Keesokan harinya di Sabtu pagi, Aghni dan Jihane sudah siap untuk pulang ke Jakarta dan kembali pas rutinitasnya masing masing.
"Ada yang ketinggalan ga, ji ?" Tanya Aghni sembari ia memasang seatbeltnya
"Hmm.. ga ada nin.. udah semua kok" jawab Jihane sembari berpikir dan mengingat barangkali ada sesuatu yang tertinggal mumpung Aghni belum beranjak pergi dari rumah pribadinya
Aghni hanya mengangguk dan mulai mengeluarkan mobilnya dari carport. Setelah parkir sebentar untuk menutup gerbang dan menguncinya, Aghni pun segera tancap gas pergi menuju riuhnya kota metropolitan.
Sepanjang perjalanan, keduanya sempat sesekali mengobrol dan bernyanyi sampai akhirnya Jihane yang kelelahan langsung tertidur pulas. Aghni sempat menoleh lalu menepi sebentar untuk membetulkan letak kepala Jihane agar lehernya tak pegal saat bangun nanti.
Setelah membetulkan letak kepala Jihane agar lehernya tak pegal, Aghni kembali melanjutkan perjalanan pulang menuju apartemennya yang berada di kawasan elite Jakarta Selatan yang butuh waktu setengah jam lagi untuk sampai ke kawasan elite tersebut. Sepanjang perjalanan sesekali Aghni menoleh ke arah Jihane lalu tersenyum setelahnya. Entah mengapa hatinya selalu senang saat melihat Jihane berada disisinya saat ini.
Hingga akhirnya tiba di basement apartemennya, Aghni pelan pelan membangunkan Jihane yang masih betah terlelap karena kelelahan di perjalanan.
"Ji, Jihane.. bangun, udah sampe" ucap Aghni sembari mengusap pipi Jihane dengan lembut
"Hmm.. udah sampe ya nin ?" Tanya Jihane dengan suara khas bangun tidurnya
"Iya ji, udah sampe.. kamu pules banget tidurnya" ujar Aghni sembari lagi lagi tersenyum memperhatikan Jihane
Jihane pun menggeliat malas lalu membuka seatbeltnya. Ia diam dulu sejenak untuk mengumpulkan nyawanya yang belum sepenuhnya kembali. Setelah beberapa saat, barulah Jihane berinisiatif untuk turun terlebih dulu.
Jihane langsung membuka bagasi dan menurunkan koper mininya dari bagasi. Sementara Aghni mengecek kembali apakah ada barang milik Jihane yang tertinggal atau tidak, setelahnya barulah ia turun menyusul Jihane.
"Udah sini biar aku yang bawa" ujar Aghni sembari meraih koper mini milik Jihane
"Ga usah nin, kamu udah capek nyetir.. gapapa biar aku bawa sendiri aja" tolak Jihane dengan halus sembari ia menahan kopernya agar tak dibawa oleh Aghni
"Udah sini gapapa, kamu juga baru bangun tidur gitu.. nanti malah kesandung, repot" jawab Aghni dengan setengah memaksa mengambil koper milik Jihane
Jihane pun menurut, akhirnya pasrah kopernya meskipun tak begitu besar tapi cukup berat karena barang yang dibawa oleh Jihane kini dibawa oleh Aghni.
"Yuk, naik" ajak Aghni kemudian
Dan Jihane pun langsung menggelendot manja pada Aghni sembari berjalan beriringan menuju lift. Saat masuk ke dalam lift, ponsel Aghni sempat berbunyi namun diabaikannya. Aghni lebih fokus ke Jihane karena ingin membuat Jihane kembali nyaman ketika bersamanya.
Jihane pun menoleh lalu tersenyum saja saat melihat Aghni yang lebih memprioritaskan dirinya dibanding dengan notifikasi di ponselnya.
"Nin, makasih ya liburannya" ujar Jihane sembari ia menopangkan dagunya di bahu Aghni sementara tangannya menggandeng lengan Aghni
"Iya, nanti kamu bawa kunci cadangannya ya ? Kalo kamu jenuh, kamu pengen refreshing ya kamu bisa istirahat disana" ucap Aghni sembari mengacak rambut Jihane
Jihane pun mengangguk sementara Aghni hanya tersenyum melihat Jihanenya yang manja padanya. Sesampainya di lantai tempat unit keduanya berada, Jihane dan Aghni pun jalan beriringan menyusuri lorong dan berhenti tepat di depan unit apartemen milik Jihane.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're So Fine
Non-Fictionini kisah Nina Bastara Tjahjono yang akrab dipanggil Nino dengan segala konflik dalam hidupnya. Melanjutkan segala kerumitan yang ada di season 1 dengan judul "Are You My Sunshine ?". Akankah semuanya baik baik saja ? akankah Nino sembuh dari traum...