Warning !
Chapter ini mengandung adegan 18++
Jika pembaca merasa tak nyaman, bisa langsung di skip saja.
Dan jika merasa belum cukup umur untuk membaca chapter ini, silahkan di skip.Terima kasih.
***
Sepeninggal Jihane malah membuat Nino badmood tak jelas sehingga ia berulang kali kesal bahkan hingga memarahi siapapun yang membuatnya kesal.
"Ini gimana sih bisa berantakan gini ?" Bentak Nino
Moodnya menjadi tak karuan karena penolakan Jihane tadi juga karena dirinya sudah terlanjur turn-on.
Apapun yang dikerjakan oleh Rini maupun Tere tak luput dari amukannya. Dan selalu saja salah dimatanya membuat Tere tak enak hati juga karena tak biasa biasanya Nino bisa marah dan sengamuk ini bahkan kepadanya.
"Kamu bisa kerja ga ? Laporan ini berantakan, saya udah berkali kali ajarin masa gitu aja kamu lupa ?" Bentak Nino lagi kali ini pada Rini sementara Rini menatap Tere dengan tatapan memohon agar Tere bisa membantunya
Tere pun melangkahkan kakinya mendekati Nino yang tengah memandang sengit Rini, nafasnya nampak tak beraturan karena emosi yang menguasainya. Tere pun langsung menyentuh bahu dan dada Nino sehingga Nino langsung menoleh ke arahnya.
"Kenapa ?' tanya Nino tanpa menurunkan nada bicaranya sama sekali bahkan terdengar ketus ditelinga Tere
"Jangan marah marah, kesalahan itu kesalahan kecil dan masih bisa diperbaiki.. kamu ga perlu semarah ini ke Rini, dia juga banyak handle kerjaan kamu selama kamu ngilang, kalo bukan karena dia.. bakalan lebih berantakan lagi" ujar Tere pelan sambil membawa tubuh Nino agar duduk ke kursinya Nino dengan tetap mengelus punggung Nino
Nino pun diam, ia langsung menghela nafasnya lalu menyenderkan tubuhnya agar lebih rileks. Ia baru sadar bahwa ia tadi lepas kendali, ia pun segera memijit keningnya karena merasa sedikit pusing.
"Kamu gapapa ?" Tanya Tere kemudian
"Gapapa Ter, tolong suruh Rini pergi dan perbaiki kesalahannya" ujar Nino pelan
Tere pun menyegerakan diri untuk memberi kode agar Rini pergi dari ruangan Nino dan menyelesaikan tugasnya yang berantakan.
"Rin nanti sekalian mintain ke OB, air dingin segelas ya" pinta Tere sebelum Rini melangkahkan kakinya keluar dari ruangan kerja yang Nino tempati
"Iya baik bu Tere" Rini pun langsung keluar dan menutup pintu ruangan Nino, meninggalkan Tere dan Nino
Sementara Tere bertahan karena ia tak diperintah oleh Nino untuk pergi. Tere pun memilih untuk duduk di sofa sembari memainkan ponselnya.
Nino pun hanya diam di tempat duduknya sembari memijat keningnya pelan, ada rasa pusing yang tak bisa ia jabarkan. Tere pun diam karena melihat Nino yang diam dan seolah tak berselera untuk sekedar berbincang dengannya. Saat Tere hendak pergi ke ruangannya karena dirasa tak ada berkas atau hal penting lainnya yang bisa ia kerjakan, Nino malah mencegahnya.
"Mau kemana ?" Tanya Nino kemudian sembari mendongakkan kepalanya yang semula tertunduk menatap Tere yang sudah membuka pintu ruangannya dan hendak keluar dari ruangan kerja Nino.
"Aku mau ke ruanganku, No" jawab Tere pelan
"Temenin aku dulu disini" pinta Nino dengan lembut
Tere yang awalnya hendak melangkahkan kakinya keluar ruangan, ia pun langsung mengurungkan niatnya dan kembali masuk dan duduk di sofa tempatnya semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're So Fine
Non-Fictionini kisah Nina Bastara Tjahjono yang akrab dipanggil Nino dengan segala konflik dalam hidupnya. Melanjutkan segala kerumitan yang ada di season 1 dengan judul "Are You My Sunshine ?". Akankah semuanya baik baik saja ? akankah Nino sembuh dari traum...