29-Jangan Cuek!

7 1 0
                                    

"Lang, lo kenapasih? Kekurangan vitamin atau lagi ngerubah hobi jadi tidur mulu?"  Dedy menutup game di ponselnya. Berbalik melihat Pelangi yang sedari tadi hanya meletakkan kepalanya begitu saja di atas meja.

Tak bergeming, gadis itu tidak merubah posisinya ia hanya memainkan jari-jarinya membuat Dedy berdecak kesal.

"Patah hati?"

"Belum makan?"

"Gangguan pencernaan?"

"Atau datang bulan"

"Sssstt...diem" tiba-tiba tangan kanan gadis itu terangkat membekap mulut Dedy hingga cowok kulit sawo matang itu berhenti bertanya.

"Ded"

"Hmmm" Dedy hanya berdeham sambil menjauhkan tangan Pelangi dari mulutnya secara paksa

"Kalau cowok yang dulunya ngegas banget gangguin kita tapi tiba-tiba ngaku nyerah. Dia punya masalah apa ya?"

"Yah mana gue tau Lang. Setiap orang punya masalah yang beda-beda"

"Ah lo ketua kelas nggak guna"

Dedy melebarkan matanya mendengar ucapan Pelangi "Lang gue jadi ketua kelas buat ngontrol murid di kelas bukan lagi mempelajari masalah manusia"

"Lo harus tau biar lo tau masalah teman-teman lo apa" ucap Pelangi ngegas lalu berdiri dari duduknya dan berjalan keluar kelas.

"Kalau gitu nggak akan ada yang mau jadi ketua kelas. Masa iya harus tau masalah semua orang, kalau gitu nggak usah sekolah jadi presenter gosip aja gue" cibir Dedy tidak terima dengan ucapan Pelangi.

Pelangi berjalan menyusuri koridor dengan muka di tekuk. Moodnya sedang tidak baik semenjak keluar dari ruang UKS tadi pagi. Ucapan Semesta cukup mengganggu pikirannya.

Wajar jika Pelangi bertanya-tanya kenapa cowok jangkung itu tiba-tiba mengucapkan kata-kata seperti itu. Padahal sejak kemarin Pelangi tidak mengatakan apa-apa pada Semesta. Biasanya juga Pelangi memberontak dan mengusir cowok itu agar pergi dari hidupnya tapi Semesta tidak peduli dan terus datang dengan sifat menjengkelkannya. Namun, kali ini kenapa Semesta tiba-tiba berubah?

Tanpa sadar Pelangi malah berjalan ke arah UKS dan masuk di sana menemui Semesta yang kebetulan saat ini sedang menatapnya dengan sebelah alis yang terangkat membuat Pelangi berdiri kaku di depan pintu. Gadis itu terlihat kikuk kenapa dia ke UKS padahal tadi niatnya mau ke kantin menyusul Midun dan Ify.

Dengan pelan gadis itu berjalan mendekat ketempat Semesta berbaring. Lebam di wajah cowok itu terlihat sangat memprihatinkan. Ingin sekali Pelangi berteriak untuk menanyakan penyebab luka-lukanya hanya saja Pelangi tidak mau di anggap perhatian oleh cowok super menjengkelkan di hadapannya itu.

"Keluar!" Ucap Semesta sambil memejamkan matanya.

Pelangi perlahan duduk di kursi dekat brangkar tempat Semesta berbaring.

"Keluar nggak!"

Pelangi masih diam enggan mengabulkan permintaan Semesta. Hingga cewek itu membulatkan matanya saat tiba-tiba Semesta menoleh kearahnya dan menatapnya tajam. Jauh berbeda dengan Semesta biasanya yang menatap Pelangi usil. Tatapan kali ini adalah tatapan yang sama saat pertama kali Pelangi bertemu dengan cowok itu.

"Kalau lo nggak mau gue yang keluar" Semesta mencoba bangun dari posisi tidurnya hendak beranjak namun segera di cegah oleh Pelangi.

"OKE. GUE YANG PERGI" Cewek itu bergegas berdiri "Lo kenapa sih. Kemakan omongannya Disya yang mana sampai-sampai lo mendadak cuek begini sama gue. Harusnya yang marah tuh gue, kemarin gue butuh lo untuk jemput gue tapi lo nggak angkat telpon gue." Semesta hanya menatap Pelangi datar saat cewek itu mencak-mencak marah di hadapannya.

PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang