Chapter 32

689 58 37
                                    

Jihane terduduk di tepian tempat tidur Nino sembari tertunduk lemas, sementara Nino sedaritadi tengah mondar mandir dihadapannya dengan perasaan tak tenang juga karena emosinya yang belum juga mereda.

Ia tak mau menyakiti Jihane dengan ucapannya juga dengan kemarahannya, jadi lebih baik ia memilih diam sembari mondar mandir tak karuan di dalam kamar tidurnya.

"Yang.." panggil Jihane pelan membuat Nino langsung menoleh ke arah Jihane dan langsung mendekati Jihane

"Yang, jangan marah.. i just try to work professionally" ujar Jihane sembari kembali menundukkan kepalanya saat Nino menatap matanya langsung dengan sorot mata yang menyiratkan kemarahannya

"Profesional yang harus melibatkan cimeng betulan ? Apakah itu wajar ?" Tanya Nino dengan pelan namun terdengar cukup serius membuat nyali Jihane pun menciut karenanya

"Ya aku juga ga tau.. aku ga tau kalo properti yang dipake itu beneran yang" ujar Jihane semakin memelankan suaranya

Ucapan jujur Jihane bukannya meredakan amarah Nino, malah justru semakin membuatnya murka. Ia segera menelfon Juna dan memastikan bahwa Juna sudah menemukan crew yang mengganti properti yang Jihane gunakan.

"Halo, iya boss.. ada apa ?" Tanya Juna kemudian setelah mengangkat panggilan telfon dari Nino

"Tolong cari tau siapa crew yang berani beraninya ganti properti di lokasi syutingnya Jihane tadi" titah Nino kemudian

"Yang.." sela Jihane yang membuat Nino hanya menoleh sekilas karena mendengar Jihane memanggilnya

"Emang ibu negara kenapa boss ?" Tanya Juna sembari menyeruput kopinya

"Nyimeng" jawab Nino membuat Juna langsung menyemburkan kopi yang baru saja diteguknya

"Lah kok bisa ?" Tanya Juna kemudian

"Ya makanya lu cari tau cepetan, terus lu tegor deh orangnya.. gue ga mau tau.. dan gue mau itu orang ga usah ada di lokasi lagi gimana pun caranya" titah Nino lagi sementara Juna hanya mengangguk anggukkan kepalanya

"Matiin ga boss ?" Tanya Juna

"Ga usah, gue cuma mau itu doang.. biar dia ga ada di lokasi dan gue harus tau siapa orangnya.. kalo emang ga bisa, temuin orang itu sama gue" jawab Nino dengan tegas

"Oke, siap laksanakan boss" ujar Juna

Nino pun langsung mematikan sambungan telfonnya, ia langsung menaruh ponselnya di nakas sembari menoleh ke arah Jihane yang masih menundukkan kepalanya.

Jihane mendongak dan memanggil Nino, ia tak mau kejadian ini jadi masalah besar untuk Nino dan juga karirnya. Ia berusaha menenangkan Nino dan meyakinkan bahwa dirinya baik baik saja.

"Yang.. aku gapapa.. udah, ga usah diperpanjang" ujar Jihane sembari memperhatikan Nino yang tengah mengambil kaos di dalam lemari pakaiannya

"Menurut kamu gapapa, menurut aku apa apa.. kalo aku tadi ga tiba tiba datang kesana.. kira kira apa yang terjadi ? Kamu ga sadar, antara diantar pulang atau dipake rame rame ?" Tanya Nino dengan sinis

"Ya ga mungkinlah sayang, ga mungkin bakalan kayak gitu" elak Jihane

"Menurut kamu ga akan, tapi kita ga tau isi otak mereka kan ?  iya memang di lokasi syuting mereka kerja, kamu bintangnya.. after syuting ? Kamu dan mereka bukan apa apa dan siapa siapa" jawab Nino dengan tegas

"Yang.." panggil Jihane berusaha menyela Nino yang justru malah membuat Nino marah dan membentaknya

"Kamu bisa diam ga ? Menurut kamu bukan masalah ? Iya bukan masalah, menurut aku masalah besar ! Aku ga mau kamu kenapa kenapa, Jihane !" Bentak Nino kemudian membuat Jihane langsung menundukkan kepala, ia shock karena baru kali ini Nino membentaknya

You're So Fine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang