Pagi harinya di unit apartemen Jihane, Jihane terbangun lebih dulu. Ia menggeliat malas lalu langsung bangkit dari tempat tidurnya karena ia ingat bahwa semalam Nino tak pulang. Namun, ia tak menemukan Nino berada disampingnya. Ia pun bergegas keluar dari kamarnya dan benar saja, ia menemukan Nino tengah tertidur pulas di sofa ruang tamu.
"Tumben dia ga nyusul ke kamar" gumam Jihane pelan padahal Jihane pun tak melarangnya tapi tumben saja kali ini Nino tak langsung masuk ke dalam kamarnya dan malah memilih untuk tidur di sofa
Jihane pun langsung pergi ke dapur untuk meminum segelas air putih terlebih dulu karena tenggorokannya terasa kering. Setelah mendapatkannya, Jihane pun segera melangkahkan kakinya ke ruang tamu untuk membangunkan Nino yang masih tertidur pulas diatas sofa.
"No, Nino.. bangun" ujar Jihane pelan sembari ia mengguncangkan sedikit tubuh Nino agar Nino pun bangun dengan tidak terkejut
"Hmm" jawab Nino sembari masih memejamkan matanya
"No, bangun.." ujar Jihane lagi
"Hmm.. iya iya" jawab Nino sembari bangkit dari posisi tidurnya tapi tetap dengan memejamkan matanya "jam berapa sih ini ?" Tanyanya kemudian
"Setengah tujuh" jawab Jihane "kamu kenapa tidur disini ? Kenapa ga nyusul aku ke kamar ?" Tanya Jihane kemudian
"Hmm ?" Tanya Nino sembari mendongakkan kepalanya dengan mata yang sedikit terbuka "gapapa, aku ga mau ganggu kamu istirahat.. lagi pula posisi kita masih break kan, ga enak kalo tiba tiba aku nyelonong masuk dan tidur di kamar kamu" jawab Nino sembari tersenyum lalu ia bangkit dari sofa menuju ke kamar mandi
Jihane terdiam karena mendengar jawaban dari Nino. Pasalnya, Nino biasanya serampangan. Tapi kali ini tidak dan justru membuat Jihane langsung bungkam.
Tak berselang lama, Nino keluar dari kamar mandi dengan wajah dan rambut yang sedikit basah karena ia mencuci muka saja di dalam kamar mandi setelah buang air kecil. Sembari tersenyum, ia berjalan mendekati Jihane yang tengah duduk berdiam diri di sofa ruang tamu.
"Kamu jadwal pemotretan hari ini mau aku anter ga ?" Tanya Nino kemudian dengan lembut membuat Jihane langsung mendongakkan kepalanya karena Nino berdiri tepat dihadapannya
"Ga usah no, aku sama Pak Dodi kok" jawab Jihane lagi lagi berbohong
"Oh, ya udah.. aku pamit pulang ya ? Nanti kalo ada apa apa, kamu telfon aja" pamit Nino sembari mengusap wajahnya
"Tumben buru buru banget ?" Tanya Jihane sembari bangkit dari posisi duduknya
"Ya kamunya kan harus siap siap, aku juga mau pulang.. mau ada yang aku kerjain di rumah" jawab Nino ngasal padahal ia pun tak ada kegiatan apa apa hari ini
"Oh ya udah kalo gitu, makasih ya buat kemarin udah ngajakin aku nonton, ngajakin dinner juga.. makasih untuk usaha memperbaiki semuanya" ujar Jihane sembari ia tersenyum pada Nino
"Aku yang harusnya makasih, makasih ya kamu masih mau aku ajak nonton dan dinner" ujar Nino sembari tersenyum
Jihane pun mengangguk sembari tetap tersenyum. Lalu Nino pun kembali berpamitan.
"Ya udah, aku pulang dulu ya ?" Pamit Nino sekali lagi
"Iya, kamu hati hati di jalan ya.. kalo masih ngantuk, berhenti dulu jalannya.. kalo udah sampe rumah, kabarin aku" ujar Jihane
"Iya, tapi ji.. aku boleh minta sesuatu ?" Tanya Nino sembari ia sesekali menundukkan kepalanya
"Apa ?" Tanya Jihane balik
"Boleh cium ? Sebelum aku pulang ?" Tanya Nino lagi meminta izin pada Jihane untuk menciumnya
"Tumben pake nanya dulu" ujar Jihane sembari mengerenyitkan dahinya karena bingung dengan sikap Nino yang terlampau manis padanya
KAMU SEDANG MEMBACA
You're So Fine
Non-Fictionini kisah Nina Bastara Tjahjono yang akrab dipanggil Nino dengan segala konflik dalam hidupnya. Melanjutkan segala kerumitan yang ada di season 1 dengan judul "Are You My Sunshine ?". Akankah semuanya baik baik saja ? akankah Nino sembuh dari traum...