembari menyodorkan lembaran uang tersebut untuk jajan hitung hitung tip untuknya
"Yo ndak usah mas.. ndak apa apa, lha wong saya digaji sama tuan" Tolak halus pak Dodi saat disodori uang tersebut oleh Nino
KAMU SEDANG MEMBACA
You're So Fine
Non-Fictionini kisah Nina Bastara Tjahjono yang akrab dipanggil Nino dengan segala konflik dalam hidupnya. Melanjutkan segala kerumitan yang ada di season 1 dengan judul "Are You My Sunshine ?". Akankah semuanya baik baik saja ? akankah Nino sembuh dari traum...