Sejak kejadian di toilet, Semesta tidak lagi menemui Pelangi. walaupun teman-temannya masih saja memantau Pelangi. Bukan hanya Agas dan Eja tapi juga Midun, Dedy, dan Ify selalu memantau di mana Pelangi pergi. Walaupun tak nampak tapi Pelangi tau mereka- mereka semua adalah mata-mata Semesta. Karena perilaku teman-temannya itu, Pelangi sering berbohong dan sembunyi-sembunyi saat menemui Fero.
Ya akhir-akhir ini Pelangi sering bertemu Fero karena ternyata mereka sama-sama punya hobby yang sama. Yaitu berburu barang-barang antik. Karena Fero sering mengajak Pelangi ke tempat-tempat pembuatan barang antik yang ada di kotanya.
Pelangi menghelas nafas jengah karena yang kali ini menemuinya adalah sumber dari masalah ini di mulai.
DISYA
Cewek tinggi itu menutup rapat pintu toilet wanita yang ada di teritori kelas X. Hanya mereka berdua yang ada di dalam sana.
" Gue mau ngomong" kata Disya basa basi. melihat Pelangi di cermin yang ada di depan mereka.
"Gue nggak mau" jawab Pelangi ketus
" Lo jauhin Fero" Titah Disya membuat Pelangi tersenyum miring. Berbalik dan menatap tepat di bola mata hitam Disya
"Kenapa? karena dia pacar lo? bukannya lo selingkuh sama Semesta ya?"
Mendengar pertanyaan Pelangi membuat Disya tertawa dan mendorong pelan Pelangi agar tidak terlalu dekat dengannya " Jangan natap gue kayak gitu seolah lo yang benar di sini"
" Jadi itu yang di katakan cowok brengsek itu sama lo. Dan bodohnya lo percaya?" Tanya Disya lagi
Pelangi maju lagi mendekati Disya "Iya gue percaya. yang gue nggak percaya itu lo sama Semesta. Sialan kalian berdua"
"TERSERAH" Teriak Disya frustasi ternyata memang sulit meyakinkan Pelangi. Seandainya bukan Semesta yang memohon pada Disya untuk membujuk gadis tengil di depannya ini, Disya tidak akan mau
"Gue peringatin ya sama lo sekali lagi, Kalau Fero itu bukan orang baik. Dia jahat, Dia pernah mau perkosa gue, Dia itu Mafia, dia itu nipu lo" Ucap Disya blak-blakan membuat Pelangi tertegun.
" Tapi terserah sih kalau lo tetap mau dekat-dekat sama dia. asal gue udah peringatin aja" Disya meninggalkan Pelangi yang masih terdiam. Disya tidak betah bicara lama-lama dengan orang sekeras kepala Pelangi
Kedengarannya Disya serius mengatakan itu, tapi tetap saja mungkin Disya mengatakan itu agar perselingkuhannya tidak terbongkar.
Pelangi keluar toilet dan segera menuju ke kelas XII ada seseorang yang ingin ia temui.
Namun ternyata Semesta sedang tidak berada di kelasnya. Kata teman sekelasnya Semesta sedang di aula sekolah, membuat Pelangi segera menuju kesana.
Sudah seminggu lebih Pelangi tidak menemui Semesta. Dan Semesta juga tidak menghampirinya lagi membuat Pelangi sedikit tenang. Walaupun dia masih menangis sebelum tidur karena merindukan kerandoman Semesta padanya. Masalah ini, membuat Pelangi dan Semesta benar-benar seperti berakhir.
Hari ini Pelangi ingin menemuinya, ingin bertanya langsung tentang apa yang dikatakan Disya tadi. Namun sesampainya di aula sekolah, Pelangi menghentikan langkahnya. Seketika ia menyesal karena ke tempat ini, melihat Disya sedang memeluk Semesta dengan kegirangan dan yang di peluk juga tersenyum sambil mengusap-usap puncak kepala cewek di depannya.
"Sial harusnya itu posisi gue" Ucap Pelangi dalam hati. Gadis itu berlari meninggalkan aula. Ia ingin menangis sekarang. Padahal dia sendiri yang menghindari Semesta tapi kenapa dia lagi-lagi tidak rela kalau Semesta memeluk orang lain.
Perasaan memang susah di kendalikan. dia tidak pernah mau sejalan dengan keadaan. Harusnya kalau keadaannya memaksa untuk menghindar, hatinya juga ikut menghindar. Jangan egois hatinya masih suka tapi harus menjauh.
