30-Berisik

5 1 0
                                    


"Semesta lo ada di sini" tanpa sadar Semesta mengucapkan kalimat itu.

Pelangi menggeleng sambil mengalihkan tatapannya. Cewek itu membungkus es batu dengan handuk yang tadi dibawanya. Dengan pelan Pelangi mengusap lembut permukaan handuk ke lebam di pelipis Semesta. "Semesta gue udah pergi beberapa waktu yang lalu"

Dengan cepat Semesta menggenggam tangan Pelangi yang tengah mengompres pelipisnya.

Kali ini Pelangi tidak memberontak. Gadis itu malah tersenyum manis membalas tatapan Semesta membuat jantung cowok itu semakin tak karuan di dalam sana. Tingkah Pelangi dihadapannya jauh berbeda dari biasanya. Lebih lembut dan penyayang.

"Seandainya dari dulu lo kayak gini Rambo" ucap Semesta dalam hati.

"Makasih yah udah mau obatin"

Pelangi mengangguk mengiyakan "santai aja kak. Gue senang kok ngelakuinnya"

Kata kakak yang keluar dari mulut Pelangi membuat Semesta terperanjat. Baru kali ini Pelangi memanggilnya kakak. Tapi Semesta berusaha mengalihkan pikiran anehnya ia membalas kekehan Pelangi dengan mengusap lembut puncak kepala gadis itu.

"Lo nggak boleh terluka lagi. Gue ngga suka lihat muka lo memar-memar gini"

Semesta mengangguk cepat "Nggak kok. Ini juga karena bantuin Eja bukan karena gue nya cari masalah sama orang lain"

"Hmm jangan di ulangin lagi. Gue percaya kak Bintang orang baik"

BINTANG

Seketika Semesta menjauhkan tangannya dari kepala Pelangi. Cowok itu juga berdiri menuju balkon kamarnya meninggalkan Pelangi yang berteriak di belakangnya.

"Keluar lo" ucap Semesta dingin

Seakan sadar akan kesalahannya. Pelangi berdiri tegang di tempatnya. Kali ini ia benar-benar merasa bersalah karena telah menganggap Semesta sebagai Bintang. Ia mengobati Semesta sebaik itu karena Pelangi menganggap yang ia obati adalah Bintang. Kejadian tadi membuat Pelangi mengingat Momen saat pertama kali Pelangi mengobati Bintang di UKS waktu itu.

"Gue bukan Bintang. Gue bukan anak baik seperti kata lo barusan. Gue juga bukan manusia di mata lo. Jadi mendingan lo keluar"

Pelangi perlahan berjalan menuju Semesta. Berdiri di hadapan cowok yang kini enggan menatapnya. Pelangi menghembuskan nafas berat, kali ini ia benar-benar merasa bersalah. Siapa yang tidak marah jika mendapat perhatian hanya karena dirinya dianggap orang lain terlebih orang lain itu adalah orang paling kita benci.

Yah setau Pelangi, Semesta sangat membenci Bintang karena perihal Ayuna.

Pelangi sudah paham betul bagaimana sakitnya jadi Semesta. Karena sudah mencintai Ayuna setulus hati dan berusaha selalu ada untuk cewek itu. Tapi apa yang terjadi, Semesta hanya ada dalam hari-hari Ayuna tapi tidak ada dalam ceritanya. Membayangkannya saja Pelangi tau itu menyakitkan, lalu bagaimana dengan kejadian tadi?. Barusan Pelangi melakukan hal yang sama dengan Ayuna. Menyakiti Semesta karena Bintang.

"Gue minta maaf soal tadi..gue"

"Gue nggak butuh maaf dari lo. Gue cuma butuh lo keluar dari kamar gue sekarang" dengan cepat Semesta memotong ucapan Pelangi.

"Gue nggak tau yah Sem lo tiba-tiba menjauh dari gue hari ini. Gue ngerasa nggak punya salah apa-apa. Tapi lo malah kayak gini "

"Hmm karena lo nggak punya salah makanya gue biarin lo bebas seperti yang lo mau dengan cara nggak gangguin lo lagi"

Pelangi terkekeh mendengar jawaban Semesta yang jelas-jelas bohong.

"Gue nggak percaya" cewek itu mendekatkan wajahnya di hadapan Semesta "Lo suka sama gue?"

PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang