23-Ayuna

11 2 0
                                    


Pernah nggak sih terpaku pada satu titik fokus selama puluhan menit lamanya?

Enggan mengalihkan tatapan ke arah lain karena apa yang kita lihat di depan mata terlalu menarik. Mau ngedip aja rasanya tidak rela.

Itu yang dirasakan Semesta saat ini, menopang dagu dengan bibir terkatup dan mata yang fokus pada gadis didepannya. Walalupun Pelangi mengomel karena Semesta terlambat dua menit dari hitungan gadis itu tak membuat Semesta terusik sama sekali. Malah semakin menyenangkan melihat bibir gadis itu bergerak cepat karena mengomel dan mengunyah secara bersamaan. Sulitkan bayanginnya.  Tapi Pelangi terlihat lancar melakukannya.

"Enak?" Pertanyaan konyol Semesta.

"Enaklah kalau nggak gue suruh lo yang makan kan lo yang beli"

"Makan dengan tenang jangan sambil misuh-misuh"

"Gimana nggak misuh-misuh lo nya nyebelin"

"Wajarin aja sih. Gue emang selalu nyebelin buat lo"

"Lo nggak pernah wajar buat gue"

Tangan Semesta terangkat otomatis menghapus jejak kuah makanan yang ada di atas bibir Pelangi membuat gadis itu melotot dan langsung memukul Semesta dengan kasar. Emang Semesta nya suka lupa ingatan kalau dia tidak boleh memperlakukan Pelangi seperti itu tapi masih saja melanggar.

"Kurang ajar banget sih"

"Gue lupa" ucap Semesta sambil meringis.

"Lo nganggap gue apa sih?"

Pertanyaan Pelangi membuat Semesta bungkam. Dia tidak tau mau menjawab apa. Siapa Pelangi untuknya? Just friend? Right. Tapi Pelangi tidak menganggapnya teman.

"Lo majikan gue". jawab Semesta setengah tidak percaya. Sejak kapan dia  mau mengakui dirinya babu.

"Ada babu yang ngelakuin hal kayak tadi sama majikannya?"

Semesta menggeleng sebagai jawaban.
"Gue nggak suka lo kurang ajar. Gue bukan cewek yang bisa lo mainin kayak yang lain. Disentuh dikit luluh"

"Gue nggak suka mainin perempuan"

"Oh ya. Terus cara lo memperlakukan perempuan. Itu membuktikan kalau lo itu playboy"

"Gue nggak gituin semua  perempuan"

"Nggak perlu lo bilang ke gue. Gue juga nggak mau tau. Mau lo ngapain juga yang penting jangan perlakuin gue kayak gitu"

"Iya-iya maaf"

Semesta menegakkan tubuhnya yang sejak tadi menopang dagu di atas meja di teras rumah Pelangi. Mereka memang tidak masuk ke dalam rumah karena Pelangi tidak mau Semesta ketemu papahnya nanti malah nanya sembarang kayak ke teman cowok Melati beberapa hari yang lalu.

"Lo pulang gih" usir Pelangi membuat Semesta setengah tidak percaya. Sesadis itu cewek itu memperlakukannya. Memang cuma Pelangi yang bisa memperlakukan Semesta sebagai babu. Dimana Semesta yang tanpan rupawan disekolah? Yang kaya raya dikenal sebagai sultan muda. Semua predikatnya hilang kalau lagi sama Pelangi.

"Nggak ngizinin gue di sini dulu?"

"Nggak"

"Lo nggak ada perikemanusiaannya"

"Lo lupa kalau gue nggak nggap nganggap lo manusia. Jadi perikemanusiaan gue nggak berlaku buat lo"

Semesta memasang wajah memelas

"Pulang nggak"

Semesta menggeleng polos membuat Pelangi geram.

"Lo pulang atau gue seret lo"

PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang