Warning !
Chapter ini mengandung adegan 18++
Jika pembaca merasa tak nyaman, bisa langsung di skip saja.
Dan jika merasa belum cukup umur untuk membaca chapter ini, silahkan di skip.Terima kasih.
***
Sesampainya di sebuah pasar tradisional, Aghni pun menyegerakan diri untuk turun dari mobilnya bersamaan dengan Jihane yang sudah siap untuk hunting perbumbu dapuran bersama dengan Aghni. Rencananya, ia mau membuat tahu gimbal sementara Aghni ingin memasak babat gongso.
Maklum, keduanya sama sama dari Semarang jadi kalo soal makanan selera keduanya hampirlah sama.
"Awas kepleset ji, becek jalannya" ujar Aghni mengingatkan sementara Jihane tetap fokus berjalan di depan Aghni
Jihane lalu berhenti disebuah kios yang menjual tahu dan membeli beberapa buah tahu dan juga sayuran untuk mengisi tahu yang berwarna coklat itu, kebetulan kiosnya berdekatan. Setelah selesai dan Aghni sudah membayarnya, Aghni pun mampir ke kios yang menjual daging sapi karena yang ia perlukan adalah babat segar.
Aghni pun menyegerakan diri untuk segera membeli babat yang dikehendakinya lalu ia dan Jihane pun beralih ke perbumbuan.
Setelah selesai, mata Jihane tertuju pada seorang nenek penjual es dawet. Maka Jihane pun langsung buru buru menarik ujung kaos yang Aghni kenakan sehingga Aghni langsung menoleh sementara di tangannya penuh dengan belanjaannya sendiri juga belanjaan milik Jihane yang sangat ingin membuat tahu gimbal khas Semarang yang pernah diajarkan oleh mamanya.
"Kenapa ji ?" Tanya Aghni kemudian sembari menoleh ke arah Jihane yang berdiri di sebelahnya sembari menarik narik ujung kaos Aghni
"Aku mau es dawet" jawab Jihane dengan manja juga dengan mata yang berbinar binar menatap Aghni
Aghni pun hanya tersenyum sembari sedikit menggelengkan kepalanya.
"Ya udah ayo, beli" ajak Aghni sembari melangkah lebih dulu mendahului Jihane
Jihane pun segera mengikuti langkah Aghni mendekati nenek penjual es dawet, lalu Aghni pun memesan dua gelas es dawet untuknya dan untuk Jihane.
"Nek, es dawetnya dua ya diminum disini" ujar Aghni sembari ia duduk di bangku yang sudah disediakan
Nenek penjual es dawet itu pun langsung mengangguk dan langsung membuatkan dua gelas es dawet pesanan Aghni tadi.
"Sini, duduk.. tadi katanya mau es dawet" ujar Aghni sembari menepuk nepuk ruang kosong disebelahnya
Jihane pun menurut, ia langsung duduk di sebelah Aghni sembari menunggu es dawet yang diinginkannya itu selesai dibuat.
"Nanti beli buat dibawa di rumah ya nin" pinta Jihane kemudian dan Aghni pun hanya menganggukkan kepalanya sembari ia mencomot gorengan yang tersaji di meja sebelahnya lalu memakannya
"Jangan banyak banyak makan gorengannya, nanti batuk" ujar Jihane menasihati
"Iya queen Jihane, aku baru ngunyah satu ini.. ini juga belum abis" jawab Aghni sembari sibuk mengunyah
"Ishhh.." gerutu Jihane
Tak lama kemudian, dua gelas es dawet pesanan Aghni pun tersaji dihadapannya. Jihane dan Aghni pun menyegerakan diri untuk menikmati es dawet itu. Kebetulan cuaca sedang panas panasnya sehingga es dawet ini sangat cocok untuk dinikmati saat ini untuk menghilangkan rasa dahaga di tenggorokan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're So Fine
Non-Fictionini kisah Nina Bastara Tjahjono yang akrab dipanggil Nino dengan segala konflik dalam hidupnya. Melanjutkan segala kerumitan yang ada di season 1 dengan judul "Are You My Sunshine ?". Akankah semuanya baik baik saja ? akankah Nino sembuh dari traum...