Di subuh buta ponsel Nino berdering berkali kali membuat Jihane terbangun dan langsung membangunkan Nino yang masih saja betah tertidur pulas meskipun ponselnya sangat berisik dan mengganggu.
"Yang, hp kamu bunyi daritadi.. angkat dulu gih yang" ujar Jihane sembari menggoncang tubuh Nino
"Hmm.. apa sih yang ? Aku masih ngantuk" ujar Nino dengan kesal karena ia masih merasa mengantuk
"Sayang, angkat dulu telfonnya mana tau penting.. daritadi berisik banget tuh" ujar Jihane lagi
Nino pun langsung mendengus dan mengambil ponselnya.
"Ci Ondet ?" Tanya Nino sembari menoleh ke arah Jihane
"Ci Ondet ? Ngapain dia telfon subuh subuh buta gini ? Angkat coba yang" ujar Jihane sembari mengerenyitkan dahinya
Nino pun langsung mengangkat panggilan telfon itu dan meloudspeaker nya agar Jihane dapat mendengar percakapan antara dirinya dengan Ci Ondet yang merupakan sepupunya.
"Iya ci, ada apa ?" Tanya Nino sesaat setelah mengangkat panggilan telfon dari Ci Ondet
"No, bisa ke rumah sakit ? Penting" ujar Ci Ondet sembari setengah sesenggukan
"Kenapa ? Ada apa ?" Tanya Nino, ia menjadi sedikit panik mendengar suara ci Ondet yang gemetar dan setengah sesenggukan
"Please, lu kesini dulu.. gue mohon no, gue minta tolong" ujar Ci Ondet memohon pada Nino agar ia tak bertanya tanya karena situasinya sangat tak memungkinkan untuk ci Ondet menjelaskannya
"Oke, lu shareloc ke gue.. gue langsung berangkat sekarang ya" ujar Nino berusaha menenangkan Ci Ondet
"Iya ya udah ya gue matiin dulu telfonnya" ujar Ci Ondet dengan lesu
Lalu Ci Ondet langsung mematikan sambungan telfonnya dan mengirimkan lokasi tempatnya kini berada. Sementara Nino mencuci muka dan mengganti pakaiannya.
"Ci Ondet ada di rumah sakit yang.. ada apa ya ?" Tanya Jihane sembari memegangi ponsel Nino yang memang diberikan padanya untuk melihat pesan dari Ci Ondet sementara Nino mencuci muka dan mengganti pakaiannya
"Kamu ganti gih, ayo ikut.. aku juga penasaran ada apa" ujar Nino sembari mengambil ponselnya dari tangan Jihane
Lalu Jihane pun segera mengganti pakaiannya dan langsung pergi bersama Nino menuju alamat rumah sakit yang dikirimkan oleh Ci Ondet.
Sesampainya di rumah sakit, Nino terkejut. Ci Ondet jauh nampak lebih kurus dari hampir 3 tahun yang lalu. Wajahnya pucat dan bibirnya pun kering. Tak ada rona kebahagiaan dalam dirinya.
"Ci, ada apa ?" Tanya Nino kemudian
Ci Ondet langsung memeluk Nino dan menangis sesenggukan di pelukannya.
"Nino ?" Sapa seseorang kemudian dibalik tubuh Nino membuat Nino langsung menoleh
"Josh ?" Tanya Nino tak kalah terkejutnya melihat Josh yang merupakan sepupu dari Nay, mantan kekasihnya
Nino tentu merasa bingung, ia langsung berusaha melepaskan pelukan Ci Ondet dari tubuhnya.
"Ci, ada apa sih ? Aku ga ngerti ? Kenapa ada Josh ? Siapa yang sakit ?" Cecar Nino kemudian
Josh langsung menepuk bahu Nino dan saat Nino menoleh, Josh langsung meninju rahangnya. Membuat Nino langsung jatuh tersungkur ke lantai dan Jihane langsung membantunya untuk bangun terlebih dulu.
"Josh, ga gitu caranya.. kita ini tinggal ngitung waktu, ga seharusnya begini" ujar Ci Ondet memarahi Josh
Josh hanya mengepalkan tinjunya lalu berlalu masuk ke dalam ruang rawat inap yang berada dihadapannya. Sementara Nino hanya mengusap rahangnya dan sudut bibirnya yang berdarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're So Fine
Non-Fictionini kisah Nina Bastara Tjahjono yang akrab dipanggil Nino dengan segala konflik dalam hidupnya. Melanjutkan segala kerumitan yang ada di season 1 dengan judul "Are You My Sunshine ?". Akankah semuanya baik baik saja ? akankah Nino sembuh dari traum...