3.Bersama Semesta

58 26 10
                                    

Hari selasa pagi. Jadwal olahraga untuk kelas X. Bahasa yang bersamaan dengan kelas XII. Ips 1. Kelas Disya si model yang tak pernah suka dengan Pelangi semenjak cewek itu masuk di SMA Angkasa.

"Neng mau minum nggak?" Midun menyodorkan sebotol air mineral pada Pelangi.

"Makasih Midun. Midun baik deh" Pelangi menerimanya dengan senang hati sambil tersenyum begitu manis ke arah Midun.

"Lo kalau lagi senyum cantik juga Lang"  puji Dedy yang langsung di beri pelototan tajam dari Pelangi.

Materi olahraga mereka hari ini adalah lempar cakram dimana siswa secara bergantian mempraktekkan tehnik dalam melempar. Kebetulan Pelangi, Dedi dan Midun sudah mempraktekkannya jadi mereka bisa beristrihat. Kecuali Ify  yang masih di lapangan menunggu giliran.

"Kak Disya. Cantik yah. Bohai" puji Dedy saat melihat Disya sedang bermain basket di lapangan yang kebetulan bersebelahan dengan lapangan mereka.

"Dia kan model. Montok lah" ucap Midun membuat mereka bertiga tertawa. Tawa mereka di lihat oleh Disya membuat gadis itu melihat ke arah Pelangi dengan tatapan tidak suka.

Midun langsung menghentikan tawanya saat melihat Disya berjalan ke arah mereka. 
"Eh lo ketawain gue yah?" Disya langsung mendorong pundak Pelangi cukup keras namun yang di dorong malah menatap Disya dengan datar.

Dia tidak ambil pusing jika diperlakukan seperti itu. Baginya biasa saja tidak ada sensasinya . Pelangi tidak takut sama sekali. "Kalau lo sirik sama gue bilang"cecar Disya lagi namun tak ada perlawanan dari Pelangi.

"Dasar yah lo. Sok cari perhatian"
"Dari MOS gue emang nggak suka sama lo. Sok cari pamor di sekolah ini"
"Gerakan menari lo nggak ada bagus-bagusnya. Biasa aja"

Pelangi masih saja diam membuat Disya merasa bahwa perlakuan Pelangi padanya benar-benar kurang ajar. Saat Disya ingin menampar Pelangi, tangannya malah di tahan duluan oleh cewek itu. Pelangi meremas tangan Disya dan memutarnya membuat Disya meringis kesakitan.

Pelangi menahan tangan Disya cukup lama dan cewek itu terus meronta untuk minta di lepaskan. "Lo tau, gue malas bicara sama orang yang banyak omong kayak lo. Nikmatin aja dulu sakitnya tangan lo gue putar kayak gini" Pelangi semakin menekan pergelangan tangan Disya. "Gue malas di ganggu. Dan lo selalu ganggu gue. Sekali lagi lo ganggu gue bukan tangan lo yang gue putar. Leher lo sekalian" Pelangi menekan setiap kalimatnya dan melepaskan tangan Disya dengan sedikit dorongan membuat cewek itu tersungkur di tanah.

Pelangi meninggalkan Disya yang meringis kesakitan. Beberapa temannya datang membantunya berdiri. Midun dan Dedy melongo melihat kejadian itu.
"Si eneng. Cakep-cakep tapi sadis" Midun geleng-geleng kepala dan mengikuti Pelangi yang sudah kembali ke tengah lapangan dengan tenang.

"Lang lo kok berani sih sama kak Disya?" bisik Dedy

"Ngapain takut sama dia? Lo takut sama dia?" Pelangi malah bertanya balik.

Dedy mengangkat kedua bahunya tanda tidak tau. Kalau mau kayak tadi sih Dedy nggak berani karena Disya perempuan. Tapi kalau Dedy mau yah bisa aja. Tapi masa iya ia lawan perempuan.

"Ke kantin yuk. Gue udah selesai" Ify datang dan menarik tangan Pelangi. Kelas mereka sudah selesai dan masih ada waktu sekitar 15 menit untuk ganti pakaian sebelum jam kedua. Tapi karena guru di jam kedua berhalangan datang jadi apa salahnya mereka ke kantin untuk mengisi perut.

"Fy lo nggak takut temenan sama Lang?" Tanya Dedy saat mereka berjalan ke kantin.

Ify menggeleng "Nggak. Emang kenapa?" Tanya Ify.

"Kenapa lo udah nggak mau temenan sama gue. Ya udah lo temenan aja sana sama si Disya. Model yang menurut lo MONTOK"

Pelangi menekan kata Montok. Ia berjalan lebih dulu menuju kantin meninggalkan ketiga temannya.

PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang