Chapter 14

528 62 103
                                    

Tarra langsung menghampiri Nino dan mendorong Tere agar menjauh lalu ia menarik kaos yang Nino kenakan. Darahnya mendidih karena lagi lagi ia harus menyaksikan Nino yang seolah bertekuk lutut pada Tere padahal yang ia ketahui, Nino sudah menjalin hubungan dengan Jihane. Pasalnya ia trauma, trauma dengan persekongkolan yang dulu ia lakukan bersama Nino untuk menutupi hubungan Nino dengan Tere yang mengakibatkan Tasya harus berpura pura meninggal dan meninggalkannya selama 2 tahun.

"Maksud lu apa no ? Lu balikan sama dia ? Lu mau bikin Tasya bener bener ninggalin gue ?" Tanya Tarra dengan penuh emosi, urat urat di lehernya tampak menegang

"Ga Tarr, ga.. ini ga seperti yang lu pikirin.. gue sama dia ga balikan.. iya kan Ter ? Kita ga balikan kan ?" Tanya Nino pada Tere seolah meminta validasi bahwa mereka memang tak mempunyai hubungan apa apa

"Ga ada hubungan apa apa ? Jelas jelas kalian tadi ciuman dan gue liat itu ! Lu mau ngelak apa ? Mau alesan apa ?" Bentak Tarra kemudian

"Tarr.. sungguh gue ga balikan sama Tere.. gue punya Jihane dan gue ga mungkin nyakitin Jihane" ucap Nino dengan sungguh sungguh dan memang betul, ia mencintai Jihane saat ini

"Lu cinta sama Jihane ? Kenapa lu mau mau aja ciuman sama dia ? Emang gue goblok ? Gue harus nelfon Tasya !" Ancam Tarra sembari mengeluarkan ponselnya

"Tarr sumpah Tarr.. gue ga ada hubungan apa apa sama Tere dan gue sayang sama Jihane.. ga mungkin gue selingkuhin Jihane.. tolong jangan lu telfon Tasya" ujar Nino memelas memohon agar Tarra tak menelfon Tasya

Dan Tere pun terkejut mendengar nama Tasya disebut sebut. Karena yang ia tahu, Tasya sudah meninggal akibat ulah Cornell. Dan kini namanya disebut dihadapannya seolah Tasya masih hidup. Bahkan Nino nampak ketakutan jika Tasya tahu soal Nino yang berciuman dengannya.

Tere pun menyentuh bahu Tarra yang tengah menelfon Tasya. Dan Tarra pun langsung membalikkan badannya kearah Tere yang berada di belakangnya.

"Kak Tasya masih hidup ?" Tanya Tere kemudian

"Ya  ! Sudah, diam kau disitu ! Duduk !" Bentak Tarra dan nyali Tere pun menciut mendengar bentakan Tarra karena sebelumnya Tarra tak pernah terlihat semarah dan sekasar ini

"Tarr.. tokong Tarr.. jangan telfon kak Tasya" ujar Nino memohon pada Tarra

Namun Tarra tak ambil pusing, ia tetap menelfon Tasya berkali kali hingga Tasya pun mengangkat telfonnya.

"Iya sayang, kenapa ?" Tanya Tasya yang tengah menidurkan Arunika disampingnya

"Kamu lagi ngapain ? Kamu bisa kerumah sakit ga sya ?" Tanya Tarra sembari melirik ke arah Nino yang tengah memohon tanpa suara pada Tarra

"Ini aku lagi nidurin Arunika.. kenapa sayang ?" Tanya Tasya kemudian, perasaannya sudah mulai tak enak

Tarra menarik nafas dengan panjang lalu menghembuskannya dengan kasar.

"Tere ada disini dan mereka kegep sama aku ciuman.. aku ga mau kamu nanti mikirnya aku sekongkol sama mereka kalo sampe ada apa apa.. mending kamu cepat kesini !" Ujar Tarra dengan nada yang sewot

Tasya yang mendengar hal itu pun menjadi panas hatinya dan langsung menutup telfonnya. Ia langsung menyambar kunci mobil dan jalan cepat menuju garasi. Namun saat hendak mengeluarkan mobilnya dari garasi, sang ayah yang baru saja datang langsung menyetop mobilnya.

"Kamu mau kemana sya ?" Tanya Nuno kemudian

"Mau ke rumah sakit yah, Nino dirawat.. badannya panas, dibawa sama Jihane ke rumah sakit" jawab Tasya dengan ketus

"Loh ? Kenapa anak itu ga ngabarin ?" Tanya Nuno kemudian

"Bukan ga ngabarin yah, aku yang minta supaya ayah dan mamah ga panik.. dia baik baik aja kok cuma butuh istirahat aja selama beberapa hari" jawab Tasya lagi

You're So Fine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang