Pelangi bersenandung kecil menuruni tangga rumahnya. Moodnya pagi ini sedang membaik karena perjanjiannya dengan Semesta kemarin. Ia jadi semangat untuk mengerjai cowok sok ganteng itu.
"Pagi mama papah" sapanya saat melihat kedua orang tuanya berada dimeja makan.
"Dih sok ceria" Ketus Vanila yang berjalan sambil menenteng tas dan perlatan melukisnya.
"Sirik aja sih"
"Pelangi ada teman lo katanya jemput" Teriakan kak Ando dari luar membuat Pelangi dengan cepat menyalami tangan mama dan papahnya.
"Ma, Pa Pelangi berangkat"
"Loh sarapannya belum dimakan" ucap mamanya mengingatkan
"Nanti aja. Sekarang Pelangi udah punya asisten pribadi jadi gampang kalau mau pesan makan" Teriak gadis itu dari teras sedang memakai sepatunya.
Mendengar teriakan Pelangi, papa mamanya hanya geleng kepala. Mereka sudah terbiasa menghadapi sikap aneh ke empat putrinya yang tengah pubertas.
"Kak Ando. Pelangi berangkat Assalamualaikum" Ucap Pelangi setengah berteriak ketika melewati Ando yang tengah membersihkan motornya didepan rumah
"Selamat pagi setaaan" sapa Pelangi pada Semesta
"Ceria banget"
"Iya dong kan mau nyiksa lo"
Spontan Semesta mengacak rambut gadis itu membuat Pelangi melotot.
"Eitss.jangan lancang sama bos. Kita udah janji kemarin"
"Sorry gue lupa"
Pelangi masuk kedalam mobil Semesta namun keluar lagi saat menyadari sesuatu. "Gue lupa. Lo harus bukain pintu buat gue. Kan lo babu"
Semesta menghela nafasnya, ia belum pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. Tidak salah jika cowok itu sedikit merasa emosi namun ia tetap menuruti perintah Pelangi. Membukakan pintu mobilnya untuk gadis itu.
"Nih sarapan lo" Semesta meletakkan sebuah kotak makanan didepan Pelangi.
"Makasih Babu" Pelangi membuka kotak makannya dengan riang kemudian menyantap isinya sambil sesekali bersenandung.
"Pelan-pelan makannya" Ucap Semesta mengingatkan.
"Lo bawa minum nggak?"
"Gue lupa beliin lo"
Semesta segera menepikan mobilnya ditepi jalan dan keluar mencari kios terdekat. Pelangi merasa puas sekarang. Ia pastikan Semesta tidak akan lama lagi pergi dari hidupnya.
"Nih" Semesta menyodorkan plastik berisi beberapa minuman untuknya.
"Makasih" ucapnya tersenyum riang.
Semesta tidak menanggapi, ia kembali melajukan mobilnya menuju sekolah. Sepanjang perjalanan cowok itu tidak mengatakan apapun. Pelangi juga tidak berniat untuk berbicara ia hanya sesekali bersenandung kecil untuk membunuh rasa bosan.
Sesampainya disekolah Pelangi tidak langsung turun karena ia menunggu Semesta yang membukakan pintu untuknya. Saat pintu disebelahnya terbuka barulah ia turun dari mobil dan menggendong tas mungilnya.
Seketika tatapan orang-orang tertuju padanya dan Pelangi malah membalas tatapan mereka satu persatu tanpa rasa takut. Ia sangat tidak suka dengan orang-orang yang banyak urusan.
Semesta berjalan dibelakangnya dalam diam. Saat sampai di lobby Pelangi merasa jika Semesta tidak ada dibelakangnya. Cewek itu menoleh dan benar, Semesta masih jauh dibelakangnya. Ketika Pelangi berbalik hendak melanjutkan langkah, ia malah melihat Ayuna dan Bintang disana. Pantas saja Semesta tidak mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
Teen FictionPertemuan pertama bisa mempengaruhi bagaimana penilaian seseorang. Sama halnya lo dan dia. Gue suka dia pokoknya gue maunya dia. Bukan lo karena bagi gue lo itu iblis dan dia adalah malaikat. Hanya satu yang belum bisa gue tentuin. Diantara keduany...