6-Bintangku

44 25 8
                                    

Pukul lima lewat barulah mereka meninggalkan rumah Pelangi. Karena Ify keasyikan bermain dengan Senja sementara Midun dan Dedy yang memilih bermain layangan dengan anak-anak komplek Pelangi. Ada-ada saja. Masa kecil yang kurang bahagia.

"Pelangi ambilin popoknya Senja di kamar dong. Gue lagi ribet nih" ucap Jingga yang sedang memakaikan Senja bedak dan minyak telon di ruang keluarga. Bayi kecil itu baru saja di mandikan oleh Jingga.

"Bentar" teriak Pelangi dari dapur. Ia sedang membuat jus buah naga kesukaannya.

Ia meletakkan jusnya di atas meja makan dan berjalan menuju kamar Jingga yang ada di lantai dua berdekatan dengan kamar Melati dan Mawar dan kamar Vanila. Sementara kamar Pelangi berada di ujung di samping kamar Vanila. Kamar yang menurutnya paling tenang karena Vanila anak yang malas bicara tapi yang malah jadi masalah Vanila yang tidak tenang karena berdekatan dengan Pelangi yang berisiknya minta ampun kalau boneka kura-kuranya hilang.

Pelangi kembali ke ruang keluarga dengan membawa barang yang di suruhkan oleh Jingga " Kak Melaaaaaa ngapain lo?"

Pelangi meletakkan popok secara asal di hadapan Jingga. Dan matanya nyalang pada orang yang duduk santai di sofa sambil menikmati jusnya begitu nikmat.

"Itu minuman gue" teriak Pelangi kesal tapi ia tidak mengambil minumannya dari tangan Melati.

"Pelangi jangan teriak-teriak" ucap mama yang berjalan dari dapur.

"Pokoknya gue nggak mau tau bikinin ulang. Ih nyebelin banget sih lo kak" gerutu Pelangi lalu duduk di samping jingga yang sedari tadi sibuk mengurus anaknya tanpa mempedulikan Pelangi dan Melati yang setiap saat seperti kucing dan tikus tak pernah akur.

Melati tidak menghiraukan Pelangi dan hanya menikmati minumannya dalam diam. Melati memang suka kalau Pelangi marah-marah karena kalau Pelangi tidak marah padanya dalam sehari berarti adiknya itu sedang tidak sehat.

"Bikinin nggak" ancam Pelangi masih melotot ke arah Melati yang masih tidak menghiraukannya membuat Pelangi ingin menjambak rambut perempuan itu tapi ia takut karena ada mamanya di sana sedang bermain-main dengan Senja

"Ambilin...."

"Ambilin apa lagi kak. Nyuruh mulu. Gara-gara kakak nyuruh gue jadinya si lampir satu itu minum jus gue dan lo nggak larang dia lagi" belum selesai Jingga berbicara Pelangi sudah nyosor duluan membuat Jingga mendorong pelan kening adiknya itu.

"Kakak belum selesai ngomong udah di sambar aja yah"

"Gue lagi sebal. Lihat noh si bunga kuburan" ia menunjuk Melati "Dari tadi bikin gue kesel. Udah boneka kura-kura gue di telantarin sama dia sekarang malah rebut minuman gue. Kan siapa yang nggak sebel coba"Pelangi mengomel

Jingga geleng-geleng kepala " Mawar ambilin makanannya Senja dong. Tadi udah Aku buatin"

Jalan aman. Mawar adalah yang terajin dan paling sabar diantara mereka. Di suruh apa aja mau dan tidak banyak komentar. Tak lama setelah itu Mawar datang membawa bubur Senja di mangkok putih

"Muka lo kenapa di tekuk gitu?" Tanya Mawar saat melihat Pelangi yang memasang wajah murung dengan alis yang mengkerut.

"Lihat aja kembaran lo" kata Pelangi lalu berdiri. Saat ia melewati Melati ia sengaja menginjak kaki Melati membuat cewek itu mengerang kesakitan

"AOOOOOO KAKI GUE SAKIT. LAKNAT LO PELANGI" Teriakan Melati membuat mamanya melotot ke arahnya dan mendapat lemparan popok dari Jingga

"Omongannya yah. Di jaga, ingat lo itu perempuan" Jingga memarahi Melati membuat cewek itu memanyunkan bibirnya.

PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang