34-Cake

4 1 0
                                    

Bolak balik Pelangi menoleh melihat keluar jendela. Menunggu pintu ruang rapat Semesta yang tak kunjung terbuka. Gadis itu memilih untuk menunggu Semesta kelar rapat barulah pulang sekolah bersama. Pelangi menolak ajakan Semesta untuk mengantarnya lebih dulu lalu kembali lagi kesekolah untuk rapat.

Karena kelamaan menunggu Pelangi sampai tertidur di kursi taman dekat dari gedung tempat Semesta melaksanakan rapat dengan teman organisasinya. hampir pukul lima sore barulah Semesta keluar dan mendapati Pelangi sudah tertidur pulas.

Cowok itu mendekat dan seketika tersenyum saat melihat gadis dihadapannya sedang tertidur dengan begitu cantik.

"Cantik banget sih" batin Semesta. Perlahan ia menyingkirkan anak rambut yang menutupi area wajah gadis itu. Karena merasakan sentuhan Pelangi menggeliat dan perlahan membuka kata. Semesta tersentak dan segera menjauhkan tangannya, ia takut kena geplakan dari gadis itu.

"Udah selesai?" tanya gadis itu masih dengan suara seraknya khas baru bangun tidur. ternyata dia benar-benar tertidur pulas karena menunggu Semesta.

Semesta menganggukkan kepala sebagai jawaban. tatapan cowok itu masih menatap gadis dihadapannya dengan lekat. ada rasa bersalah pada Pelangi karena membiarkan gadis itu menunggunya sampai tertidur.
"Harusnya tadi gue antar lo pulang. biar nggak nunggu lama" ucap Semesta merasa bersalah.

"Emang gue nunggu lama?"

Semesta lagi-lagi menganggukkan kepala "Lama. lo sampai ketiduran di sini karena gue"

"nggak lama kok. tadi gue lihat teman-teman latihan nari juga" ucap gadis itu. memang alasannya mau menunggu Semesta karena Pelangi mau melihat teman-temannya latihan menari.

"Ya udah pulang yuk. Mau di gendong nggak?" Tanya Semesta menggoda lalu segera menghindar karena Pelangi segera memukulnya dengan ransel sekolah.

Baru beberapa langkah Pelangi berjalan kakinya sudah tersandung lagi karena menginjak tali sepatunya yang ternyata terlepas.

Semesta dengan sigap segera memapah gadis itu untuk duduk dan langsung mengikat tali sepatu Pelangi dengan cekatan.

"Gue gendong aja yah?" Tanya Semesta mengangkat kepalanya menatap Pelangi yang tengah menggeleng menolak.

"Gue masih bisa jalan yah"

"Bisa cuma kayak orang mabok gitu" celetuk Semesta membuat Pelangi geram pada cowok itu. Semesta tidak peduli ia memilih berjongkok di depan gadis itu dan menyuruh Pelangi segera naik di belakang punggungnya. Meski mengoceh dan gengsi Pelangi tetap menurut Semesta. mengalungkan tangannya di leher Semesta membuat cowok itu tersenyum senang.

"Hari ini aja yah. besok nggak ada tuh gendong-gendongan" ucap Pelangi saat cewek itu

"Harus nya gue yang ngomong itu. lo berat soalnya arggg Rambo sakit" ucap Semesta yang pada akhirnya harus meringis kesakitan karena Pelangi menggeplak kepalanya.

Dalam perjalanan pulang, Semesta sempat singgah disebuah minimarket untuk membeli roti dan minuman untuk Pelangi. katanya gadis itu pasti kelaparan karena kelamaan menunggunya. meski Pelangi sempat menolak tapi tetap saja gadis itu memakannya dengan lahap.

"Entar malam gue main ke rumah lo yah" ucap Semesta bernegosiasi

Dengan cepat Pelangi menggeleng "Nggak"

"Kok lo gitu sih"

"Papa gue galak"

" Nah justru itu karena Papa lo galak. Jadi mulai sekarang gue harus mulai pendekatan"

"Pendekatan buat apa?" Tanya Pelangi mengoreksi maksud Semesta

"Buat izinin lo mendaki bareng gue" jawab Semesta polos.

PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang