Setelah melalui hari yang panjang, kini Jihane dan Nino tengah duduk bersama dengan Elga di meja makan milik Jihane. Tentu saja Nino yang memasaknya, sepulangnya ia dari kantor dan menjemput Jihane sementara Arunika sudah dipulangkannya ke rumah karena kedua orangtuanya sudah datang.
Saat sedang hening heningnya di meja makan, tiba tiba saja Elga berbicara membicarakan pertemuannya tadi dengan Tere membuat Nino hampir saja menyemburkan makanan yang tengah dikunyahnya karena tersedak.
"Eh ternyata Tere satu kantor ya no sama kita" ujar Elga kemudian membuat Jihane langsung menoleh ke arah Nino dan Nino terbatuk karena pertanyaan Elga
"Maksudnya satu kantor ?" Tanya Jihane kemudian
"Iya aku tadi ketemu, kita sempet makan siang bareng.. ada siapa namanya Harum ? Arum ? Duh lupa" ujar Elga sembari sesekali menyuapkan sesendok nasi dan lauk masakan Nino ke mulutnya
"Arunika ?" Tanya Jihane kemudian
"Ah iya Arunika, sama Tere sama mbak asistennya direktur juga" ujar Elga lagi membuat Jihane langsung mengerenyitkan dahinya
"Katanya pindah ke kantor kita sementara waktu, itu bener ?" Tanya Elga kemudian
Nino pun mengangguk dengan ragu membuat Jihane kehilangan nafsu makannya.
"Ngapain ?" Tanya Jihane sembari menatap Nino dan menaruh peralatan makannya di piring, ia sudah menyelesaikan makan malamnya terlebih dulu karena nafsu makannya yang tiba tiba hilang
"Biar ga ribet aja sih yang.. proyek sama perusahaannya juga kan belum selesai" ujar Nino beralasan
"Ya lagian kan itu keputusan direktur, iya ga sih no ?" Tanya Elga lagi dan Nino pun memberengut kesal
Tanpa sepatah kata pun Jihane langsung bangkit dari tempat duduknya dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Nino pun segera menyusul tanpa menyelesaikan terlebih dulu makan malamnya.
"Sayang.." panggil Nino pelan sembari membuka pintu kamar Jihane
Jihane hanya duduk diam diatas tempat tidurnya. Ia kesal dan benar benar kesal dengan sang kekasih yang membiarkan Tere satu kantor dengannya. Nino menutup pintu kamar Jihane lalu menguncinya, agar Elga tak bisa masuk seenaknya dan menginterupsi keduanya yang tengah berbicara.
"Yang, kamu marah karena aku nempatin Tere satu kantor sama aku ?" Tanya Nino pelan sembari duduk di hadapan Jihane
Jihane hanya diam, bahkan ia malah mengedarkan pandangannya ke arah lain.
"Sayang.. jangan gini dong, aku minta maaf.. aku lupa ngomong ke kamu.. tapi bukannya apa apa, maksud aku biar ga ribet aja" ujar Nino sembari menggapai tangan Jihane dan menggenggamnya
"Kamu kenapa sih ? Seneng banget kayaknya bikin Tere deket deket sama kamu" ujar Jihane dengan ketus
"Bukannya gitu, aku cuma mau mempersingkat waktu aja.. kalo dia tetep di kantornya itu ribet karena ada berkas yang bolak balik dia harus kasih ke aku" ujar Nino lagi
"Ya tapi kan bisa dong dia ga harus di kantor kamu.. di lantai berapa dia ?" Tanya Jihane kemudian
"Lantai 2, satu lantai sama aku" ujar Nino pelan
Jihane mendengus, ia sebal mendengar kabar yang tak mengenakan untuknya ini. Namun ia hanya diam, tak mau memperpanjang masalah yang memang sudah rumit.
"Yang, jangan marah.. jangan diemin aku" rengek Nino kemudian
Jihane hanya diam sembari membuang wajahnya ke arah lain. Nino pun berinisiatif untuk memeluk Jihane, namun Jihane malah menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're So Fine
Non-Fictionini kisah Nina Bastara Tjahjono yang akrab dipanggil Nino dengan segala konflik dalam hidupnya. Melanjutkan segala kerumitan yang ada di season 1 dengan judul "Are You My Sunshine ?". Akankah semuanya baik baik saja ? akankah Nino sembuh dari traum...