21-Pelangi Untuk Semesta

8 2 0
                                    


Mama

Sem keadaannya gimana?

Lambungnya udah nggak perih?
Ingat jangan makan makanan berminyak dulu.

Jangan bandel kalau di kasi tau
Karena kalau sakit  kamu juga yang menderita

Ingat jangan makan makanan berminyak

Pake jaketnya sekarang udah musim hujan.

Tak sengaja Pelangi membaca notifikasi yang masuk di ponsel Semesta.  Ada banyak sekali pesan dari kontak yang sama Pelangi tak membacanya sampai bawah.

"Siapa yang ngirim pesan?" Tanya Semesta masih memejamkan matanya. Cowok itu berbaring di atas brangkar di UKS dan Pelangi yang duduk di sebelahnya tepat disebelah kaki Semesta. Dekat dengan nakas tempat Semesta meletakkan ponselnya.

"Nama kontaknya mama"

"Berarti itu dari mama gue"

"Iyalah masa dari mama gue" ucap Pelangi ketus.

*Kalau dari mama lo berarti bukan itu nama kontaknya"

"Terus apa?"

"Mertua argggsss" Ucap Semesta kemudian meringis karena Pelangi memukul kakinya dengan kasar.

"Lo tuh kalau sakit, sakit aja. Nggak usah sakit campur nyebelin malah makin nyebelin"

"Lo kalau niat rawat gue rawat aja nggak usah campur dengan nyiksa malah makin sakit guenya"

"Gue nggak niat rawat lo"

Pelangi melemparkan ponsel Semesta ke atas perut cowok itu. "Tuh baca sendiri"

Pelangi melihat Semesta mencebik  setelah membaca pesan mamanya.

"Nggak mama, nggak Eja, nggak lo semuanya ngomelin gue"

"Lagian lo juga covernya aja tukang pukul isinya anak mami. Masa kena hujan dikit aja langsung sakit. Dih lemah" ledek Pelangi

Semesta tak menanggapi, ia memberikan ponselnya pada Pelangi untuk disimpan diatas nakas. Cowok itu memejamkan matanya  sembari meletakkan tangannya diatas dahi merasakan betapa panasnya tubuhnya saat ini.  Terdengar suara derap langkah kaki memasuki ruangan membuatnya kembali membuka mata.

"Ini buburnya dimakan dulu baru minum obat" Mba Agni, penjaga UKS sekolah datang membawa kantong plastik berisi makanan dan beberapa obat penurun panas.

"Makasi mba" ucap Pelangi mengambil kantong plastik dari tangan mbak Agni.

"Eh bangun. Makan dulu"

"Suapin" rengek Semesta membuat Pelangi tak segan-segan memukul lengannya. Sebuah rintihan kecil terdengar dari mulut cowok itu yang tersiksa dengan perlakuan Pelangi.

"Kalau mau sehat makan sendiri tapi kalau mau mati sini gue suapin sekalian dengan sendok-sendoknya lo makan"

"Mba dia kasar banget mba" Semesta mengadu pada mba Agni yang hanya geleng-geleng kepala  melihat tingkah keduanya.

Dengan terpaksa Semesta bangun dan mengambil kotak  plastik  yang berisi bubur  tersebut dari tangan Pelangi bersamaan saat ponselnya berdering tanda ada yang memanggil

"Nyokap lo" ucap Pelangi setelah membaca nama kontak yang tertera dilayar.

"Nggak usah di angkat palingan mau ngomel"

Pelangi menuruti tanpa menanggapi lagi. Namun tak lama setelah itu sebuah notifikasi kembali masuk ke ponsel Semesta membuat Pelangi berdecak sebal

PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang