Chapter 26

441 56 37
                                    

Beberapa hari setelahnya, Jihane terbangun dengan rasa pegal pegal di seluruh tubuhnya. Padahal ia tak melakukan aktifitas apapun seharian kemarin dan sudah cukup tidur.

Perutnya terasa mual dan sangat ingin muntah. Ia pun bangkit dari tempat tidurnya lalu berjalan terseok seok menuju kamar mandi untuk memuntahkan seluruh isi di perutnya.

Bahkan perutnya terasa begah seperti orang yang tak buang air besar selama beberapa hari. Jihane pun melirik bentuk tubuhnya di cermin yang besarnya seukuran tubuhnya dan tak melihat keanehan apapun yang terjadi pada tubuhnya. Namun, tiba tiba saja matanya terfokus pada kalender yang berada persis di belakangnya dan ia melihat dari pantulan cermin.

Jihane segera bergegas menghampiri kalender yang tertempel di dinding dan ia melihat bahwa masa haidnya sudah telat seminggu. Ia merenung sejenak sebelum akhirnya panik dan menelfon Nino, kekasihnya.

"Yang, kamu lagi dimana ?" Tanya Jihane kemudian setelah Nino mengangkat panggilan telfon darinya

"Masih dirumah sayang, kenapa ?" Tanya Nino balik sembari mengancingkan kemejanya

"Kamu bisa ke apartemen aku sekarang ?" Tanya Jihane lagi, namun terdengar dari suaranya bahwa Jihane sedang cemas maka Nino pun langsung menanyakannya

"Kamu kenapa ? Ada apa ?" Tanya Nino dengan lembut

"Aku tadi lagi ngaca, terus liat kalender" ujar Jihane kemudian mencoba menjelaskan situasi yang terjadi

"Iya, terus ?" Tanya Nino lagi

"Aku telat yang" ujar Jihane dengan mengecilkan volume suaranya

"Ya udah ntar aku jemput, emang syuting dimana hari ini ?" Tanya Nino dengan enteng tanpa mencurigai ucapan Jihane sebelumnya

"Bukan telat itu.." ujar Jihane dengan pelan dan ia mulai gemas karena Nino yang tak mengerti dengan apa yang diucapkannya mengenai "telat"

"Ya terus ?" Tanya Nino lagi

"Aku telat haid, yang" ujar Jihane kemudian

"Oh.. eh HAH ? APA YANG ?" tanya Nino yang justru tak kalah paniknya

"Iya aku telat mens udah seminggu ternyata, barusan aku liat di kalender.. pantes aja badanku rasanya sakit semua dan perut aku rasanya begah.. ini pun aku baru selesai muntah" ujar Jihane menjelaskan

Nino langsung menarik nafas panjang dan menghelanya dengan kasar dan dalam hatinya sudah pasti menggerutu.

"Kamu udah cek ?" Tanya Nino sembari mengusap usap pelipisnya, ia mulai pening sekarang

"Belum" jawab Jihane pelan

"Ya udah gini, kamu jangan panik.. aku kesana sekarang dan aku bawain testpack biar kita bisa cek bareng bareng" ujar Nino dengan lembut berusaha menenangkan Jihane padahal ia pun tak kalah paniknya

"Iya yang" jawab Jihane dengan lemas

"Sayang, kamu jangan mikir apa apa dulu ya ? Kamu jangan sampe stress dulu.. tunggu aku datang, kamu udah sarapan ?" Tanya Nino lagi

"Perut aku ga enak banget dan bawaannya mual, dari kemaren sih sebenarnya cuma hari ini rasanya bener bener parah sampe lemes banget aku" ujar Jihane menjelaskan

"Ya udah, kamu istirahat aja.. bentar aku kesana bawa sarapan sama testpack ya ? Kamu jangan ngapa ngapain pokoknya.. ya ? Denger aku kan sayang ?" Tanya Nino sembari memasukkan dompet ke saku celana bagian belakangnya

"Iya sayang, tapi aku takut" ujar Jihane sembari gemetaran

"Sayang.. jangan takut, kita cek bareng bareng dan kalo sampe kejadian ayo.. ayo kita nikah, aku bakalan tanggung jawab" ujar Nino meyakinkan Jihane

You're So Fine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang