Senja dan Nino kini tengah berbaring di rooftop sembari menatap teriknya matahari yang menyinari kota Manhattan padahal sudah sore hari, tapi matahari seolah enggan berhenti bersinar dan berganti menjadi malam.
"No, salah satu ciri orang yang tepat itu gimana sih ?" Tanya Senja sembari terus menatap langit yang terang benderang tanpa takut akan silaunya karena keduanya memang mengenakan kacamata hitam
"Tepat ? Tepat dalam artian apa ?" Tanya Nino kemudian sembari menoleh ke arah Senja
"Ya tepat dalam segala hal, kayak dia tuh emang bener bener pasangan yang tepat buat kita menjalani sisa hidup sama dia" ujar Senja tanpa menoleh ke arah Nino dan lebih memilih tetap memandang langit yang terang benderang itu
Nino langsung bangkit dari posisi rebahannya dan langsung duduk tepat disamping Senja yang masih terus berbaring.
"Sini deh duduk dulu" ajak Nino kemudian
Senja langsung menoleh ke arah Nino sekilas lalu langsung bangkit dari posisi rebahannya dan kini duduk berhadap hadapan dengan Nino. Nino langsung melepas kacamata hitamnya dan memandang Senja yang masih betah mengenakan kacamata hitamnya.
"Jangan tutupi kesedihan lu dengan kacamata hitam itu, gue tau lu lagi sedih bimbang dan galau.. buka kacamatanya dan sekarang cerita sama gue, ada apa ?" Tanya Nino kemudian sembari tetap memandang wajah Senja
Senja pun melepaskan kacamata hitamnya dan benar saja, airmatanya sudah menggenang dan dalam sekali kedip itu akan segera menetes membasahi kedua pipinya.
"Ada apa, Senja ?" Tanya Nino kemudian
"Ga tau, gue ngerasa cengeng banget akhir akhir ini" jawab Senja asal sembari menghapus airmatanya yang sudah menetes membasahi kedua pipinya
"Lu ada masalah sama Ares ? Dia nyakitin lu ? Atau gimana ?" Tanya Nino, ia sungguh sangat tak sabar mendengarkan cerita Senja padahal Senja selalu sabar mendengarkan Nino bercerita apalagi persoalan pribadi yang membutuhkan waktu lama untuk Senja agar Nino mau menceritakannya secara menyeluruh
Senja menggelengkan kepalanya, lalu ia langsung menggenggam tangan Nino dengan kuat. Seolah berupaya untuk meredam kepedihan yang ia rasakan.
"Sen, ada apa ? Lu ga mau cerita sama gue ?" Tanya Nino lagi
"Gue bingung sama hubungan gue sama Ares, gue ga tau dia beneran cinta sama gue atau ga.. sementara hubungan kita udah berjalan selama tujuh tahun dan gue rasa, hubungan kita tuh stuck disitu situ aja" ujar Senja sembari berusaha menghentikan airmatanya yang terus menetes begitu saja
"Ya kalo lu ga pulang ke Indonesia, lu ga bakalan tau kan Ares beneran cinta sama lu atau ga.. kalian berhubungan udah selama tujuh tahun dan selama empat tahun belakangan ini, kalian cuma ketemu sebanyak dua kali.. itupun sebelum lu balik lagi kesini dan ga pulang selama dua tahun ini kan ?" Tanya Nino sembari mengusap punggung tangan Senja menggunakan jempolnya
"Gue kan udah bilang sen, lu tinggalin kerjaan lu disini.. jadi psikolog pribadi gue, kita pulang ke Indonesia dan lu bisa tetep hidupin keluarga lu disana kok.. gue janji lu ga bakalan sampe kekurangan apapun" ucap Nino sembari menatap Senja yang tengah menundukkan kepalanya
"Tapi gue belum siap no buat ketemu Ares lagi setelah dua tahun kita ga ketemu dan cuma komunikasian lewat videocall atau telfon doang" jawab Senja dengan jujur
"Apa yang membuat lu ga siap buat ketemu Ares ?" Tanya Nino kemudian
"Gue takut perasaannya berubah gitu aja, gue takut seleranya udah bukan gue lagi karena lu tau gue gini gini aja ga pernah perawatan apapun kan.. sedangkan lu bisa liat gimana gantengnya Ares ?" Tanya Senja sembari menatap Nino takut takut
KAMU SEDANG MEMBACA
You're So Fine
Non-Fictionini kisah Nina Bastara Tjahjono yang akrab dipanggil Nino dengan segala konflik dalam hidupnya. Melanjutkan segala kerumitan yang ada di season 1 dengan judul "Are You My Sunshine ?". Akankah semuanya baik baik saja ? akankah Nino sembuh dari traum...