Chapter 62

544 36 31
                                    

Tere berangkat kerja sendiri dengan Nino yang inisiatif memesankan online, dia bilang ke Tere masih akan menemani Tasya lebih dulu dan akan menyusul ke kantor juga berpesan ke Tere dan Rini jika ada hal atau segala sesuatu yang bersifat Urgent segera agar langsung dikirim padanya, juga memberi otorisasi untuk Tere mewakilkannya jika ada rapat mendadak.

Tere pun memahami dengan keadaan saat ini dimana Tasya pasti butuh sharing dengan sang adik, maka Tere pun berangkat kekantor langsung seberesnya diberi wejangan oleh Nino.

Walau Nino agak marah ke Tarra tapi dia tak memperlihatkan depan Tasya, karena paham kakaknya sedang hamil dan butuh ketenangan sebenarnya dirinya juga pun butuh ketenangan untuk berpikir karena sedang merasa dipersimpangan antara dua pilihan.

Intinya dengan Nino yang sekarang semua keputusan ditangan Nino, diumum Nino sudah menjadi pria jadi baik dengan Jihane atau Tere dia tak lagi menyalahi aturan, dari segi keluarga Tere dia meyakinkan soal restu, dari keluarga Jihane setidaknya kedua orang tua Jihane tak pernah memberi sinyal melarang , ya tinggal hatinya memantapkan kemana karena serakah memang Nino yang ingin keduanya.

Sementara itu di unit apart Aghni..

Jihane kembali menemani Aghni ke unitnya sehabis menerima telfon dari Nino, setelah makan dan menyuapi Aghni juga Aghni meminum obatnya

Terbaring mereka diranjang kasur Aghni, dimana Jihane yang masih sambil memeluk dan mengelus Aghni yang sesekali dia elus dikecup juga kening Aghni, sementara dirinya menonton film dari platform streaming di TV kamar.

Walau menonton ada pikiran Jihane yang bercabang, pemikiran dengan pehidupannya dengan perasaannya juga dengan yang lain.

Bukan tanpa sebab dia kembali memikirkan kelanjutan hubungannya dengan Nino, hanya saja Jihane tak merasakan effort dari Nino yang berbeda untuk memperbaiki keadaan mereka.

Hingga saat ini tak ada penjelasan Nino akan kedekatannya dengan Tere apa memang hanya sekedar teman kantor apa bagaimana, karena Jihane sangat tau sedalam apa rasa yang dimiliki Nino ke Tere.

Jihane sempat sebagai saksi dititik terendah Nino yang begitu masih terpuruk namun tetap mengharapkan Tere, dan alasan Nino menjadi trans pun hanyalah karena Tere bukan yang lain.

Belum hal itu terjawab malah Jihane mendapati hal baru dimana Nino dan Tere sering jalan berdua, salah satunya ke caffe milik Nino, Gano's , dimana Rama yang merupakan barista kesayangan Nino disana saat itu salah ucap.

Flashback on

Saat Jihane mengorder sang barista mencoba ramah dengan berinteraksi tak hanya senyum dia juga bertanya.

"Tumben kak sendirian aja ga bareng sama mas Nino ?"  yang tentu saja membuat Jihane agak terkejap karena dia memang baru kali ini mampir sendirian, jika bersama Nino ya memang sudah agak lama, namun karena Jihane aktris dapat dengan mudah menghadapi dan tak terlihat akting, dimana dia menjawab 

"Pasti mas nya salah lihat, coba deh mas Nino barengnya sama yang mirip saya apa emang sama saya hayooo..?" Tanya Jihane balik sembari tersenyum menutupi keterkejutannya sendiri

"Eh.. iya kakak nya lebih tinggi dari yang kemarin.." jawab barista itu sedikit bergumam namun masih bisa terdengar oleh telinga Jihane

"Hehehe bukan saya kan ?" Tanya Jihane sembari terkekeh "oh ya jadi take away aja ya mas" lanjutnya karena moodnya langsung terjun bebas saat itu juga

"Oh iya baik kak.." jawab barista itu

Awalnya niat Jihane akan dine in karena langsung terpikir ada kemungkinan Nino dan Tere mampir, maka Jihane berubah haluan jadi take away, Jihane tak ingin moodnya berubah jika papasan dengan Nino terlebih jika bersama Tere.

You're So Fine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang