Hari ini adalah hari terakhir Jihane dirawat di rumah sakit. Dan selama empat hari itu pula Nino dengan setia menjaga dan merawat Jihane saat kedua orangtua Jihane beristirahat di apartemen milik Jihane.
Dan selama empat hari itu juga rasa sayang diantara keduanya semakin tumbuh seiring dengan kebersamaan keduanya. Tak jarang Jihane menjadi salah tingkah saat Nino menatap matanya begitupun sebaliknya.
"No.." panggil Jihane pelan saat Nino tengah membereskan barang barang milik Jihane karena esok pagi Jihane sudah diperbolehkan untuk pulang
"Iya ? Kenapa ji ?" Tanya Nino kemudian sembari mendongakkan kepalanya
"Duduk sini deh" ujar Jihane sembari menepuk nepuk ruang kosong disebelahnya
Nino yang tengah berjongkok pun langsung menyegerakan diri bangkit dan duduk disamping Jihane. Jihane langsung menyenderkan kepalanya di bahu Nino dan membuat jantung Nino seakan berdegup lebih kencang saat diposisi seperti ini.
"Kenapa ji ?" Tanya Nino kemudian sembari melirik ke arah Jihane yang tengah menyenderkan kepalanya di bahu Nino
"Gapapa, aku pengen kayak gini aja.. besok pas aku udah balik ke apartemen, udah balik ke aktifitas kayak biasanya kan kita ga bisa gini lagi" ujar Jihane sembari mengusap lengan Nino dan jujur saja itu membuat Nino merinding
"Ga bisa gini ? Maksudnya gimana ?" Tanya Nino yang bingung dengan ucapan Jihane barusan
"Ya kita akan kembali ke kehidupan masing masing kan, kamu dengan aktifitas kamu dan aku juga begitu.. ga ada tuh Nino yang seperhatian ini dan aku yang semanja ini lagi" ujar Jihane sembari sesekali ia menghela nafasnya dengan berat
"Kenapa ga ada ? Kata siapa emang aku ga akan perhatian sama kamu ? Sok tau kamu" ucap Nino sembari menjawil hidung Jihane
"Kata akulah barusan, kamu kan kalo diluar sana bakalan cuek bebek sama aku.. ngobrol aja sepatah dua patah kata aja kayak mukoddimah pidato camat" ujar Jihane lagi sembari mengerucutkan bibirnya
"Ya aku gitukan sama orang asing, aku ga terbiasa ngobrol banyak hal dengan orang asing atau orang yang baru aku kenal" jawab Nino
"Terus emang aku orang asing ? Emang kita baru kenal ?" Tanya Jihane yang mulai sewot karena ucapan Nino tadi
"Ya kemaren iya, aku harapnya sih besok ga" jawab Nino sembari diam diam ia melengkungkan senyuman terbaiknya
"Maksudnya ?" Tanya Jihane sembari mengangkat kepalanya dari bahu Nino lalu menatap wajah Nino dari samping sembari mengerenyitkan dahinya
Nino pun menoleh pada Jihane dan langsung tersenyum sembari menggenggam tangan Jihane.
"Would you be my girlfriend ?" Tanya Nino kemudian yang langsung membuat Jihane menganga karena sejujurnya ia ga expect bahwa Nino akan menembaknya hari ini, hari terakhir di rumah sakit
Jihane sempat diam, ia bukan ragu tapi ia terkejut dengan pertanyaan Nino hingga lidahnya terasa kaku.
"Gausah di jawab sekarang gapapa, kapan kapan aja.. udah mending sekarang kamu istirahat, aku mau beli kopi dulu ke bawah" ujar Nino sembari bangkit dari duduknya
"No.." panggil Jihane kemudian menahan Nino untuk pergi dari sisinya, jujur saat ini ia memang sedang jatuh cinta pada Nino dan tak ingin Nino berada jauh darinya meskipun hanya sebentar saja
Nino menoleh dan Jihane langsung menganggukkan kepalanya membuat Nino langsung mengerenyitkan dahinya.
"Iya, aku mau no" jawab Jihane pelan yang sukses membuat Nino tersenyum dan langsung menghampiri Jihane yang masih betah duduk di brankar tempat tidurnya
KAMU SEDANG MEMBACA
You're So Fine
Non-Fictionini kisah Nina Bastara Tjahjono yang akrab dipanggil Nino dengan segala konflik dalam hidupnya. Melanjutkan segala kerumitan yang ada di season 1 dengan judul "Are You My Sunshine ?". Akankah semuanya baik baik saja ? akankah Nino sembuh dari traum...