Warning !
Chapter ini mengandung adegan 18++
Jika pembaca merasa tak nyaman, bisa langsung di skip saja.
Dan jika merasa belum cukup umur untuk membaca chapter ini, silahkan di skip.Terima kasih.
***
Sementara Aghni sibuk promo dan mengisi acara di radio radio, Tere sibuk mempersiapkan dirinya untuk menjemput Aghni sore hari nanti. Ia tengah membrowsing tempat yang tepat untuk dinner bersama Aghni. Dan tak lupa ia langsung menghubungi tempat dinnernya dengan memesan private room untuknya dan Aghni.
Sedangkan Jihane, ia tengah disibukkan dengan menata jadwal mingguannya dan sialnya Minggu depan adalah minggu yang padat untuknya. Jihane mendengus sebal karena disaat film Aghni sudah launching, justru jadwalnya sangat padat.
Tepat pukul 17.00 WIB, Tere menjemput Aghni dari sebuah stasiun televisi yang baru saja mewawancarainya. Tere menunggu agak disudut sebelah pos satpam dengan menggunakan masker berwarna hitam. Agar tak terlihat oleh wartawan yang tengah mewawancarai Aghni untuk berbagai macam acara gosip yang esok akan tayang di televisi.
Setelah selesai, Aghni langsung menghampiri Tere dan memeluknya.
"Aghni, nanti wartawan liat" gerutu Tere sembari berusaha menghindari pelukan Aghni
"Aman Ter, kalo udah selesai ya udah.. kamu ga usah khawatir, yuk pulang" ajak Aghni kemudian sembari menggenggam tangan Tere
"Bentar, taksi onlinenya masih di jalan.. 5 menit lagi baru sampe, tapi aku mau ngajak kamu makan malem dulu.. gapapa kan ? Kamu capek banget ga ?" Tanya Tere kemudian sembari merapihkan rambut Aghni
"Ga kok, aku ga capek capek banget.. tumben banget ngajakin aku makan malem diluar ?" Tanya Aghni kemudian sembari membetulkan letak ranselnya yang agak sedikit miring digendongannya
"Ga boleh aku ngajakin pacar aku dinner diluar ?" Tanya Tere balik
"Boleh sayang boleh, ya udah ayo.. udah sampe mana taksinya ?" Tanya Aghni sembari melepas genggaman tangannya dan mengintip pada ponsel yang tengah dilirik oleh Tere
"Ah udah sampe, itu tuh mobilnya yang warna hitam" ujar Tere sembari menunjuk ke arah mobil yang berhenti tepat di depan pos satpam
"Yuk" ajak Aghni kemudian sembari mengulurkan tangannya
Tere pun menyambut tangan Aghni dan menggenggamnya lalu keduanya pun naik taksi online yang Tere pesan untuk menuju tempat dinnernya.
Sementara itu, Jihane sedang sibuk membangunkan Nino yang sudah terlalu lama tertidur dengan pulas. Menurutnya pamali kalo kita masih tertidur dalam keadaan memasuki waktunya Maghrib. Jihane pun menggoncang goncang tubuh Nino yang masih betah tertidur sembari memeluk gulingnya.
"Sayang, bangun.. udah Maghrib, pamali tidur Maghrib Maghrib gini" ujar Jihane sembari menggoncang goncang tubuh Nino, namun Nino tetap memejamkan matanya dan tak bergeming sedikit pun
"Sayang.. bangun ih" ujar Jihane lagi
Karena kesal Nino tak kunjung memberi tanda tanda bahwa ia akan bangun dari tidurnya, Jihane pun langsung mencubit pinggang Nino. Dan benar saja dengan cara itu, Nino baru bereaksi, itupun hanya ala kadarnya.
"Hmm.." jawab Nino sembari membalikkan tubuhnya ke arah lain seolah ia hanya terganggu dengan Jihane yang mencubit pinggangnya
"Sayang, mau bangun ga ?" Tanya Jihane dengan nada mengancam
KAMU SEDANG MEMBACA
You're So Fine
Non-Fictionini kisah Nina Bastara Tjahjono yang akrab dipanggil Nino dengan segala konflik dalam hidupnya. Melanjutkan segala kerumitan yang ada di season 1 dengan judul "Are You My Sunshine ?". Akankah semuanya baik baik saja ? akankah Nino sembuh dari traum...