Chapter 51

567 48 21
                                    

"Rin, Pak Nino udah datang ?" Tanya Tere pada Rini yang notabene adalah sekertaris Nino di kantor

Rini pun menggelengkan kepalanya, pasalnya ia memang belum melihat sang boss datang sejak pagi tadi.

"Ish kemana sih ? Mana nomornya juga ga aktif" gerutu Tere khawatir dengan keadaan Nino yang tiba tiba saja menghilang tanpa kabar sama sekali padanya

Tere pun kembali ke meja kerjanya dan beberapa kali nampak gelisah menunggu kabar maupun kedatangan Nino karena waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 wib yang seharusnya Nino sudah datang sejak beberapa jam yang lalu.

Ceklek

Tiba tiba saja pintu ruangan Nino terbuka membuat Tere langsung menengadahkan kepalanya, melihat kearah pintu ruangan Nino.

"Rin, Rini.." panggil Nino kemudian

Rini pun tergepoh gepoh berlarian menghampiri Nino yang masih berdiri dengan kemeja dan rambutnya yang berantakan.

"Beliin saya aspirin" ujar Nino memerintah sembari merogoh dompet di kantong belakangnya

"Baik pak" jawab Rini dengan patuh sembari menerima selembar kertas berwarna merah dari tangan Nino

Sementara itu, Tere yang awalnya tengah duduk di meja kerjanya langsung menghampiri Nino.

"Kamu kapan datangnya ?" Tanya Tere kemudian

"Dari semalem aku disini" jawab Nino sembari tangannya berpegangan pada kusen pintu

"Are you okay ?" Tanya Tere yang melihat Nino sedikit sempoyongan, ia pun dengan sigap memegangi lengan Nino

Nino hanya tersenyum lalu ia masuk ke dalam ruang kerjanya. Tere pun ikut masuk meskipun ia tak dipersilahkan secara langsung oleh Nino.

Tere pun menggelengkan kepalanya saat melihat sebotol whisky yang hanya tersisa seperempat botol saja diatas meja ditambah dengan puntung rokok yang berserakan di dalam asbak hingga abunya kemana mana.

"Kamu ngerokok lagi ?" Tanya Tere sembari menghampiri Nino yang duduk di sofa dan merebahkan punggungnya kemudian

Nino hanya mengangguk, kepalanya terasa berat. Dan Tere pun lebih memilih duduk disamping Nino.

"Badan kamu anget" ujar Tere sembari mengecek suhu tubuh Nino melalui telapak tangannya yang sebelumnya bersenggolan dengan lengan Nino dan ia merasakan suhu tubuh Nino yang perlahan meningkat

"Gapapa Ter, kamu ada perlu apa kesini ?" Tanya Nino sembari sedikit menoleh ke arah Tere

"Ya kan semalem aku bilang, kalo ada apa apa ya telfon aku.. kenapa kamu minum sendirian gini ? Tuh badan kamu juga anget, kamu tuh kurang istirahat malah minum minum gini" cerocos Tere sembari mengusap keringat di dahi Nino yang mulai bercucuran

"Aku gapapa, Ter" sergah Nino sembari menahan tangan Tere yang hendak mengusap dahinya kembali

"Jangan selalu bilang gapapa ! Kamu tuh yang paling kenapa kenapa tapi selalu aja bilang gapapa gapapa dan gapapa.. kan aku udah bilang, kalo ada apa apa tuh bilang sama aku ! Kenapa sih susah banget ?" Tanya Tere dengan setengah membentak Nino membuat Nino langsung duduk tegak dan menghadap ke arah Tere

"Apa pedulinya sih Ter ? Sejak kapan kamu sok peduli dengan apa yang aku rasain ?" Tanya Nino balik sembari menatap mata Tere

Tere diam, dalam heningnya ia merutuki sikapnya yang tiba tiba kesal saat mengetahui Nino seperti sekarang ini. Padahal jika diingat lagi, dialah yang dulu memberikan luka paling menyakitkan untuk Nino.

Tak lama kemudian, Rini masuk ke dalam ruangan Nino dengan membawakan satu strip aspirin, 1 botol air mineral dan 1 sterofoam nasi tim ayam langganan Nino. Rini berinisiatif karena melihat Nino yang berantakan sudah pasti ia belum sarapan juga.

You're So Fine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang