Jihane kembali ke dalam unit apartemennya, diam diam ia menangis. Karena ia bukanlah tipikal orang yang bisa menceritakan perasaan yang dirasakannya kepada siapapun.
Hatinya sakit, tapi ia juga bingung dengan rasa sakit yang ia rasakan. Ia hanya membaringkan tubuhnya di sofa sembari memejamkan matanya. Namun airmatanya terus berderai.
Disaat yang sama, Aghni yang baru saja pulang syuting dan berjalan melewati unit apartemen milik Jihane. Pintunya sedikit terbuka membuat Aghni penasaran, tak biasanya Jihane membiarkan pintunya tak terkunci.
"Ji, kamu ada di dalam ?" Tanya Aghni sembari melongok ke arah dalam apartemen Jihane
Jihane yang samar samar mendengar suara Aghni langsung terbangun dari posisi rebahannya di sofa. Sementara itu Aghni sudah berada di hadapannya, melihatnya berurai airmata.
"Kamu kenapa ?" Tanya Aghni kemudian
"Kok kamu bisa masuk ?" Tanya Jihane balik sembari menghapus airmatanya
"Kamu ga kunci pintu dan pintunya sedikit kebuka, makanya aku masuk.. aku pikir ada maling.. kamu kenapa nangis ?" Tanya Aghni lagi sembari memposisikan diri duduk di sofa
"Ga tau, aku capek.. lagi mens juga" ujar Jihane setengah merengek
Aghni tersenyum dan langsung duduk di sofa, di sebelah Jihane.
"Rebahan ji, sini naikin kakinya ke paha aku" ujar Aghni memerintah dengan lembut
Jihane pun menurut, ia merebahkan tubuhnya yang sudah kelelahan itu dan menaikkan kakinya ke atas paha Aghni. Aghni pun memijitnya pelan sembari sesekali bersenandung membuat Jihane terlelap begitu saja. Hingga lebih dari setengah jam di posisi yang sama, Aghni pun memindahkan kaki Jihane agar lurus di sofanya. Lalu ia mengambil selimut di kamar Jihane dan menutupi tubuh Jihane yang sudah tertidur pulas dengan selimut. Ia mengecupnya di kening dan bibir lalu tersenyum setelahnya.
Aghni pun memilih untuk kembali ke apartemennya karena Tere pasti akan pulang ke apartemennya.
Sementara itu Tere yang tengah bersiap siap untuk kembali datang ke apartemen milik Aghni, tiba tiba teringat bahwa besok ada jadwal berkunjung ke proyek hingga ia pun memutuskan untuk memvideocall Nino untuk membicarakan hal tersebut.
"Iya Ter.." jawab Nino sesaat setelah ia mengangkat video call dari Tere
"Kamu lagi sibuk ga ?" Tanya Tere kemudian
"Ga sih, kenapa ?" Tanya Nino balik sembari mengusap rambut Arunika yang sedang merebahkan kepalanya di paha Nino
"Besok ada jadwal berkunjung ke proyek, mau ikut ?" Tanya Tere lagi
"Kita liat aja Ter, kalo emang kondusif ya ayo ayo aja sih" jawab Nino
"Ya udah kalo gitu, nanti aku yang ke kantor kamu deh" ujar Tere sembari meminum es kopi favoritnya
"Ih udah malem juga Ter, masih aja minum kopi" protes Nino setelah melihat Tere tengah meneguk es kopinya
"Eh.. hahaha ketauan deh aku, iya aku lagi pengen banget minum kopi.. jadi tadi pesen" ujar Tere kemudian
"Tante, ga boleh banyak banyak minum kopi.. kata memo alu gitu" sahut Arunika sembari memandangi Tere di layar ponsel milik Nino
"Iya Arunika, Tante tadi pengen banget minum kopi.. baru kali ini kok Tante minum kopi lagi" ujar Tere sembari tersenyum
"Arunika belum bobo ?" Tanya Tere kemudian dan Arunika pun menggelengkan kepalanya
"Kenapa ?" Tanya Tere lagi dengan lembut dan Arunika hanya menggelengkan kepalanya
KAMU SEDANG MEMBACA
You're So Fine
Non-Fictionini kisah Nina Bastara Tjahjono yang akrab dipanggil Nino dengan segala konflik dalam hidupnya. Melanjutkan segala kerumitan yang ada di season 1 dengan judul "Are You My Sunshine ?". Akankah semuanya baik baik saja ? akankah Nino sembuh dari traum...