Pelangi kembali masuk ke dalam toilet yang sama, membasuk wajahnya agar dia bisa menyamarkan air mata yang sudah luruh. Akhir-akhir ini Pelangi lebih sering di toilet, berkaca dan bertanya ada apa sebenarnya dengan dirinya. Kenapa dia tidak bisa memahami apa sebenarnya yang ia inginkan?
***
"Sem gue lolos" Teriak Disya dari kejauhan. Cewek itu berlari menuju Semesta yang sedang mempersiapkan festival sekolah yang akan diadakan setelah ulangan akhir Semester nanti.
Disya langsung memeluk Semesta kegirangan. "Sem gue lolos dan bakal ikut pemilihan top model tahun ini" Ucap Disya membuat Semesta tersenyum mendengarnya. Tangan cowok itu spontan mengacak-acak puncak kepala Disya.
"Selamat"
"Lo harus diet setelah ini. Jangan habisin menu di kafe gue" Ledek Semesta.
Disya mengangguk gemas membuat Semesta kembali terkekeh.
"Oh ya gimana? Apa respon dia?" Tanya Semesta yang langsung di pahami Disya membuat raut wajah cewek itu kembali datar.
"Dia susah di atur. dia tetap kekeh dengan apa yang dia percaya" Disya menjelaskan bagaimana respon Pelangi saat mendengar kenyataan tentang Fero.
"Pelangi emang kayak gitu" Semesta berusaha membuat Disya paham tentang Pelangi.
"Lo tau dia emang kayak gitu tapi lo masih aja peduli. Masih aja suka sama cewek kayak begitu" omel Disya tidak suka dengan Pelangi membuat Semesta kembali terkekeh.
"Dia baik kok" Ucap Semesta lirih membuat Disya berdecak kesal.
"Baik apanya dia nggak percaya sama lo"
" Cuma itu minusnya Pelangi. Sisanya positif semua. Dia peduli sama gue, walaupun kelihatannya dia begitu tapi dia punya sisi yang penyayang"
"Ck..." Disya hanya bisa berdecak kesal pada temannya itu. Disya tidak bisa berkata apa-apa karena pasti ada alasan kenapa Semesta sesayang itu dengan cewek sialan seperti Pelangi.
Semesta menghembuskan nafas lelahnya " Banyak hal yang dilakukan Pelangi yang buat gue ngerasa dia sayang sama gue. Ternyata walaupun kelihatannya berisik tapi kita berdua udah lewatin banyak hal. Gue banyak tau tentang cewek songong itu"
Disya mengangguk " Lo banyak tau tentang dia tapi dia nggak tau apa-apa soal lo. Dia emang nggak mau tau"Semesta mengangguk " Mungkin karena sifatnya yang gengsian jadinya dia susah percaya. Tapi dia berubah semenjak sama gue"
"Selalu aja lo bela dia" gumam Disya pelan membuat Semesta tersenyum.
"Jangan benci dia Sya. Gue sayang sama anak songong itu" Ucap Semesta lirih. Disya yang melihat itu juga ikut merasa sedih. Kenapa ada cowok sebaik Semesta di dunia ini dan mau melindungi Disya dari orang yang sudah menghancurkan dunia cewek itu. Semesta bahkan harus jauh dari orang yang dia sayang karena melindungi Disya.
Terima Kasih Semesta Winata. Terima Kasih sudah mau jadi teman gue. Dan Terima sudah jadi cowok satunya-satunya yang baik sama gue di kehidupan ini. Batin Disya
"Sem gue ke toilet bentar ya" Disya tidak lagi merespon perkataan Semesta tadi. Gadis itu pamit dan segera berlari menuju toilet di dekat aula. Dia ingin menangis meratapi nasibnya yang ternyata sudah membebani temannya.
"Maafin gue Sem" isaknya. Disya membiarkan keran air terbuka agar jika ada orang didalam toilet, Tangisnya tidak terlalu terdengar oleh orang itu
***
Harus banget yah menjauh gini padahal masih sayang
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
Teen FictionPertemuan pertama bisa mempengaruhi bagaimana penilaian seseorang. Sama halnya lo dan dia. Gue suka dia pokoknya gue maunya dia. Bukan lo karena bagi gue lo itu iblis dan dia adalah malaikat. Hanya satu yang belum bisa gue tentuin. Diantara keduany...