Seminggu setelah kejadian itu, Nino dan Jihane tak pernah lagi bertemu. Direct Message di akun sosial media milik Nino pun nampak sepi sepi saja, tak ada chat maupun panggilan videocall yang biasanya Jihane lakukan. Sepengetahuannya, Jihane sudah pulang ke Indonesia sejak 3 hari yang lalu, namun hingga saat ini Jihane tak lagi bertukar kabar dengan Nino. Dan Nino pun tak bisa berharap banyak, karena ia dan Jihane tak memiliki hubungan apapun sebelumnya. Kejadian hari itu hanyalah insiden karena Jihane yang tengah mabuk, tak lebih dan tak kurang.
Senja yang akhirnya memilih untuk resign dari rumah sakit tempatnya bekerja kini tengah membereskan semua pakaiannya dan beberapa barang yang memang dibelinya. Akhirnya Senja pun menyetujui keinginan Nino yang menjadikannya psikolog pribadinya.
"Udah sen ?" Tanya Nino pada Senja yang masih betah memasukkan barang barangnya ke koper berukuran besar yang sengaja Nino belikan untuk Senja karena Senja merasa baju dan barang barang yang akan dibawanya pulang sangatlah banyak
4 buah koper berukuran besar memenuhi kamar Senja membuat Nino menggelengkan kepalanya sementara Senja yang tengah membungkuk langsung menegakkan tubuhnya.
"Bentar lagi sih, tinggal menuhin koper ini doang" jawab Senja sembari meregangkan pinggangnya
"Oh, ya udah.. aku tunggu di ruang makan ya ? Kita makan dulu, tadi aku udah beli makanan diluar" ujar Nino sembari membalikkan tubuhnya lalu ia pun langsung pergi meninggalkan Senja yang masih sibuk mengemasi barang barangnya
Sekitar 15 menit kemudian, Senja muncul dengan keringat yang bercucuran karena harus menggeser koper kopernya agar ia bisa lewat dan pergi ke ruang makan.
"Haaaah capek banget !" Serunya sembari merenggangkan pinggangnya "lu beli apa no ?" Tanya Senja kemudian
"Tadi mampir ke The Halal Guys, gue beli chicken beef bowl sama baklava buat lu" jawab Nino sembari melahap makanan miliknya
"Oh, itu lu makan sebanyak itu sendirian ?" Tanya Senja kemudian yang heran melihat makanan yang terhidang diatas meja makan dan di dominasi milik Nino
"Banyak ? Cuma chicken beef combo, long line, buritto bowl sama beef gyro sandwich doang kok" jawab Nino tanpa dosa
"Itu apa ? Minumannya ?" Tanya Senja lagi
"Iya cuma fountain drink doang sama diet coke bottle" jawab Nino sembari tetap mengunyah makanannya
Senja hanya menggelengkan kepalanya saat melihat Nino yang terlihat lahap memakan makanan yang dibelinya bahkan cenderung seperti orang yang kelaparan. Lalu ia pun menggeser kursi lalu segera menyantap makanan yang Nino belikan untuknya.
"Jadi pesawat kita take off jam berapa ?" Tanya Senja kemudian
"Jam 7 malem, makanya biar ga telat kita harus berangkat dari sekarang sih" jawab Nino
Senja pun mengangguk setuju dan untungnya ia sudah selesai mengemasi barang barangnya.
Lalu keduanya pun sibuk mencerna makanannya masing masing tanpa berbicara satu sama lain. Setelah selesai, Nino beristirahat selama 20 menit terlebih dulu sebelum akhirnya ia membantu Senja untuk mengeluarkan koper kopernya yang berukuran besar. Dan dibantu oleh Hans yang merupakan kasir di tempat biasa Nino dan Senja menikmati secangkir kopi sembari bercengkrama atau sembari mengerjakan beberapa pekerjaan yang harus dikerjakannya.
"So, are you going back to Indonesia to get married ?" Tanya Hans kemudian sembari mengangkat satu koper dan dipanggulnya di bahu sedangkan satu lagi di jinjingnya, dan pertanyaan itu membuat Nino dan Senja saling pandang satu sama lain
KAMU SEDANG MEMBACA
You're So Fine
Non-Fictionini kisah Nina Bastara Tjahjono yang akrab dipanggil Nino dengan segala konflik dalam hidupnya. Melanjutkan segala kerumitan yang ada di season 1 dengan judul "Are You My Sunshine ?". Akankah semuanya baik baik saja ? akankah Nino sembuh dari traum...