25-Khawatir

12 2 0
                                    

Suara benturan keras tidak jauh dari minimarket membuat orang-orang yang ada disana seketika terfokus pada sumber suara bahkan beberapa dari mereka sudah berkerumun di sebuah tempat.

Pelangi ikut berjalan cepat mengikuti arah pergi orang-orang yang samar-samar mengucapkan kata kecelakaan. Keadaan sudah begitu ramai ketika Pelangi sudah sampai di tempat kejadian. Dengan berani gadis mungil itu menorobos kerumunan dan tanpa pikir panjang ia menghampiri seorang anak yang menekuk lututnya yang penuh goresan dan bahkan tangan kanannya berlumuran darah. Anak kecil itu tidak begitu di perhatikan oleh orang sekitar karena keadaan si penabrak yang  nampaknya lebih parah karena sampai tidak sadarkan diri.

Anak kecil itu seketika menangis keras dan memeluk Pelangi ketika Pelangi jongkok di sebelahnya. Aku takut hiks...hiks...hiks

"Nggak apa-apa. Tenang yah" ucap Pelangi lembut sambil memeluk anak kecil itu.

"Aku buat dia meninggal" anak kecil itu semakin menangis ketakutan.

"Dia belum meninggal. Kakak tadi hanya pingsan"

Anak kecil itu tak kunjung tenang. Tangisannya semakin parah hingga kedua orang tuanya datang menghampiri mereka dengan panik. Kata orang-orang yang melihat kejadian tersebut bahwa anak kecil itu sudah jatuh lebih dulu dari sepeda disaat bersamaan ada orang yang hendak melintas. Karena menghindari anak kecil itu akhirnya orang tersebut menabrak trotoar jalan dengan keras hingga lukanya cukup parah dan akhirnya segera dibawah ke rumah sakit terdekat. Setelahnya Pelangi sudah tidak tau apa-apa lagi. Gadis itu langsung meninggalkan tempat kejadian ketika anak itu sudah bertemu dengan orang tuanya. Niatnya memang hanya keluar sebentar untuk membeli beberapa cemilan di supermarket lalu kembali ke rumah.

"Siapa sih iseng banget" Pelangi menutup matanya karena silau lampu mobil yang berhenti tepat dihadapannya. Seseorang keluar dari sana dengan setengah berlari.

"Lo nggak apa-apa?"
"Kenapa bajunya penuh darah?"
"REMBO JAWAB!"

"Rembo siapa?" tanya Pelangi bingung saat Semesta menyebut nama Rembo.

"Itu nggak Penting. Gue tanya kenapa bajunya penuh darah?"

Pelangi menepis tangan Semesta yang memegang bahunya "Paan sih. Nggak apa-apa"

"Nggak apa-apa gimana. Bajunya penuh darah"

"Emang nggak apa-apa"

"Jangan bikin Gue khawatir.  Coba kalau gue tanya lo langsung jawab" ucap Semesta terlihat begitu panik

"Coba kalau gue ngejawab lo langsung percaya" balas Pelangi dengan marah

“Terus kenapa bajunya_”

"Tadi gue bantuin anak kecil yang  kecelakaan di depan. Darahnya nempel dibaju gue"

"Syukurlah"Mendengar itu Semesta langsung menghembuskan nafas lega. Ia benar-benar khawatir akan Pelangi.

"Syukur gimana. Ada orang lain yang masih belum jelas hidup atau nggaknya. Dia lagi di bawa ke rumah sakit" Ucap Pelangi sewot tapi ujung-ujungnya malah curhat dadakan.

"Bukan sama kejadian itu tapi gue bersyukur lo nggak apa-apa"

"Jangan biasain khawatir sama gue. Nggak pantas dan guenya juga nggak suka" ucap Pelangi lagi membuat Semesta merasa di tampar. Setega itu Pelangi bicara begitu padanya padahal niat Semesta baik.

"Sorry kalau supir nggak pantas khawatirin majikannya" ucap Semesta hampir tak terdengar sama sekali.

"Gue duluan" ucap Pelangi dan kembali melanjutkan langkahnya. Dalam diam Semesta ikut berjalan di belakang Pelangi meninggalkan mobilnya di tepi jalan.

PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang