39-Maaf

3 1 0
                                    

Pelangi terengah-engah berlarian dikoridor sekolah. gadis itu berhenti sejenak mengatur nafasnya saat baru saja sampai di depan pintu ruang UKS. Pelangi mendengar dari Agas kalau Semesta ke UKS. Sebenarnya saat di kantin sekolah tadi Pelangi hanya basa-basi menanyakan cowok itu dan kata Agas Semesta ke UKS. entah kenapa Pelangi jadi sekhawatir ini. selama berlarian ke UKS gadis itu selalu bertanya pada diri sendiri. Apa Maagnya kambuh lagi? apa demam lagi? apa dia jatuh?

Dan semua pertanyaan itu ternyata jawabannya adalah tidak. Kini apa yang ia lihat jauh dari apa yang ia duga. bukan Semesta yang sakit. Tapi....

DISYA

"Kan gue udah bilang Ca, Kalau ada apa-apa bilang sama gue. Jangan bikin khawatir gini"

Sejak kapan suara Semesta selembut itu. atau memang Pelangi yang tidak pernah menyadarinya selama ini.

Pelangi melihat bagaimana Disya membalas Semesta dengan senyum manisnya yang terlihat menenangkan "Gue nggak apa-apa. ini juga udah lo obatin " ucap cewek itu.

Pelangi masih berdiri disana dengan perasaan yang tidak karuan. Ia benci keadaan ini. ia benci perasaan ini. Kenapa ia merasa seperti ada sesuatu yang menghantam dadanya. Sakit sekali. Ini lebih sakit dari pada saat Melati menghilangkan salah satu boneka kura-kuranya.

Dengan pelan Pelangi berbalik dan melangkah keluar dari UKS. Ia tidak mau berisik agar tidak ketahuan kalau ia ada disana.

Pelangi mempercepat langkahnya menuju toilet.gadis itu melihat wajahnya dicermin toilet. Dia menangis.

Seorang Pelangi menangis. Cewek itu mengusap air matanya. ia mencoba memahami keadaannya. ini kali pertamanya menjadi aneh begini. Pelangi yang kuat, tidak cengeng dan mandiri itu kini runtuh. Gadis itu seperti tidak mengenal dirinya sendiri. Badannya terasa lemas, ia berusaha menampik bahwa dia tidak ingin menangis namun badan dan perasaannya menolak itu. Pelangi benar-benar menangis. Ia tidak suka dengan apa yang barusan ia lihat. Ia menyesal karena sudah tergesa-gesa ke UKS, Ia menyesal karena sudah mengkhawatirkan Semesta. namun di sisi lain Pelangi menyalahkan dirinya sendiri.

Apa ini salahnya?

apa benar Semesta dendam padanya?

Apa memang ini yang Semesta mau. membuat Pelangi jatuh cinta kemudian meninggalkannya.

Sejahat itu?

Pelangi menggeleng. ia menyalakan air untuk segera mencuci wajahnya. ia tidak ingin tambah banyak pikiran.

Tapi kalau memang Semesta membalas dendam dengan cara itu. Berarti dia berhasil. Dia berhasil membuat Pelangi menangis. Dia berhasil membuat Pelangi menjadi orang yang berbeda.

Setelah keluar dari toilet Pelangi berjalan menuju taman sekolah ia ingin menangkan diri sejenak sebelum balik ke kelas. Pelangi tidak mau ketiga temannya tau kalau gadis itu sudah menangis. Selain malu dan gengsi Pelangi juga tidak mau mereka banyak tanya. Cukup gadis itu saja yang tau perasaannya sekarang.

"Hai" Sapaan seseorang membuat Pelangi menoleh. gadis itu spontan berdiri saat melihat siapa yang ada di depannya saat ini. Pelangi sempat mengucek matanya untuk memastikan bahwa ia tidak salah lihat.

"Kak Bintang"

Pria jangkung itu tersenyum menatap Pelangi lekat. Tatapan khas Bintang dengan mata coklat itu menatapnya sangat lekat seperti telah lama menantikan untuk melihat orang yang didepannya saat ini.

"Kenapa bisa di sini?" Tanya Pelangi. Pertanyaan yang wajib di tanyakan saat ini. bukannya satu semester Bintang di Malaysia. Tapi kenapa cowok itu bisa di sini sekarang?

"Gue izin satu minggu.  Kangen mama sama kangen lo" Jawab cowok itu seperti tidak ada beban.

"Ck serius"

PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang