Jam istirahat sekolah Pelangi sibuk di perpustakaan bersama Dedy. Lagi-lagi ketua kelasnya itu membebani nya untuk mengatur beberapa buku bahasa indonesia yang menurut Pelangi sangat membosankan. Tak hanya Pelangi, Ify dan Midun pun ikut serta. Dedy adalah murid kesayangan guru bahasa indonesia karena keahliannya membaca puisi. oleh karena itu Dedy sering di suruh ini itu
oleh Ibu Tri."Neng, Lo marahan lagi sama Kak Sem?" Tanya Midun penasaran.
Pelangi menggeleng "Ngapain marahan, kayak ada hubungan aja" jawab gadis itu enteng.
"Kan lagi deket" cerocos Dedy sembary merapikan buku-buku di rak atas.
"Nggak dekat banget" bantah Pelangi. ia memang merasa tidak sedekat itu dengan Semesta.
Mendengar itu Midun mengangguk-angguk mencoba menyingkronkan apa yang ia lihat tadi pagi " Gue pikir setiap pagi lo bareng dia ke sekolah. tapi pagi tadi dia sama kak Disya bukan sama lo" Ucap Midun jujur.
Sontak Pelangi dan Ify menoleh melihat Midun
" Maksud lo?" Tanya Ify"Kak Sem sama Kak Disya ke sekolah bareng. gue juga lihat tadi pagi" Ucap Dedy dengan ekspresi biasa saja.
"Katanya dia suka sama lo. Gimana sih?" Ify menoleh melihat Pelangi yang memasang muka datar.
"Yah suka doang" Midun meremehkan.
Mereka bertiga mendadak mendekat pada Pelangi membuat gadis itu mendorong pelan Midun dan Dedy untuk menjauh.
"Lang lo terlambat sadar deh kayaknya" bisik Dedy mulai memprovokasi
"Kak Sem nggak salah pilih sih. Kak Disya montok" sambung Midun ingin menjatuhkan
" Padahal Kak Sem baik, ganteng, kaya, pintar" Dedy mulai lebai membuat Pelangi dan Ify memutar bola mata jengah.
"Jadi ini yang dimaksud Maudi Ayunda Cinta datang terlambat". ucap Midun sambil menyanyikan sedikit lirik lagu Maudi Ayunda.
"Heh" ucap Pelangi datar tapi seketika kedua temannya itu berhenti nyerocos tidak jelas.
"Lo manas-manasin gue?" Tanya Pelangi
"Lo panas Lang?" Dedy balik bertanya dengan ekspresi wajah meledek membuat Pelangi ingin sekali menimpuk temannya itu dengan buku paket. Belum sempat Pelangi melakukan niatnya, cowok itu sudah meringis karena kena pukulan keras Ify.
" Kalian yah jadi teman gitu banget" omel Ify memukul Dedy dan Midun secara bergantian.
"Nggak jahat. cuma emang ada benernya aja. kayaknya ini deh yang di sebut cinta datang terlambat" Ucap Midun sambil mendorong lengan Ify yang masih ingin memukulnya.
" Menurut kacamata gue..."
"Lo nggak pake kacamata" potong Pelangi cepat ucapan Dedy gadis itu berdiri meletakkan buku paket yang di pegangnya tadi secara asal. ia keluar dari perpustakaan dengan raut wajah yang kesal membuat Ify menyalahkan Midun dan Dedy yang sudah membuat mood Pelangi jelek.
Pelangi berjalan ke koridor menuju lapangan basket, gadis itu sebenarnya tidak tau hendak kemana, hanya karena ucapan Midun dan Dedy membuatnya
kesal. Kalau di pikir-pikir kenapa juga Pelangi kesal. Apa perasaan gadis itu sudah berubah.dekat dari lapangan Basket Pelangi menghentikan langkahnya saat melihat di seberang lapangan tepat di koridor lab komputer. Disana ada Semesta yang tampak berbincang hangat dengan Disya. Sesekali Semesta tersenyum saat berbicara dengan gadis itu. Fokus Pelangi terarah pada sepatu yang di kenakan Disya. Sepatu yang di beli Semesta kemarin saat bersamanya. Betul sepatu couple yang Pelangi tolak.
entah kenapa Pelangi merasa terganggu dengan itu. ada rasa tidak terima gadis itu saat melihat Disya yang memakainya. Padahal jelas-jelas Pelangi sudah menolak sepatu itu. tapi tetap saja kenapa harus Disya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
Teen FictionPertemuan pertama bisa mempengaruhi bagaimana penilaian seseorang. Sama halnya lo dan dia. Gue suka dia pokoknya gue maunya dia. Bukan lo karena bagi gue lo itu iblis dan dia adalah malaikat. Hanya satu yang belum bisa gue tentuin. Diantara keduany...