Chapter 8

446 57 28
                                    

Sepanjang perjalanan kembali menuju kantornya, Justin tertawa dalam hati kecilnya namun ia lebih memilih untuk diam saja dan memancing reaksi Tere atas sikap diamnya.

"Kamu kenapa diem aja ?" Tanya Tere kemudian

"Gapapa, tadi kayaknya ada merhatiin kamu sampe gimana gitu rasanya.. ngobrol apa kalian pas aku pergi ke toilet ?" Tanya Justin kemudian sembari menoleh ke arah Tere yang duduk disebelahnya

"Ga, kita ga ada ngobrol apa apa" jawab Tere berbohong, ia hanya tak ingin membuat Justin tak nyaman karena pertanyaan yang Nino lontarkan karena ia pun tak merasa nyaman dengan pertanyaan itu terlebih tatapan Nino yang seolah mengintimidasinya

"Seneng ga liat dia lagi ?" Tanya Justin kemudian yang justru menuai reaksi yang lebih keras lagi dari seorang Theresia Soedibjo, pasalnya ia tak suka berada dalam posisi seperti tadi dimana Nino mengintimidasinya secara verbal dan Justin tidak sedang berada didekatnya

"Aku ga suka ya kamu nanya nanya kayak gitu !" Bentak Tere lalu ia mengedarkan pandangannya keluar jendela, perasaannya sangat campur aduk sekarang

Lalu keduanya pun saling diam hingga akhirnya Justin kembali memancing reaksi Tere dengan ucapannya.

"Dia beda banget ya sekarang" ucap Justin sembari mengedarkan pandangannya juga keluar jendela

"Stop ! Udah deh kamu ga usah mancing mancing dengan membahas dia terus, Justin !" Ucap Tere dengan marah sementara Justin hanya menoleh sekilas ke arah Tere lalu tersenyum setelahnya

Sementara itu Nino tengah tersenyum dengan liciknya di dalam ruangan kerjanya. Meskipun terkejut dengan adanya Tere disamping Justin justru itu menjadi peluang besar untuk Nino menyingkirkan Justin dengan mudahnya.

Tak lama kemudian saat ia sedang tersenyum senyum sendiri, ponselnya berdering dan kali ini dari Ci Ondet yang menelfonnya. Nino pun langsung mengangkatnya.

"Iya ci,.kenapa ?" Tanya Nino kemudian

"No, lu ada dimana ?" Tanya Ci Ondet balik dengan panik

"Di kantor ci, ada apa ? Lu kenapa ?" Tanya Nino lagi

"Gue minta tolong dong, aduh.. ini Jihane" belum sempat Ci Ondet menyelesaikan kalimatnya, Nino sudah memotongnya

"Jihane kenapa ci ?" Tanya Nino kemudian yang akhirnya ikut panik mendengar nama Jihane disebut sebut oleh sepupunya itu

"Tadi Jihane telfon minta tolong bawain aspirin, belum sempet gue iyain tiba tiba ada bunyi gedebug dan Jihane ga nyaut lagi.. bisa tolong liatin Jihane ga ? Takutnya dia kenapa kenapa" ujar Ci Ondet dengan terburu buru

"Oke ci, gue langsung ke apartemennya sekarang" ucap Nino

Nino pun langsung tergesa gesa mengantongi ponselnya dan langsung pergi meninggalkan ruang kerjanya dengan berlari kecil menuju basement untuk mengambil mobilnya yang terparkir disana. Secepat kilat ia memacu kendaraannya menuju apartemen Jihane.

Sesampainya di lobby apartemen milik Jihane, Nino langsung masuk kedalam lift dan memencet tombol lantai dimana letak unit apartemen milik Jihane berada. Setelah sampai, ia langsung kembali berlarian kecil menuju unit apartemen milik Jihane.

Nino pun langsung mengetuk ngetuk pintu apartemen milik Jihane dengan tidak sabar, karena tak kunjung mendapatkan respon ia pun langsung mendobraknya hingga pintu itu pun terbuka.

"Jihane, are you okay ?" Panggil Nino kemudian sembari melangkahkan kakinya masuk ke dalam unit apartemen milik Jihane

Nino pun berjalan menuju kamar Jihane dan ia langsung membelalakkan matanya saat melihat Jihane terkapar di lantai dekat kamar mandi. Dan Nino langsung menghampirinya.

You're So Fine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang